24. Aji indrajaya

490 23 0
                                    


Mas dimana?

Udah jam setengah lima ini!kenapa gak pulang?

Aku udah nungguin dari tadi nih.

Sederet pesan sedang menghantui diriku. Entahlah, aku lagi pusing dengan masalah ini. Meskipun aku tidak membalas pesannya, aku tidak akan menyalahkan Sindi, karena dia Cinta pertama ku.

Ting...

Aku menatap ponselku yang sedang berdenting, karena pesan dari seseorang yang baru saja masuk. Aji sedikit menyimpulkan sengumannya. Tertera disana,

'My in Love send you a message'

Dengan notif pesan dari orang yang sama, tetap dengan isi yang sama.

Mas kemana sih?

Kenapa cuma read doang!

Masih marah?kamu sih yang mulai duluan, bentak-bentak aku. Kamu tahu kan aku gak suka ada orang lain diantara kita!

Mas?

Kenapa gak dibales sih?

Aku telepon gak diangkat!aku chat gak dibales?...

Mau kamu apa sih?

Aku udah capek-capek ya mas buat chat kamu.Tapi balasan kamu cuma cuek.

Kamu gak ngertiin perasaan aku, ya! :(

Kembali Aku hanya membaca chat itu tanpa berniat untuk membalasnya. Sebenarnya, Aku sedikit kesal dengan sikapnya, tapi tetap aku katakan bahwa aku benar-benar mencintainya.

Airin!

Batinku berpihak kepada Airin saat ini. Sejauh ini, Aku belum siap untuk mengatakan yang sejujurnya kepada dia.

Aku juga mencintai Airin, tapi cintaku tidaklah sebesar cinta untuk Sindi. Entahlah, aku rasa seperti itu.

Seharusnya, dari dua malam yang lali.Waktunya aku tidur degan Airin, tapi karena Sindi jatuh dilantai kamar mandi lantas aku menginap dengan Sindi apalagi ditambah dengan masalah Airin dengan Bram.

Aku sangat sakit hati saat Bram mengutarakan bahwa Airin adalah kekasihnya. Nyatanya sudah jelas. Bahwa, aku adalah suami sah dimata hukum maupunpun agama.

Maka nya, malam itu aku meninggalkan Airin dirumah sendirian dengan hati yang terasa sesak.Meskipun, sepanjang malam itu Airin menghubungi ku tapi aku hanya membalasnya dengan sekenannya.

"Hai bro"sapa seseorang menepuk pelan pundak dan duduk disebelahku.

Aku memandang orang tersebut dan melirik ke setiap sudut cafe.

"Gue sendirian aja"katanya lancang padahal Aku tidak menanyakan itu.

Aku hanya cuek dan tidak terlalu menanggapi perkataan Bram. Karena aku tahu suasana akan canggung bila aku dan Bram bertemu, maka aku memainkan jariku diatas meja sehingga menimbulkan bunyi yang sedikit  mengganggu pendengaran Bram. Bram memperhatikan Aku yang sedang mengetuk-ngetuk meja."Lo ada masalah?"tanya Bram saat dari tadi ia datang diriku begitu tak bersemangat.

Aku menatapnya dan ku menganggukan kecil."Masalah apa?"tanyanya lebih lanjut.

Aku mengulum senyumnya,"biasa masalah rumah tangga"kataku santai.

Alis Bram terangkat sebelah,"cerita aja."

"Ini privasi"ucapku lantang.

Bram mengangguk mengerti.
"Ow ia. Gue mau nanya sama lo!"

Aku kembali melirik Bram,"nanya apa?"tanyaku pelan.

Bram berdehem sebentar,"lo kenal Airin kan?." Aku mengerutkan dahi saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Bram.

"Lo bisa kan kenalin gue sama Airin. Sepertinya, gue jatuh cinta deh sama dia"ucap Bram mengungkapkan perasaannya."lo ada gak nomor telepon nya?"lanjut Bram bertanya kepada orang yang tidak tepat.

Secara perlahan tangan ku mengepal.  Tidak seharusnya dia jatuh cinta dengan istriku. Sikap Bram dari dulu tidak berubah, meskipun ingatannya sebagian hilang tapi tidak membuatnya menjadi cowok yang  fu*k boy yang ia miliki ikutan hilang.

"Sudah sejauh mana kamu cinta dengan Airin?"tanyaku dingin.

Bram tampak menimang sesuatu dan menampilkan senyum khas nya, ah rasanya aku sedikit jijik dengannya. Setelah kejadian itu."Gue sih gak tau ya udah sejauh mana?tapi rasanya cinta gue udah terasa lama gitu."

Perkataan yang di lontarkannya membuat hati gue memanas,"gue  ngerasa gue cocok gitu dengan Airin. Airin itu tepikal cewek idaman gue tau gak! Kelihatannya soleha, baik, da-n ya meskipun lucu juga sih"

Aku membuang muka ku saat ia melanjutkan ucapannya yang begitu menjijikan, berani-beraninya dia memuji wanita ku. Di depan ku pula, plus secara langsung lagi nih anak ngomongnya.

Aku gak bakalan buat lo berdekatan dengan Airin lagi. Dan jangan pernah-pernah merampasnya dari gue lagi.

"Hei"kejut Bram membuyarkan lamunan ku, karena perkataannya dari tadi tidak aku respon.

"Gimana lo ada nomornya gak?"tanyanya balik.

Aku tersenyum palsu,"DETIK INI JUGA, LO JAUHIN AIRIN"

ooOO*****OOoo

Weleh-weleh Bram lancang banget uuuy.

Apa bener nanti Bram akan merebut Airin dari Aji lagi?

Tetap stay ya guys.

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang