part 15

50 9 1
                                    

Disya masih marah padaku. Dia masih duduk dibelakangku dengan Ellen. Sulit sekali untuk menjelaskan pada Disya.

Aku sudah mencoba beberapa kali mengajaknya bicara tapi dia selalu menolak dengan menampilkan wajah yang memancarkan aura permusuhan.
Berbagai cara sudah aku lakukan, tapi disya selalu mengelak dan menganggap bahwa disini aku yang salah. Disya tidak mau mendengarkan penjelasan dariku sedikitpun
Aku bingung dengan cara apa lagi aku harus bicara dengannya. Karena setiap kali aku ajak bicara dia selalu menghindar.

"Sya plis sya dengarkan penjelasanku dulu" pintaku padanya. Sebisa mungkin aku ingin menjelaskan semua permasalahan pada Disya agar kesalahpahaman ini dapat selesai

"Ga ada yang perlu dijelasin lagi. Semua udah jelas. Mending ga usah buang-buang tenagamu. Sana pergi jangan dekat-dekat aku lagi" lagi lagi kata-kata itu yang keluar dari mulut disya

Aku frustasi menghadapi sikap Disya yang seperti itu. Ini adalah pertengkaran terhebat kami. Sebelumnya emang kami sering bertengkar akan hal kecil tapi dapat diselesaikan secara cepat dan tidak sampai begini.

Meita dan Ellen melihatku dengan rasa prihatin. Sudah 3 hari ini aku mencoba menjelaskan pada Disya tapi sia-sia saja.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Meita Pov

Aku merasa prihatin dengan Dita. Gara-gara kesalahan pahaman  yang tidak seberapa ini membuat persahabatan kami hampir pecah.

Aku tak ingin adanya perpecahan sahabat. Aku ingin keadaan kembali normal dan kami bisa kemana-mana berempat. Bagaimana caranya agar permasalahan ini dapat selesai? Disya tidak mau mendengarkan penjelasan dari Dita maupun dariku. Aku terus berpikir jalan keluar dari masalah ini.

Tristan

Satu nama itu muncul dibenakku. Benar sekali, pasti Tristan dapat membantu menyelesaikan semua ini. Aku harus membujuk Tristan agar dia mau membantu menjelaskan semuanya, dia juga ikut dibawa-bawa dalam masalah ini
Aku harus menemui Tristan secepatnya, agar semua ini cepat berakhir

Saat pulang sekolah, aku menunggu Tristan di parkiran. Seperti dugaanku Tristan akan pulang jika sekolah sudah sepi. Terbukti dengan masih adanya motor Tristan diparkiran. Tidak lama sosok yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Aku memang sengaja menunggu dia didekat motornya dan tak lupa memindahkan motorku didekat motornya

"Tristan boleh bicara sebentar?" Tanyaku ragu-ragu. Walaupun kami satu angkatan tapi kami tidak pernah bicara sebelumnya

"Apa?" Jawabnya cukup singkat
"Soal Dita. Sebelumnya aku meita sahabatnya Dita" jawabku dengan memperkenalkan diriku sekaligus

"Dita?"

"Anindita Keysa Putri. Jadi kita bisa bicara?" Aku mengulangi pertanyaanku.

"Ada apa dengan anin?" Tanya Tristan khawatir setelah tau Dita yang dimaksud Meita adalah Anin.

"Jadi gini beberapa waktu lalu kan kamu pergi dengan Dita dan semua itu membuat Dita dijauhi oleh Disya. Disya itu sahabatku dan Anin. Dia menjauhi Dita karena salah paham karena kedekatanmu dengan Dita. Jadi bisa minta tolong bantu jelaskan semuanya pada Disya? Aku ga ingin persahabatan mereka hancur"jelasku sekaligus minta bantuan padanya

"Shiittt. Oke aku akan bantu. Ya sudah kamu boleh pergi" umpat Tristan. Rahangnya mengeras, dengan tangan yang mengepal.

Melihat ekspresi Tristan saat ini yang begitu mengkhawatirkan Dita, aku percaya dia akan membantu menyelesaikan semua ini. Aku menaruh harapan besar pada Tristan. Karena hanya dia orang satu-satunya yang dapat membantu semua ini
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Author Pov

Setelah kepergian Meita, Tristan mengambil benda pipihnya dan mengetik pesan pada seseorang

Anin
Besok temui aku di pantai sodong

Setelah mengetik pesan pada Anin, Tristan langsung menunggangi motornya dan melajukan motornya membelah jalanan.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Hello guys gimana nih ceritanya?
Yuk jangan lupa vote dan coment ya

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang