"Seriusan Aji memadu lo?"tanya Oca melirik Airin dari kaca spion,saat mereka diperjalanan menuju rumah Airin menggunakan honda matic milik Oca.Airin mengangguk,"kenapa lo gak cerita sama gue?"teriaknya karena suaranya terkalahkan oleh bisingnya jalan karena dipadati oleh kendaraan lain.
Airin diam sejenak,"gue gak mau nambah masalah di kepala lo. Lagian kalau gue cerita sama lo, toh mas Aji tetap nikah, kan?"
Oca berdecih,"ia enggak sih. Tapi, setidaknya lo cerita juga lah"kekeuh Oca.
"Lah ini udaa cerita"kata Airin cepat.
Oca menggelengkan kepalanya, dia sudah kehabisan kata-kata jika menghadapi Airin.
Oca memutuskan fokus dengan jalannya. Karena didepan sana seperti ada kecelakaan."rin ada yang kecelakaan tuh"kata Oca mengerem saat tiba di dekat lokasi kecelakaan. Airin melihat segerombolan orang yang sedang membantu pengendara mobil yang menabrak pohon pinggiran jalan.
Oca dan Airin mencoba mendekati ingin melihat si pengendara yang baru saja keluar dari mobil itu, tetapi badan mereka kalah tinggi dengan bapak-bapak dihadapan mereka."bapak gak apa-apa"tanya salah satu bapak yang ikut menolongi dia.
"Gak papa pak, saya baik-baik aja. Makasih sudah nolongin"hanya suaranya saja yang dapat didengar Airin dan Oca.
"Apa perlu kami antar kerumah sakit?"tawar bapak berkaca mata.
"Trimakasih pak, gak perlu susah-susah. Nanti teman saja yang akan menjemput"tolaknya halus. Kemudian, beberapa orang mulai meninggalkan lokasi. Dapat Airin lihat kening pria itu terluka. Seperti seorang Ustadz mungkin!karena gaya berpakaian dan juga menggunakan peci.
"Kasihan pohonnya pak"kata Oca sedikit kuat sehingga membuat para bapak-bapak dan si korban melihatnya dengan tampang cengo.
Airin menepuk jidadnya,"lain kali hati-hati dong pak bawa mobilnya. Kasihan itu pohon nya, kan dia gak salah apa-apa. Mobilnya juga kasihan itu"lanjutnya menunjuk sebuah pohon-yang keadaannya masih utuh dan mobil yang keadaanya baik saja,walaupun lecet sedikit-sehingga tak memikirkan perasaan si korban.
Si korban berdiri saat melihat manik coklat legam milik Airin. Airin yang dilihat seperti itu hanya membalas dengan senyuman."Kalau gak bisa bawa mobil, sini pak kasih ke saya aja kbgstagajah"buru-buru Airin menutupi mulut Oca, takut Oca mengumpat lebih menyakitkan."maafkan teman saya bapak semua, teman saya lagi ada masalah dalam kejiwaannya"ucap Airin berbohong sehingga Oca memberontak agar Airin melepaskan dekapan di mulutnya.
"Saya permisi ya pak"izin Airin yang mendapat anggukan dari bapak-bapak yang menolong, terkecuali si korban yang masih melirik Airin.
Airin menarik Oca agar menjauh dari kerumunan tersebut dan membawanya kearah honda yang terparkir tidak jauh dari mereka. Saat mereka pergi ada tatapan yang tak lepas saat pertemuan kedua iris coklat itu.
"Kebiasaan deh congor mu itu"kata Airin menyentil mulut Oca. Oca tambah memanyunkan bibirnya.
"Kan gue gak salah. kan bener yang gue bilang! Dia aja yang gak pande bawa mobil, palingan OKB itu mah, baru belajar. Masa, pohon diam anteng begitu bisa ketabrak?gak logis banget gak sih ...?"katanya tetap membela diri sendiri.
Airin menggelengkan kepalanya,"emang lo pande BAWA mobil?"sindir Airin sembari memakai hlem nya.
Oca melirik Airin,"ya enggak lah"ucapnya sewot.
"Ia udah. Kalau gak pande, jangan julid sih."
Oca menaiki motornya,"karena dia gak pande maka nya gue julid. Coba kalau dia pande kan gue diem. Lagian, gue nyadar gue gak pande. Maka nya gue pakai motor"katanya tetap kekeuh dengan keyakinanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Tak Utuh (On going)
ChickLit[Slow update] Takdir Bukanlah Alasan! Perjanjian yang melukai hati seorang wanita malang. Airin, dialah wanita itu! Masalah hidupnya terlalu rumit, menyedihkan dan menjijikan. Berada di tengah kebimbangan. Antara dua pilihan, bertahan atau menyerah...