part 16

53 9 0
                                    

Aku berjalan dihamparan pasir yang luas. Mengamati lingkungan sekitar. Pasir pantai yang berwarna hitam, ombak yang bergulung berganti secara terus menerus, ditambah dengan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan jiwa.

Suasana yang sangat cocok buat orang yang ingin mencari ketenangan. Dengan mendengarkan suara ombak dan didukung oleh lingkungan yang ada membuat hati menjadi tenang. Jika ingin meluapkan emosi tinggal ambil batu/ranting yang ada disekitar pantai, lalu lempar sejauh-jauhnya ke laut dengan berteriak.

Aku mencari keberadaan seseorang yang ingin kutemui. Pantai saat ini tidak terlalu ramai, karena hari ini bukan hari Minggu. Sehingga tidak sulit bagiku mencari orang itu.

Aku melihat keberadaan Tristan sedang duduk di ayunan yang berada disekitar pantai. Aku berjalan mendekatinya. Sepertinya Tristan tidak menyadari keberadaanku karena terlalu terbawa suasana pantai.

"Tristan" sapaku yang membuatnya langsung menengok kearahku

"Duduk sini" dia menunjukkan space kosong disebelahnya.
Ayunan itu cukup untuk menampung 2 orang. Aku duduk disebelahnya. Kami sama-sama diam. Menikmati suasana didepan kami

"Kamu ada masalah apa dengan sahabatmu?" Pertanyaan Tristan membuatku bingung. Aku berpikir dia tau soal itu dari mana. Seolah-olah tau apa yang sedang aku pikirkan Tristan angkat bicara

"Aku tau dari Meita sahabatmu. Ada yang perlu kamu ceritakan?"

Aku bingung harus bercerita bagaimana dengan Tristan. Tidak seharusnya Tristan terlibat dalam masalahku. Lagi pula kenapa sih si Meita pakai acara cerita segala ke Tristan. Dasar Meita ini, awas aja kalo ketemu

"Aku juga terlibat dalam masalahmu kalo kamu ingat. Aku yang menyebabkan kamu dan Disya sahabatmu bertengkar. Coba ceritakan lebih jelas kronologinya, biar aku dapat membantumu berbaikan kembali dengan Disya" Tristan membujukku agar aku mau menceritakan secara lebih rinci.

Mau tidak mau aku bercerita pada Tristan. Aku sudah pusing mencari jalan keluar masalah itu, siapa tau Tristan dapat membantuku.
Mengalir semua ceritaku dari awal sampai akhir. Tristan mendengarkan setiap kata yang terucap dariku dengan seksama. Mencerna baik-baik situasi yang terjadi.

"Ck cemburu ternyata. Dasar childish" ejeknya

"Cemburu gara-gara kamu kali. Kamu tuh disukai banyak anak perempuan disekolah, Termasuk sahabatku Disya. Itu baru Disya yang lihat kita pernah bareng, apalagi kalo yang lain liat? Bisa habis aku" aku bergidik membayangkan jika anak satu sekolah tau. Pasti habis aku gara-gara berdekatan dengan prince mereka

"Kamu ga termasuk salah satu yang naksir aku?" Godanya sambil mengedipkan mata

"Ga. Kenal aja barusan, wlee" aku menjulurkan lidah kearahnya, gantian mengejeknya

"Awas kamu jatuh kedalam pesonaku"

"GA AKAN" aku menekan setiap kata yang aku ucapkan. Biar Tristan paham aku ga akan jatuh kedalam pesonannya

"Koh jadi bahas yang lain. gimana ini soal Disya gimana jalan keluarnya?" Menyadari topik yang kami bicarakan telah melenceng jauh dari apa yang menjadi pembahasan awal, aku mengembalikan topik pembicaraan keawal

"Soal disya, kamu tenang aja. Biar aku yang urus"

"Gimana aku bisa tenang?"

"Tinggal ikut aja caraku, kamu terima beres. Udah daripada pusing mikirin masalahmu lebih baik kita have fun aja disini" Tristan berdiri dari ayunan. Mengulurkan satu tangannya padaku. Aku menerima uluran tangan Tristan. Sehingga posisi tangan kami saat ini saling berpegangan.

Kami berjalan ditepi pantai dengan tangan bergandengan. Tangan Tristan yang besar menggenggam tanganku dengan pas. Memberi kehangatan padaku

Tadi aku ingin melepaskan genggaman tangan kami, tapi Tristan melarangnya. Dia bilang biar aku ga kedinginan. Ada-ada aja alasan Tristan.

Tristan tiba-tiba berhenti di pantai yang tidak jauh dari terjangan ombak

"Bikin sumur-sumuran yuk" ajaknya

"Ayuk. Udah lama aku ga bikin sumur-sumuran" aku menerima ajakannya.

Kami menggali pasir pantai dengan tangan kosong.kami tidak jijih (jorok) dengan bermain pasir dengan tangan kosong. Justru itu hal yang menyenangkan bagi kami. Menggali sumur dalam-dalam hingga keluar air dari dalam sumur.

Aku menyeka keringat didahi dengan tangan. Melanjutkan kembali galian sumur yang sempat tertunda

"Ada pasir didahimu" Tristan menunjuk pasir didahimu. Aku berusaha mengelapnya dengan tanganku. Bukannya bersih malah tambah Cemong

Tristan berjalan mendekatiku. Mengusap dahiku dengan sapu tangan. Aku menatap wajah Tristan yang dekat sekali denganku. Wajahnya yang tegas membuatnya berkharisma. Aku mengangkat tanganku ingin menyentuh wajahnya secara langsung

Saat tanganku berada diwajahnya dia menatapku dengan intens. Akupun juga menatapnya. Kami saling diam dengan tatapan yang mengunci satu sama lain.

Ada perasaan aneh yang menjalar. Jantungku bekerja lebih cepat dari biasanya. Saat sadar apa yang aku lakukan aku langsung menarik tanganku dari wajahnya.

"Maaf" ucapku dengan memanglingkan wajah dari Tristan. Aku malu sekali dengan tindakan yang telah aku lakukan. Bisa-bisanya aku berbuat seperti itu pada Tristan.

"Sumurnya udah selesai" Tristan mengalihkan perhatian dengan membahas sumur yang kami buat.

Aku terkejut dengan hasil sumur yang kami buat. Sungguh indah, dan seperti membentuk love. Padahal kami tidak membentuk sumur itu. Kami asal gali

"Cantik sekali. Aku foto ah" aku mengambil ponsel di Sling bag. Mengambil foto sumur yang baru aja aku gali dengan tristan

 Mengambil foto sumur yang baru aja aku gali dengan tristan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangkan aja bentuk love)

Setelah asik dipantai bermain pasir, aku dan Tristan minum es kelapa muda dengan ditemani mendoan anget khas daerahku. Makan di warung yang menghadap langsung ke pantai selatan.

Tidak ada pembicaraan yang kami bahas. Kita sama-sama bisu semenjak kejadian tadi. Soal disya, Tristan yang akan membantuku menyelesaikan masalah itu.

Setelah selesai makan, dan tidak ada hal yang perlu kami bicarakan Tristan mengantarku pulang kerumah. Soalnya tadi aku kesini diantar oleh Bryan dan Bryan ada kelompokan sehingga tidak bisa menjemputku
~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~~
Hello guys gimana nih kelanjutan cerita Anindita?
Maaf ya ga sempet up setiap hari. Author sibuk, dan sebentar lagi liburan akan habis. Jadi up kalo author ada waktu dan senggang
Yuk jangan lupa vote dan coment buat semangatin author

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang