Perjalanan

96 29 5
                                    

"Apa masih jauh lagi?" tanya Nadya. Dia sudah berjalan lebih lambat dari sebelumnya.

"Masih. Lo kalah sama Snow? Dia hewan salju dan tempatnya bukan disini, tapi dia masih semangat," ucap Chaca menunjuk Snow yg sedang berjalan dengan Juwa.

Mereka berhenti di tengah perjalanan, "astaga makhluk itu masih ngikutin!" ucap Tasya mengira Abbot mengikuti mereka.

"Tunggu, ini bukan Abbot. Gue gatau ini apa, tapi jumlahnya lebih dari 10," ucap Angel memberi tau.

"Lo lanjut aja, gue sama Juwa yang ngadepin," Nadya memberi saran.

"Nggak nggak, gila Lo ya," tolak Andira.

"Batu banget," ucap Juwa. "Bawa dia deh, gue juga gak bisa naik sampe puncak. Lo mau gue mati?"

Tasya dan Angel langsung menggeret Andira yang berusaha melawan mereka. "Iya iya, gue jalan nih."

"Lo siap?" tanya Juwa. Nadya mengangguk yakin.

Mereka berempat melanjutkan perjalanan, sementara Juwa dan Nadya bertarung melawan makhluk makhluk aneh, yang sepertinya selalu berkeliaran di sekitar gunung berapi. Dan mengikuti mereka karena mencium manusia datang.

"1......2......3......4......5......" Juwa menghitung jumlah makhluk yang sudah dia bunuh. Satu persatu anak panahnya melesat dan tertancap di badan makhluk itu. Dia menggunakan panah biasa tapi tetap tidak menandingi kehebatan panahnya.

"1.......2......3......4......" Nadya juga menghitung makhluk yang ia bunuh. Dia menggunakan atraksi atraksi dengan pisau. Memang sudah ahlinya. Bukan pisau cahaya, melainkan pisau biasa yang bisa ditemukan di dapur. Dan dia mengambil punya Susan.

"yang terakhir nih," Juwa bergumam, dia mengambil anak panahnya. Tapi Nadya, sudah menancapkan pisaunya ke badan makhluk itu lebih dulu.

"Kalah cepet, SERI!" Nadya melompat karna hasilnya seri. Menandingi Juwa untuknya itu sesuatu yang membanggakan.

Beberapa makhluk yang tersisa pergi menjauh dan mengejar kearah Andira dan yang lainnya. Juwa dan Nadya tidak dapat mengejarnya karena kecepatan makhluk itu untuk berlari mirip seperti Cheetah.

"Sengaja sih gue," ucap Juwa. "Lo gak pinter bohong, jangan bohong sama gue," balas Nadya.

"Jadi kita kemana? mereka udah jauh" Nadya menanyakan itu sambil duduk dekat Snow.

"Gak usah ikutin deh. Panah gue juga tinggal sedikit. Nih udah pada patah semua." Juwa berjalan mengumpulkan panah yang masih bisa di gunakan.

Nadya juga memilih membakar makhluk makhluk aneh itu. Tidak nyaman melihat maya yang bergelimpangan di tanah.

"Snow, kok tadi gak bantu?" Juwa menanyakan itu sambil ngelus bulu snow.

"Juwa aku tau kalian berbisik apa saat di gerbang, makanya aku memilih berdiam diri disini," ucap snow.

"Ehh?! snow bicara?" tanya Juwa kaget.

"Ngomong ngomong, sepertinya Abbot mengikuti mereka, dia tidak memperlihatkan gerak geriknya," kaget Nadya berbicara panjang lebar.

Andira dan yang lain masih ngelanjutkan perjalanan. Angel sesekali membuat mereka tertawa dengan lelucon murahnya.

"Udah dong Ngel kalo gini mulu kita gak bakal nyampe, mana tuh makhluk masih ngikutin lagi," ucap Chaca sambil menghapus air mata hasil tertawanya.

"Iya iya, kalian gak laper apa?" tanya Angel dan duduk di batu.

"Lo mau istirahat aja bilang," Andira ikut duduk di sebelah Angel.

Mereka mengeluarkan makanan yang diberikan Susan tadi. Terlihat enak dan sangat menggiurkan.

Tasya ikut duduk di sebelah Angel, dan sekarang Angel terjepit oleh dua orang ini, "Sisa berapa hari sih?" tanya Tasya.

