27. Author pov2

619 28 1
                                    

Ptaak..

Sindi memegangi pipinya yang terasa panas, sementara Oca dan bi Ayum terkejut.

Airin sudah cukup menahan ego nya demi wanita dihadapannya ini."meskipun lo udah SAH jadi istri kedua. Tapi, lo gak berhak ya buat menginjakan kaki didalam kamar gue."

"Lo-"

"Gue belum selesai!"potong Airin dengan penuh penekanan."SEKALI LAGI. GUE BILANG, DAN LO HARUS DENGER INI BAIK-BAIK. MAS AJI GAK ADA DIRUMAH INI, SEKALI LAGI GAK ADA DIRUMAH INI"teriak Airin menunjuk Sindi.

"Lagian itu hak gue kalau mas Aji tidur disini. Tapi gue masih berbaik hati dan mau mengalah, eeh lo nya ngelunjak jadi orang"ucap Airin ketus.

Oca menepuk pundak Airin pelan,"ingat rin. Dia bukan orang tapi jelmaan iblis."

"Gue yakin mas Aji ada disini"kekeuh Sindi yang kesekian kalinya. Airin mengusap wajahnya dengan kasar. Oca mengepalkan tangan nya yang sudah mulai gatal.

"Kan jelmaan iblis mah susah kalau dikasih tau"cerocos Oca.

"Lama-lama telinga lo gue congkel pakai sekop, ya!"kata Airin sontoloyo."buruan lo keluar dari sini"teriak Airin memerintahkan Sindi untuk keluar dari rumahnya.

"Gue gak mau"tolak Sindi.

Oca menarik tangan Sindi menuju depan rumah."pergi gak lo!"perintah Oca lagi. Airin dan bi Ayum mengikuti dari belakang.

"ENGGAK"teriak Sindi melepaskan cengkraman Oca ditangannya.

"Kalau lo gak pergi. GUE SIRAM LO YA"ancam Oca hendak mengambil selang air yang ada disamping rumah.

"Gue gak takut"ucapnya lantang.

"Oww. Lo gak takut ya."

Oca berjalan mengambil selang tersebut dan menyalakannya. Kemudian, ia menyemprotkan air tersebut ke badan Sindi.

"iiih"teriak Sindi saat badan nya terkena air tersebut.

"Heum. RASAIN LO IBLIS. NIH.. NIH RASAIN. BIAR API YANG ADA DIBADAN LO PADA HILANG YEE KAN"teriak Oca menertawakan Sindi.

"Cukup ca. Cukup"kata Airin menghentikan tindakan Oca. Namun, Oca sama sekali tidak mendengarkan perkataan Airin.

Aksi tersebut dihentikan Airin dengan ia mematikan kran tersebut."cukup ca."

Oca hanya Memanyunkan bibirnya karena kesal aksi menyenangkan nya diganti oleh Airin.

"Lo balik sana. Gue jijik lihat muka lo. Atau mau gue siram lagi"ancam Oca kembali.

Sindi menghentakan kakinya"Argh. Minggir"teriaknya menyuruh bi Ayum minggir karena jalannya terhalang.

"Wuuu. Manusia laknatul!"teriak Oca menyoraki Sindi yang pergi dengan keadaan basah kuyup.

"Lo nih ca. Basah anak orang"lirih Airin.

Oca menjulurkan lidahnya,"biarin aja. Lagian gue belum puas tau gak"kesel Oca.

"Udah yok masuk."

*****

"SIAL"teriak Sindi didalam mobil.

"Kemana sih mas Aji?"

"Kurang ajar si gembel Oca. Awas aja lo juga termasuk target gue"ucap Sindi dengan kesal.

Sindi membawa mobilnya menuju kediaman nya. Seluruh tubuhnya terasa pengap sekarang.

"Oca berengsek"

"Aaarggh"

*****

Driiing...

Aji mencari-cari ponselnya yang berbunyi. Ia duduk dan mengucek mata sembabnya.

Ia menatap ponselnya yang terdapat panggilan dari Airin."waalaikumsalam rin"ucap Aji dengan suara seraknya.

"Mas dimana?"

Aji menatap seisi ruangan kerjanya."mas lagi dikantor."

"Tadi Sindi datang kerumah."

Kesadaran Aji kembali total."ngapain?"

"Entahlah. Dia cari mas, katanya gak pulang-pulang. Terus dia ngira mas tidur disini."

Aji bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jendela."terus kamu gak kenapa-napa kan?"tanya Aji.

"Enggak kenapa-napa. Yaudah Airin cuma bilang itu aja, mas sebaiknya pulang. Takut nanti dia tambah marah."

"ia. Kamu jangan lupa makan ya."

"Ia mas. Mas juga jangan lupa ya" kata Airin sebelum mengakhiri sambungan telepon.

Aji mengusap wajah nya. Ia merasa gusar saat ini. Kemudian, dia mencuci muka dan keluar dari ruangannya.

ooOO*****OOoo

Jodoh Tak Utuh (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang