28. Kita!

1.1K 43 8
                                    


"Dari mana aja kamu mas?"suara nyaring itu membuat langkahku terhenti diruang tamu. Siapa lagi kalau bukan istri tersayang ku yang bertanya!

Ku lihat dia sedang membaca beberapa majalah fashion. Dengan mimik wajah yang terlihat kesal. "Mas. aku nanya, kamu dari mana?"kedua kalinya pertanyaan yang sama ia lontarkan.

"Dari kantor!"

"Dari kantor?atau kerumah Airin?"

Aku memutar mataku jengah,'bukannya dia sudah membuktikannya sendiri!'.

"Bukannya kamu udah dari sana?"tanyaku ketus.

"Emang!"

"Terus?"pancingku.

Dia menutup buku majalah tersebut dan mendekat kearahku."ter ... us kamu gak ada disana!"katanya bertolak pinggang.

"Kenapa kamu gak percaya?"

"Bukan aku gak percaya"katanya mengelilingi ku,"bisa aja kan, kamu bersembunyi. Biar aku gak tahu!"lanjutnya.

"Kamu kok gini sih?"

"GINI GIMANA SIH MAS?"ucapnya membentak.

Aku mengusap wajahku dengan kasar. Semejak menikah dengan Sindi, darah tinggiku selalu digoda.

Aku kira, setelah aku menikah dengan Sindi hidup ku akan terasa sempurna dan paling beruntung, karena rasa cintaku yang begitu besar terhadapnya. Tetapi, aku merasa akan kurang satu hal, yang membuat rasa ini sedikit hambar.

Aku meninggalkan Sindi, biarkan untuk waktu ini aku yang mengalah. Aku tidak ingin, karena hal sepele rumah tanggaku dengan Sindi hancur begitu saja.

"MAS!"

Begitu lah teriakannya setiap aku  mengelak dari interogasi yang tak berbobot miliknya.

*****

"Kamu ngehargain aku ngomong gak sih mas?"tanyanya dengan penuh penekanan.

Aku yang sedang melepaskan sepatu sedikit bersabar mendengarkan perkataan Sindi yang itu-itu saja.

"Mas"panggilnya lemah. Akhirnya dia melemah juga. Aku menatap wajahnya yang begitu sendu. Sebenarnya, aku merasa bersalah telah membentaknya tadi siang.

"Maafin mas ya"ucapku merentangkan tanganku. Tak lama, Sindi berhambur kedalam pelukanku.

Dia mengangguk dalam pelukanku. Aku tidak sanggup untuk bertaruh ego dengannya."aku maffin mas. Tapi, dengan satu syarat!"ucapnya meninggalkan pelukanku.

Mataku memicing,"apa itu?"tanyaku penasaran.

"Mas janji dulu"

Aku mengangguk,"iya mas janji"

"Syarat nya .... mulai hari ini mas jangan sebut nama airin dirumah ini!"ucapnya.

Aku menghela nafas sebentar."baik lah, mulai hari ini mas janji gak bakal sebut nama airin dirumah kita"

"Janji ya"ulangnya.

"Iya janji sayang."setelah mengatakan itu dia kembali memeluk ku.

ooOO*****OOoo

Maaf baru bisa update guys.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang