MISI

167 40 4
                                    

Sudah dua minggu sejak mereka semua sudah bertemu satu sama lain. Waktu yang cukup untuk mengenal seseorang.

Mereka seminggu akan libur karena simulasi ujian nasional untuk kelas dua belas. Jadi mereka mendapat tugas dari Alena.

Sebelum liburan setiap malam mereka akan pergi ke kerajaan bulan berlatih menggunakan senjata. Dan setiap hari saat disekolah mereka akan mengikuti pelajaran dengan sangat mengantuk. Tapi itu biasa pada Juwa, dia setiap saat bahkan mengantuk.

Lain dengan keluarga lain, yg sedang berjalan jalan, mereka malah mendapat misi dari sang ibu dari 2 Minggu sebelumnya.

Mereka diberi misi untuk mencari para dewa yang berunsur sama seperti mereka. Tanpa petunjuk tanpa tahu dimana, mereka akan mencari di tempat yang seharusnya menjadi patokan kekuatan mereka.

Flashback

"Kalian cobalah semua senjata yg ada di sini. Dan Tasya jangan hanya menggunakan senjata api saja, cobalah senjata tajam karna itu lebih mudah di dapat dari pada senjata api," Ucap Alena mengajak mereka mencoba berbagai senjata.

Andira mencoba pedang, dia tidak ahli dalam bidang itu. Berkali kali dia mencoba menusuk berkali kali pedang itu terlempar.

Tasya mecoba tetapi percuma dia mengangkat pedangnya saja sudah gemetar karena takut.

Saat Angel yang memakainya dia berkali kali mengalahkan penjaga penjaga itu. Dia merasakan aliran energi dari benda tajam ini menyatu dengan kekuatannya. Yang lain tidak ingin mencoba karna takut tertusuk karna dari tadi mereka hampir di kalahkan oleh penjaga.

Mereka pergi ketempat persenjataan tombak, Chaca langsung mencobanya tapi dia bukannya membidik apel tapi malah mengenai kayu untuk menopang apel itu. Bisa dibayangkan jika itu para penjaga yang membantu untuk melatih mereka.

Andira mencoba dengan tiga kali percobaan yang di lalui apel itu terus tepat sasaran tidak ada yg meleset, lain seperti saat menggunakan Pedang, kali ini dia terlihat sangat percaya diri. Tombak itu bersinar hijau di ujungnya yang runcing, dan akar menjalar keluar begitu Andira menyentuh tombak tombak itu.

Tinggal empat dari mereka yang belum mendapat senjata. Kali ini mereka ketempat panahan, Juwa berhasil mengenai semua papan bidik itu. Ya kalau ini, Juwa juga pinter. Tapi kalo pelajaran males.

Saat dia menarik tali tanpa anak panah, tiba tiba anak panah dari es terbentuk, dan busur ia pegang bersinar biru dengan terdapat beberapa es yang menjadi penguat busur.

Mereka ke tempat persenjataan Pisau, kali ini Nadya langsung mencoba dan berhasil menusuk semua batang kayu dengan simbol X yang tepat tertusuk ke tengah. Dia langsung menyuruh yg lain pergi agar hanya dia yg bisa memakai semua senjata tajam dapur itu.

Senjatanya bersinar kuning, pegangan itu terdapat cahaya cahaya yang bisa menyilaukan mata.

Tinggal Chaca dan Tasya mereka ke tempat persenjataan samurai, Chaca mencoba kembali tapi kali ini dia tidak merasa takut. Para penjaga melemparkan beberapa buah dan itu langsung di tangkis dan terbelah dua.

Samurai itu terlapisi aliran aliran listrik yang bisa menyambar apapun yang Chaca arahkan.

"Baiklah anakku kau memang cocok ke senjata api, karna memang senjata itu yang tersisa," Ucap Alena berada di sebelah Tasya.

"Bu, berarti aku tidak perlu senjata tajam kan?" Tanya Tasya meyakinkan, Alena mengangguk sambil tersenyum.

Senjata api memang yang paling cocok untuk Tasya. Peluru api yang ia tembakan dari pistolnya menjadikan itu lebih berbahaya dari pistol Tasya yang sebelum sebelumnya.

6 ANGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang