Hari berjalan dengan tenang. Semua orang di sekolah terutama di kelas, sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Banyak dari mereka saling mengganggu, bermain, mengobrol, menghidupkan ponsel padahal masih jam pelajaran. Juga ada yang mengerjakan tugas yang diberikan guru guru mereka.
Dan anak perempuan berkacamata itu hanya melihat kearah luar, memandang ke arah lapangan yang sepi.
Dari jauh dia melihat anak perempuan masuk dari gerbang, anak perempuan yang tiba tiba membuat dirinya gelisah. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
Anak perempuan itu memakai pakaian biasa, berjalan bersama kedua orang tuanya dari gerbang. Juwa tidak pernah melihatnya sebelumnya.
Tepat sehari setelah Juwa melihat anak perempuan asing itu. Keesokannya anak itu masuk ke kelas Juwa bersamaan dengan kepala sekolah yang mengantarnya.
Anak perempuan berambut coklat panjang dan mata yang sedikit sipit, masuk melalui ambang pintu. Dia berdiri di samping meja guru. Tatapan gugupnya dan keheningan kelas membuat suasana menjadi canggung.
"Halo, perkenalkan saya Angel Narandra, salam kenal semua," ucapnya memperkenalkan diri.
Dia tersenyum ramah memandang ke penjuru kelas.
"Baik, Angel kamu bisa duduk di bangku pojok belakang dekat jendela," perintah guru mata pelajaran.
Juwa menunjukkan ekspresi seperti, Aku sengaja duduk dipaling ujung agar bisa duduk sendiri
"Baik, bu." Angel langsung berjalan ke arah meja Juwa.
"Tambah lagi anak perempuan di kelas," Sahut salah satu anak lelaki.
"Neng bagi nomor dong"
"Wuih Cantiknya"
Goda anak anak cowok di kelas.
"Ck," decihan keluar dari mulut Juwa. Dia sebal karena perlakuan anak lelaki yang suka menggoda anak perempuan di kelasnya.
"Sudah sudah, baik kita lanjutkan pelajarannya. Buka bab 6 halaman 213"
"Hei. Nama gue Angel, nama lo siapa?" tanya anak perempuan yang baru duduk di sampingnya.
"Gue Juwa," jawabnya singkat.
Angel mengulurkan tangannya.
"Ngapain?" tanya Juwa melihat Angel dan tangannya secara bergantian.
"Uluran tangan, tanda perkenalan. masa lo ga tau?"
Juwa membalas uluran tangan Angel, kemudian kembali melamun memperhatikan lapangan yang sepi lagi.
Jangan bertanya kenapa dia tidak memperhatikan kelas. Guru guru dikelasnya selalu memandang dirinya aneh dan tidak sopan.
Sesekali dia memperhatikan dan mencoba untuk menjawab pertanyaan dari guru gurunya, tapi dia seperti tidak terlihat dan malah anak lain yang ditunjuk untuk menjawab.
Jam istirahat
Seperti biasa di kantin ramai anak murid mengantri untuk mengambil makan siang mereka. Kantin yang selalu ramai setiap harinya.
Seperti biasa setiap hari dan setiap saat jalan menuju ke kantin selalu saja ramai. Perundungan setiap hari. Seperti ini lah sekolah yang katanya "sekolah terbaik".
Jika seorang siswa dari golongan menengah kebawah pasti akan di rundung dan uangnya dirampas. Jika mengadu, bukannya mereka mendapat pembelaan dari guru malah dapat surat panggilan orang tua.

KAMU SEDANG MEMBACA
6 ANGEL
Fantasy✨✨✨ Berawal dari Anak biasa, murid baru,korban bully,atlet Volly,dan ketidak sengajaan Mereka akhirnya berkumpul setelah bertahun tahun berpisah mereka memiliki apa yang tidak dimiliki manusia lain Mereka tidak langsung berbahagia tetapi mereka memp...