part 14

45 7 0
                                    

Sudah beberapa hari setelah pertemuan terakhirku dengan Tristan. Kami saling menjauh seolah-olah tidak mengenal dan terjadi sesuatu diantara kami. Tristan benar-benar menepati ucapannya bahwa tugasnya disini sudah selesai dan mungkin bagi dia sudah tidak ada urusan lagi denganku

Hari-hariku berjalan dengan biasanya. Namun ada yang berbeda beberapa hari ini. Disya seperti sedang menghindar dariku. Beberapa chat yang aku kirim hanya dibaca saja olehnya tanpa dibalas. Dan Disya sering bikin story galau, tetapi setiap aku tanya kenapa dia tidak membalasnya
Awalnya aku pikir Disya sedang ada masalah dan butuh waktu sendiri. Namun lama-lama sifatnya semakin dingin padaku
Aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Saat ini aku sedang mengikuti Disya. Aku ingin bicara berdua dengannya dan menanyakan akar permasalahannya. Disya berjalan menuju lapangan indoor sekolah dan duduk di tribun tengah.

Lapangan indoor saat ini sedang sepi, karena saat ini waktu istirahat dan tidak ada anak yang sedang melaksanakan pelajaran olahraga. Hanya ada beberapa anak saja yang sama seperti Disya yang duduk di tribun, namun posisinya berjauhan.

Aku berjalan mendekati Disya dan duduk disebelahnya. Aku melihat perubahan wajah Disya yang kaget akan keberadaanku dan tidak menginginkan keberadaan disini

"Sya, kamu ada masalah apa sih? Kenapa menjauhiku akhir-akhir ini?" Tanyaku to the point padanya karena aku mengerti bahwa Disya saat ini tidak bisa diajak bicara basa-basi

"Kamu tanya aku kenapa? Harusnya kamu yang tanya pada dirimu sendiri apa yang kamu lakukan?" Tatapannya tak suka padaku. Dia menghakimi aku seolah-olah aku yang salah disini

"Apa salahku sya? Aku tidak membuat kesalahan padamu kan?" Aku mengingat beberapa hari terakhir dan tidak menemukan kesalahan yang aku lakukan

"Kamu lupa? Kamu tau kan aku suka ke Tristan, kenapa kamu menusukku dari belakang? Kamu tau sendiri aku sudah lama suka ke Tristan dan tiba-tiba kamu datang merebutnya dariku" Disya mengungkapkan kemarahannya padaku. Mukanya sangat merah padam dan tatapan mata yang menusuk

"Aku ga ada hubungannya apa-apa dengan Tristan sya"

"Kamu bilang ga ada hubungan apa-apa dengan Tristan? Lalu apa yang kamu lakukan selama ini dengannya? Aku melihatnya sendiri.

Waktu pertama kali aku melihatmu dengan Tristan ditaman belakang, saat kamu pergi dan lari dari kami di kantin. Kamu berdua kan dengan Tristan ditaman belakang. Saat itu aku masih bisa berpikir jernih kalo kamu tidak sengaja dengan Tristan

Yang kedua kamu tidak mau diajak kami ke kantin, kamu mau bertemu Tristan ditaman belakang kan? Disana kamu romantisan dengan Tristan
Dan aku melihatmu boncengan dengan Tristan. Saat aku ikuti, aku ketinggalan jejak. Eh pas aku ke resto dekat rumahku ternyata kamu sedang berduaan dengan tristan. Entah berapa pertemuan lagi yang aku ga tau ya dit. hebat kamu dit menusuk sahabatmu dari belakang" Dista tertawa dengan nyaring sambil bertepuk tangan memberikan aku apresiasi atas apa yang aku lakukan dibelakang dia

Tawaan dan tepuk tangan Disya membuat kami menjadi pusat perhatian orang-orang disini. Semua mata tertuju pada kami, bertanya tanya apa yang terjadi

"Itu ga seperti yang kamu liat sya. Kamu salah paham" jelasku

"Apa yang salah paham, jelas-jelas aku melihatnya sendiri dengan mataku bukan kata orang lain. Sudahlah aku ga mau bicara denganmu lagi" Disya pergi meninggalkanku sendiri disini. Saat aku memanggilnya lagi dia terus berjalan tanpa mau balik badan kearahku dan tangan yang terlambai kearahku

Salah paham antara aku dengan Disya semakin menjadi. Selepas dari lapangan indoor dia meminta tukaran tempat duduk dengan Meita tanpa memberikan penjelasan pertanyaan dari Meita dan Ellen. Meita mengiyakan saja, dia melihat bau-bau permasalahan antara aku dan Disya. Sehingga saat ini aku duduk dengan Meita dan Disya duduk dengan Ellen

Meita saat ini menatapku penuh selidik. Mempertanyakan ada gerangan apa sampai aku dan Disya seperti ini. Aku memang sering berdebat kecil dengan Disya tapi tidak sampai seperti ini

"Nanti pulang sekolah akanku ceritakan" tidak mungkin aku menceritakan sekarang dan posisi kami dikelas yang mulai ramai murid-murid karena jam istirahat telah berakhir dan sebentar lagi guru akan datang

"Awas kamu kalo ga cerita. Bilang ke Bryan kamu pulangnya aku antar, aku mau kamu cerita semuanya tanpa ada yang disembunyikan" aku menganggukan kepala sebagai jawaban. Aku mengambil hp di tasku dan mengetik pesan pada Bryan kalau tidak bisa pulang dengannya

Sepulang sekolah Meita mengajakku ke cafe yang tidak jauh dari sekolahku. Dia mengajakku makan terlebih dahulu sebelum cerita. Katanya cerita juga perlu tenaga

Setelah makan aku menceritakan semuanya pada Meita soal kenapa Disya bisa marah padaku. Aku menceritakan dari awal sampai akhir. Dari aku kenal Tristan dan berakhir marahnya Disya. Aku menjelaskan semuanya tanpa aku tutup-tutupi. Aku juga bercerita soal aku yang amnesia dan lupa pada sahabatku bernama Lio yang ternyata kembaran dari Tristan. Selama ini aku memang tidak ada yang tahu kalau aku amnesia. Aku memang amnesia sebagian sehingga aku masih mengingat keluargaku namun melupakan lio.

"Jadi selama ini kamu amnesia? Dan tidak menceritakan pada kami?" Tanya Meita padaku. aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan ucapan maaf padanya

"Terus kamu melupakan lio sahabatmu yang telah tiada? Dan Tristan kembaran Lio? Tristan hanya menyampaikan pesan terakhir Lio?" lagi lagi aku hanya mengiyakan

"Disya salah paham karena kamu dekat dengan Tristan, yang kemungkinan Disya melihat semua itu dari jauh dan hanya melihat apa yang dia lihat tanpa mendengar? Sehingga kalian salah paham?" Aku hanya mengiyakan lagi.

Meita sudah tahu semua ceritaku dan telah paham dengan situasi yang terjadi. Ini semua hanya salah paham. Dan dia berjanji akan membantuku menjelaskan semua pada Disya sehingga salah paham ini selesai dan kami bisa berbaikan lagi

Tapi ada satu dari pertanyaan Meita yang juga menjadi pertanyaanku kenapa Lio meninggal? Dan masih banyak pertanyaan yang ada dibenak ku yang belum aku temukan jawabannya
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Hello guys author sempatkan up lagi nih
Yuk jangan lupa vote dan coment ya

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang