Miss K

25 7 2
                                    

Mereka sampai dirumah Juwa. Saat ini rumahnya sepi sekali, hanya ada beberapa penjaga dan pelayan yang mondar mandir. Tapi, serius rumahnya besar sekali.

"Selamat siang, Nona." ucap seorang pelayan tersenyum. Tapi senyuman tidak ikhlas, senyuman palsu.

"Ibu!! Kakak mengambil mainanku!!!!" teriak seseorang dari dalam rumahnya. Terdengar seperti anak kecil. Pelayan yang menyambutnya sedikit terkejut.

"Siapa itu?" tanya Juwa.

Dia langsung membuka pintu, terlihat lantai rumahnya dipenuhi mainan. Sudah berapa hari orang tuanya tidak pulang, seperti itu pikir Juwa. "Ah!" Anak itu menabrak Juwa.

Anak kecil itu berlari cepat kebelakang tembok. "Ck, beresin. cepat!" ucap Juwa. "Siapa Ibumu?" tanya Juwa.

"Hah! Nona," Seorang pelayan terkejut lalu menggendong anak kecil yang mengumpulkan mainannya sambil ketakutan. "Bagaimana bisa seperti ini? Sudah berapa lama Orang tuaku pergi?" tanya Juwa. Kepalanya pusing sekarang.

Saudarinya yang lain hanya melihat dari belakang, masih bingung melihat rumah sebesar ini.

"Beresin!"

"Nona, maaf tapi bisa anda bereskan sebentar? Anak saya sakit karena terkejut." ucap pelayan itu.

"Apa kau bilang? AKU TANYA, APA KAU BILANG?!!" Suaranya meninggi, bahkan saudarinya yang lain terkejut.

Pelayan tadi terkejut. Sebelumnya ia memandang remeh ke arah Juwa dan memandang marah membuat anaknya ketakutan, tapi sekarang dia seperti anak ayam kecil di depan seekor macan.

Beberapa pelayan masuk dan terkejut, "Kau, menyuruhku membereskan ini! Bahkan pembantu sepertimu, tidak pantas menginjakkan kaki di ruangan ini!" Dia menatap pelayannya satu persatu.

Beberapa pelayan kedinginan, menyadari hawa menusuk tulang disekitar mereka. "Dan ini?! Semua milikku! KU TANYA, SIAPA BERANI MEMASUKI RUANGAN KECUALI ORANG TUAKU!" Suaranya menggelegar di dalam rumah.

"Ju," Nadya memegang pundaknya menyuruh berhenti.

"Aku bersabar menuruti semua perintah kalian selama 16 tahun. Aku takut pada kalian selama 16 tahun, kalian bahkan bisa duduk di sofa dan santai sementara aku mencuci piring sambil berharap ayah dan ibuku pulang." ucap Juwa. Dia menekankan semua kata katanya.

"Sekarang usiaku 17 tahun, selama 10 bulan aku tidak melihat kalian, aku seperti bebas. Tidak menjalankan pekerjaan yang seharusnya kalian kerjakan. Aku memecat kalian!" ucap Juwa.

"Anda tidak berhak memecat kami, Nona. Hanya Tuan dan Nyonya yang berhak memecat kami, karena Nona bukan anak kandung Arleta," seorang pelayan yang menyapanya tadi bersuara.

Saudarinya menatap tidak percaya, seorang pelayan berkata seperti itu pada majikannya.

*wufff!

Bongkahan es keluar saat Juwa mengayunkan tangannya. Es itu membekukan kaki pelayan yang menentangnya tadi, "Aku, Juwa Arleta. Tuan dan Nyonya yang kau layani adalah keluarga Arleta, aku bisa membunuhmu dengan ini jika aku mau."

Pelayan itu menatap takut saat sebuah duri es panjang dan tajam mengarah ke lehernya.

"Ah, aku jadi menunjukkan pada kalian semua." Dia menjentikkan jarinya, dan menghapus ingatan tentang kekuatannya, mengganti dengan ingatan lain.

6 ANGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang