Dita telah berada di kamarnya. Tubuhnya kini telah segar. Dia teringat akan surat dari Lio.
Dita segera menuju tas nya. Mencari keberadaan surat itu. Akhirnya yang dicari ketemu juga. Dita duduk dipinggir ranjang, menatap surat yang berada digenggamannya. Dita membuka surat itu, dan membaca dengan seksamaDear Anin
Hay apa kabar kamu? Semoga kamu baik-baik saja. aku akan selalu mendoakanmu dari atas sana.
Kalau kamu baca surat ini, kamu sudah mengingat semuanya kembali. Aku bersyukur kamu sudah mengingatnya kembali. Dan kamu pasti sudah tau tentangku dan Rion.
Kamu jangan marah pada Rion. Semua ini kemauanku. Aku yang memaksa Rion untuk menerimanya. Rion telah menolak berkali-kali, tapi aku tetap memaksanya agar mau menerima donor dariku
Aku tidak menyesal melakukan semua itu. Aku bahagia bisa melakukan semua itu. Karena aku akan selalu berada disisi kalian walaupun tidak secara langsung.
Maaf waktu itu aku telat menemuimu. Bukannya aku tidak ingat padamu yang telah menunggu kehadiranku. Tapi aku tidak bisa pergi saat itu. Saat itu aku berada dipilihan tersulit dalam hidupku. Maaf aku harus mengorbankanmu, karena aku harus selalu disisi Rion. Aku tak ingin kehilangan waktu bersamaku dengan Rion. Seperti yang kamu tahu, aku jarang bertemu dengan Rion. Dan saat itu kondisi Rion melemah, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Semoga kamu mengerti kondisiku saat itu, dan mau memaafkan aku.
Kamu tidak perlu menyalahkan dirimu atas kejadian hari itu. Bukan kesalahanmu dan bukan keinginanmu kecelakaan itu terjadi. Semuanya telah diatur oleh Allah.
Lanjutkan hari-harimu dengan semangat dan senyuman. Jadilah Anin yang aku kenal.
Love,
LioPipi Dita banjir air mata. Dita tak kuasa menahan air matanya saat membaca surat dari Lio.
Saat Dita sedang fokus membaca, ternyata Bryan berada didepan kamarnya. Karena tak ada sautan dari dalam kamar, Bryan membuka pintu.
Bryan ke kamar Dita untuk memanggil kakaknya makan. Namun ia urung melangkah lebih dalam lagi. Bryan memperhatikan kakaknya dari ujung pintu.
"Bukannya masuk manggil, malah masih disini aja nih anak" Arkan menyusul kedua adiknya yang tak kunjung ke meja makan
"Husshh diam mas. Itu mba Dita nangis dikamar" Bryan menyuruh Arkan untuk diamOrang yang disuruh diam malah menerobos masuk ke kamar. Tak mengindahkan perintah Bryan. Bryan pun mengekor pada Arkan.
"Kenapa dek?" tanya Arkan
Dita yang melihat keberadaan Arkan disampingnya, langsung menubruk dada bidang Arkan. Arkan membalas pelukan Dita sembari mengelus punggungnya supaya Dita merasa tenang.
Setelah dirasa cukup tenang, Arkan menguraikan pelukan mereka.
"Kenapa dek?" Tanya Arkan
Dita masih belum mau bicara. Arkan melihat surat disebelah Dita. Arkan kepo apa isi surat itu.
Arkan yang telah membacanya merasakan kesedihan adiknya.
"Sudah dek. Ikhlas kan kepergian Lio, jangan tangisi Lio seperti ini. Nanti Lio disana ga tenang karena kamu menangis terus" nasehat Arkan
Meskipun mengikhlaskan kepergian orang yang tersayang sangatlah sulit. Namun kita harus berusaha ikhlas menerima keadaan dan jalani hidup kita kedepan
"Tapi mas hiskk" tangis Dita mulai mereda meskipun masih sesenggukan
"Ga ada tapi-tapian adekku sayang. Udah sana ambil air wudhu, sholat dulu biar hati tenang. Jangan lupa doakan almarhum Lio. Yang dibutuhkan Lio saat ini do'a darimu bukan tangisanmu"
"Iya mas" Dita melahkan kaki menuju kamar mandi
"Setelah sholat ke meja makan. Udah ditunggu sama mama" Arkan keluar kamar Dita bersama Bryan yang dari tadi hanya melihat kakak-kakaknya
~~~~~~~~~~~~~💖💖💖~~~~~~~~~~
Tristan POV
Aku menuju meja makan. Disana ibuku telah menunggu kedatangannya
"Makan dulu nak"
Meja makan hanya diisi oleh dirinya dan ibunya.
"Kenapa nak? Makanan hanya diaduk-aduk" tanya bu Alin. Dia memperhatikan anaknya murung dan makanannya hanya diaduk-aduk
"Aku sudah bicara dengan Anin soal lion, Bu"
"Ya nak. Sudah jangan murung terus. Buang rasa bersalahmu pada Lion. Dia mendonorkan jantungnya padamu agar kamu semangat dan bisa lanjutin hidupmu"
"Iya bu. Tapi aku ga bisa lupain begitu saja"
"Ga ada yang menyuruh kamu melupakan masalah itu. Dan ibupun ga bisa melupakan itu. Tapi kita harus menerima semua keputusan Lion, Lion ingin yang terbaik buat kita."
"Iya Bu"
~~~~~~~~~~~~💖💖💖~~~~~~~~~~~Akhirnya bisa up lagi
Maaf ya lama ga up
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDITA (END)
Novela JuvenilKecelakaan beberapa tahun lalu membuatku hilang ingatan. Aku mengalami amnesia sebagain dan melupakan seseorang yang sangat berarti bagiku. Kedatangan seseorang yang berkaitan dengan masa laluku membawaku mengingat satu persatu memori yang hilang d...