Hari telah berganti. Matahari telah menampakan sinarnya. Sekarang hari Sabtu, seharusnya Dita libur sekolah. Namun kelas 12 ada kelas tambahan. Sehingga mau tidak mau harus mengikuti kelas tambahan.
Sudah dua Minggu ini kelas tambahan dilaksanakan. Untuk uji coba kelas tambahan dilaksanakan hari sabtu. Tapi banyak anak-anak yang tidak setuju kelas tambahan dilaksanakan hari Sabtu, dan meminta mengganti kelas tambahan selepas jam pelajaran sekolah berakhir. Sehingga hari ini hari terakhir kelas tambahan di hari Sabtu, selanjutnya kelas tambahan dilaksanakan setelah pulang sekolah.
Karena hari ini Bryan libur sekolah, aku memutuskan menunggu angkutan umum di halte yang dekat dengan rumahku. Sekarang jam 07.00 sementara kelas tambahan dimulai jam 07.30. Aduh gimana nih? Semoga ada angkutan umum yang lewat, karena setiap weekend angkutan umum sangat jarang ditemui.
Aku udah gelisah bergerak kesana kemari. Perjalanan dari rumahku ke sekolah cukup jauh. Kalau menggunakan angkutan umum sekitar 25 menitan, beda dengan menggunakan kendaraan pribadi. Mana sangat jarang rumah teman-temanku yang searah denganku.
Saat aku melihat jalan arah rumahku, aku melihat Farhan. Farhan merupakan tetanggaku dan udah seperti saudaraku sendiri. Aku dan Farhan satu sekolah tetapi beda kelas, Farhan kelas XII Ips 2. Aku berusaha memanggil Farhan, untuk membonceng ke sekolah.
"Farhaann" teriakku ke arah farhan
Farhan menengok keasal suara. Syukurlah Farhan mendengar panggilanku
"Bonceng ya" pintaku pada Farhan
"Tunggu disitu" kata Farhan. Aku menunggu Farhan menyebrangi jalan, dan melaju kearahku. Setelah Farhan sampai di depanku, aku menaiki motornya. Farhan melajukan motornya menuju sekolah.
~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~Setelah sampai sekolah,Farhan menurunkanku di post satpam.
Farhan harus memarkirkan motornya terlebih dahulu, sementara ada peraturan di sekolah yang mengatakan 'siswa/i yang boncengan motor harap yang bonceng turun jangan ke parkiran'.
Ya parkiran sekolahku memang tak begitu luas,terletak di belakang kelas-kelas, dan yang mengendarai motor harus menuntun motornya. Entahlah apa faedahnya, katanya sih agar asap knalpot tidak merusak lingkungan. Aku turun dari motor Farhan dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.
Aku berjalan menuju kelasku. Saat aku berjalan ada yang menepuk pundakku. Saat aku menengok ke belakang ternyata Ellen yang menepuk pundakku.
"Cie bareng sama si Farhan" goda Ellen padaku
"Apaan sih Len. Tadi aku bonceng Farhan karena nunggu angkotan umum lama, sementara Farhan lewat ya udah aku bonceng Farhan aja daripada aku telat. Lagipula kamu searah." Jelasku pada Ellen
"Masa sih? Aku ga percaya tuh"
"Ya udah kalo kamu ga percaya. Terserah kamu, aku sudah mengatakan yang sebenarnya ikih"
"Aduh duh duh si Dita ngambek nih"
"Siapa juga yang ngambek. Ah sudah lah."
Tidak terasa aku dan Ellen telah sampai didepan kelas. Kami memasuki kelas dan duduk di bangku masing-masing.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Aku meletakkan tasku di kursiku. Disya yang duduk di sebelahku telah sampai duluan."Siangan dit?" Tanya Disya
"Iya nih lama nunggu angkutan umum"jelasku
"Lah kenapa ga bilang sama aku sih? Tau gitu aku berangkat lewat rumahmu"
" Ga usah sya. Aku nanti ngerepotin kamu. Tadi juga aku bonceng Farhan"
"Cie bonceng Farhan"
"Apaan sih sya. Lagipula Aku sama Farhan cuma tetangga yang udah kaya saudara, Farhan juga udah punya pacar kan. Ga mau ah aku disebut pelakor."
Memang Farhan telah mempunyai pacar. Farhan dan pacarnya telah pacaran sejak kelas 10. Pacarnya pula selama ini tidak mempermasalahkan. Anak-anak IPS tahu kedekatanku dengan Farhan hanya saudara.
Sambil menunggu guru yang mengajar kelas kami datang. Aku dan Disya memainkan ponsel kami. Tiba-tiba Disya bertanya padaku tentang Tristan
"Gimana dit, kamu sama Tristan di Follback ga?" Tanya Disya padaku
"Di follback koh"jujurku. Aku tidak mau menutupi masalah Tristan sedikitpun pada Disya. Ya karena aku tau perasaan Disya pada Tristan, takut ada kesalahpahaman nantinya
"Anjirrr koh bisa sih? Aku aja ga di follback" wajah Disya terkejut akan pernyataanku tadi, dan seperti ada rasa sedih di wajahnya. Mungkin Disya kecewa kenapa aku yang di follback sementara dia engga
"Ga tau deh aku. Mungkin si Tristan ga sengaja ngeklik follback dan ga sadar. Udahlah ga usah kecewa begitu. Kamu coba aja DM si Tristan minta follback" jelasku dan aku memberikan saran pada Disya
"Mungkin aja si. Ya nanti deh aku DM Tristan. Aku selama ini cuma nge-follow aja tanpa DM minta follback"
Percakapan kami harus berakhir karena guru telah datang. Semua anak-anak fokus mendengarkan penjelasan guru, karena demi kebaikan masa depan mereka juga. Demi nilai ujian mereka. Kalaupun ada yang berisik akan ditegur langsung oleh guru yang mengajar.
~~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~
Gimana ceritanya? Maaf ya kalau bahasanya aneh dan ga nyambung.
Author baru pertama kali nulis cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDITA (END)
Teen FictionKecelakaan beberapa tahun lalu membuatku hilang ingatan. Aku mengalami amnesia sebagain dan melupakan seseorang yang sangat berarti bagiku. Kedatangan seseorang yang berkaitan dengan masa laluku membawaku mengingat satu persatu memori yang hilang d...