Keadaan kantin yang ramai sudah hal yang biasa di SMJ (SMA Maju Jaya). Anak-anak yang kelaparan dan lelah akibat pelajaran yang menguras tenaga dan otak mereka segera menyerbu kantin ketika bel berbunyi.
Aku, bersama ketiga sahabatku duduk disalah satu meja kosong ditengah."Kalian mau pesen apa? Biar aku aja yang pesenin" Meita mengajukan diri untuk memesankan makanan kami
"Aku siomay sama es choklat" aku memesan salah satu menu favoritku. Aku suka sekali dengan makanan yang ada bumbu kacangnya
"Aku bakso sama es teh ya bu?" Disya menyebutkan menu pilihannya
"Sialan kamu dis. Belum pernah ngerasain tinjuanku ya kamu?" Meita tak terima dirinya disebut Bu oleh Disya
"Hehehee ampun ampun mei" Disya meminta maaf ejekannya. Jika Meita marah habislah kita semua. Marahnya lebih kejam dari pada Mak Mak
"Aku samain aja sama pesenannya Disya" kini Ellen bersuara
"Oke tunggu sebentar"
Meita pergi memesankan pesanan kami.Tidak lama kemudian Meita datang dengan Bu Ari yang membawakan pesanan kami. Kami menikmati makanan dengan khidmat tanpa ada suara apapun
Hingga keributan yang berasal dari anak-anak memancing rasa penasaran kami. Semua anak berkumpul mengerubungi sesuatu
"Ada apa sih?" Tanya Ellen pada kami
"Aku juga ga tahu. Coba kita tanya sama tuh anak" tunjuk Disya ke salah satu anak yang sedang berlari melewati meja kami
"Eh kamu tunggu sebentar!" Ya Disya memanggil anak itu. Anak yang dipanggilpun berbalik
"Ada apa kak?" Tanya anak itu takut-takut
"Itu apa ya? Koh ramai banget" tanya Disya
"Itu kan kak Tristan sama kak Reno berantem gara-gara rebutan kak Ayu" jelas anak itu
"Ya udah kamu boleh pergi dek. Makasih ya" ucapku
Adek kelas itupun pergi dari kami dan ikut ngerubungi kerumunan itu.Aku bingung sendiri. Kenapa sih cowok berantem gara-gara satu cewek. Kaya ga ada cewek yang lain aja. Mana berantemnya masih dilingkungan sekolah lagi. Ga tau malu emang mereka.
Aku lebih memilih pergi daripada harus ikut menonton tontonan yang unfaedah itu. Aku pergi meninggalkan kantin setelah memberikan uang pada Meita. Ya mereka sahabatku sudah paham sifatku, sehingga mereka tidak mempertanyakan lagi.
~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~Aku memilih ke taman belakang sekolah untuk menenangkan pikiranku. Suasana disana sangat mendukung untuk orang-orang yang menginginkan menenangkan pikirannya.
Disana suasananya asri, pohon-pohon tumbuh dengan rindangnya, rumput Jepang tumbuh disekitar pohon-pohon, dan terdapat beberapa jenis bunga disana.
Taman belakang sekolah jarang dikunjungi anak-anak karena letaknya yang lumayan jauh dari kelas dan beredarnya cerita horor disini.
Anak-anak lebih memilih taman yang berada ditengah-tengah kelas atau pergi ke kantin, daripada harus ke taman belakang yang horor itu. Tapi menurutku disini tidak horor, malahan tenang.
Aku duduk selonjor dibawah pohon ridang sambil mendengarkan musik melalui earphone dan menutupkan kedua mataku berharap ketenangan menghampiriku.
Saat aku sedang asik mendengarkan musik, aku merasa ada seseorang yang memperlihatkanku. Namun aku berusaha acuh, mungkin semua itu hanya pikiranku saja.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku. Aku membuka mataku, harap-harap cemas takut ada orang jahat yang mau mencelakaiku.
"Ehh ga usah takut. Aku manusia koh" terang orang itu
'uh untunglah, aku kira siapa tadi. Tapi nih orang kaya pernah liat? Tapi dimana ya' tanyaku dalam hati
"Aku Tristan, boleh pinjam earphone mu sebentar?" Pintanya
'oh dia Tristan toh. Cowok yang disukai Disya' ya sekarang aku tahu siapa pelaku yang tadi menepuk pundak ku
"Koh bengong sih? Boleh tidak?" Tanyanya lagi sambil melambaikan tangan didepan mukaku
"Eh sorry, boleh koh" aku tersadar dari lamunanku. Aku memberikan earphone ku padanya
Tristan menerimanya. Dia duduk selonjor sambil mendengarkan musik lewat hp nya.
Aku terus memperhatikan Tristan hingga aku melihat lebam diwajahnya
"Wajahmu kenapa?" Aku memberanikan diri bertanya pada Tristan
"Biasalah cowok. Nih earphone nya makasih ya" Tristan mengembalikan earphone miliku, dan berlalu begitu saja.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~Gimana ceritanya?
Yuk like dan vote buat semangatin author nulis kelanjutan ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDITA (END)
Teen FictionKecelakaan beberapa tahun lalu membuatku hilang ingatan. Aku mengalami amnesia sebagain dan melupakan seseorang yang sangat berarti bagiku. Kedatangan seseorang yang berkaitan dengan masa laluku membawaku mengingat satu persatu memori yang hilang d...