"Tinggal empat hari lagi. Dewa yang kita cari juga empat lagi. Tapi, gak tau sama dua anak yang ada di bawah sana, uda ketemu dewa yang lain atau belom," Andira melepas Senjata senjatanya.

6 Angel


"Kak apa yang kau lakukan?" tanya seorang wanita mendekat ke tepi danau untuk menemui Alena.

"Aku sedang mengawasi anak anakku. lihat dua adik mereka sedang bersantai dengan Snow, sementara kakak kakaknya kelelahan dan makan," ucap Alena tersenyum dan menjentikkan beberapa kali jarinya ke danau dan terlihat anak anaknya.

Dewi Alexa atau yang sering disebut Ratu es atau ratu salju, duduk tersenyum, "anak anakmu sudah besar kak dan dia akan menjadi pewaris bersama Bobby anakku," Alexa menunjuk Juwa yg sedang beristirahat dengan Nadya dan snow.

Alena mengangguk dan tertawa sambil masih memerhatikan danau yang masih terpampang anak anaknya yang sedang beristirahat.

"Ya, tapi sepertinya mereka sering bertengkar." ucap Alena.

"Kemana para Dewi lain? Dewi Arleta, Dewi Alika, Dewi Alisa, Dewi Aliva, dan Dewi Akira?" tanya Alexa menyebutkan nama kakak dan adiknya satu persatu.

"Dewi Aliva sedang berada di Kerajaan Petir. Disana banyak anak yang lahir, petir menyambar dimana mana. Dia orang yang sibuk," jelas Alena. Dewi Aliva, adik Alena.

"Kalau, Dewi Akira sedang menjalankan beberapa tugasnya di Bumi. Disana banyak manusia yang membuat bendungan bendungan besar, dan Dewi Akira sedang mencoba menyamar menjadi manusia. Agar mendapat izin untuk membuka bendungan itu. Aku tidak yakin itu berhasil," jelas Alena. Dewi Akira adiknya ke empat.

"Dewi Alisa, sedang menanam beberapa pohon di kerajaannya. Kau tau kan Dewi Alisa suka tanaman, jika bisa 10 kali dia menanam pohon di kerajaannya maka itu yang dia lakukan. Ah iya dia juga sedang mengajarkan anak anak kerajaan Alam teknik penyembuhan" jelas Dewi Alena. Alisa memiliki kekuatan yang sama dengan Alena, tetapi Alena lebih kuat jauh darinya.

Alexa dan Alisa saudara kembar tapi Alisa lahir lebih dulu. Alisa adik Alena ke lima dan Alexa adik Alena Ke enam mereka lahir dengan kekuatan yang berbeda.

"Dewi Alika hanya menjaga kerajaan Matahari, dia sedang tidak melakukan apa apa," Dewi Alika adik Dewi Alena paling kecil atau yang ke tujuh.

"Dewi Arleta sedang memberi pelajaran pada anaknya, karna anaknya sudah membakar laboratorium sekolahnya di bumi," jelas Dewi Alena sambil tersenyum.

Semua Dewi sudah memiliki anak, dan enam adik Dewi Alena melahirkan anak laki laki tetapi Dewi Alena terlambat melahirkan. Anak anak Dewi Alena adalah yg paling lama beberapa hari dari Anak Dewi yang lain. Dan karena berpisah selama 16 tahun membuat anak anak itu tidak saling mengenal.

6 Angel


"Lo berdua yang baik, gue sama Chaca ngurus Abbot sama beberapa makhluk yang gak jauh dibelakangnya," Angel memberi tau agar Andira dan Tasya jalan lebih dulu.

"Baiklah jaga diri kalian," ucap Andira. Dia tidak mencegahnya kali ini.

Jarak ke kawah gunung berapi tidak jauh lagi.

6 Angel

"WAAHHH!! IMUTNYAAA!! SIAPA NAMA RUBAH INI?!" Nadya berteriak karena dia menemukan Rubah yg sangat imut dibalik semak semak. Juwa memutar bola matanya. Mereka sedang berjalan turun dari gunung.

"Maaf Nak dia Rubah ku."

_________________________________________


"Yahh Rubahnya-Nadya

"Kayak pernah ketemu, tapi dimana ya?"-Juwa

_________________________________________

Jan lupa VOMENT ya

Saranghae

💚💚💚

6 ANGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang