part 11

49 12 0
                                    

Sore nanti papa akan berangkat kerja lagi di luar kota. Papaku pulang kerumah setiap 3 bulan sekali.

Keluargaku sudah biasa akan hal itu dan tidak mempermasalahkannya.
Walaupun begitu papa tetap sayang pada kami dan menghubungi kami minimal 1 kali sehari ataupun saat papa tidak sibuk dia akan menghubungi kami.

Mama juga akan ikut papa. Biasanya mama akan menemani papa 3 hari-1 Minggu disana dan akan pulang kerumah.
Aku dan Bryan sudah biasa akan hal itu. Kami sering ditinggal dan hanya berdua dirumah. Biasanya aku dan Bryan akan membagi tugas rumah yang perlu kami kerjakan.

"Sayang kami berangkat dulu ya. Kamu hati-hati dirumah. Kalau keluar rumah jangan lupa dikunci pintunya" pamit mama padaku

"Iya ma" jawabku sambil salaman pada mama dan papa dan memeluk mereka berdua

"Papa pamit dulu ya. Kamu jangan macem-macem dirumah. Sekolah yang benar, banggakan kami dengan prestasimu. Jaga dirimu" pamit papa dan tak lupa memberikanku peringatan sekaligus wejangan

"Iya pa. Papa ga usah khawatir"
~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~

Malam harinya aku dan Bryan mengadakan duet masak. Aku masak ayam goreng dan sambal tomat sementara Bryan masak nasi goreng.

Sedari kecil kita sudah dilatih mandiri. Diajarkan masak, nyetrika, nyuci baju, dan menyiapkan segala keperluan kita sendiri. Jadi kita tidak kaget saat orang tua tidak dirumah. Kita bisa mengurus segala kebutuhan kita sendiri.

Dirumah kami memang tidak memiliki asisten rumah tangga. Mama kami yang mengurus urusan rumah sendiri dibantu oleh seluruh anggota keluarga.

"Mba ayamnya udah mateng belum? Mau aku campuri nih ke nasgornya biar makin enak" tanya Bryan sambil memotong bawang

"Udah nih. Ambil aja, jangan kebanyakan ya. Ayamnya juga buat lauk" jawabku sambil menguleg sambal

"Siap mba"

Setelah semua masakan telah selesai dimasak. Aku menata masakan dimeja makan. Dan mengambil piring buatku dan Bryan

Walaupun masakan kami seadanya kami tetap mensyukuri akan hal itu. Karena kami hari ini masih bisa makan. Banyak orang diluar sana belum makan dan sulit untuk makan.

Aku dan Bryan makan dalam kondisi tenang tanpa ada suara. Setelah itu aku mencuci piring yang telah kami gunakan dan Bryan bagian ngelap piring dan meletakan di rak piring.

Kami duduk di ruang keluarga sambil menyalakan tv.

"Mba masih sering sakit kepalanya dan muncul bayangan dikepala mba? Tiba-tiba Bryan menanyakan soal sakit kepalaku.

"Udah jarang sih. Tapi belum lama muncul bayangan anak kecil Lio dan Anin. Apa itu kepingan ingatan mba ya?" Tanyaku

Ya memang aku kehilangan ingatanku(amnesia) sebagian. Beberapa kejadian aku lupa dan mungkin saja aku melupakan seseorang dimasa laluku. Tapi ga tau siapa dia

"Iya mba itu ingatan mba. Syukurlah mba sedikit-sedikit ingat. Mas Lio itu sahabat mba" jelas Bryan

Kami akan membahas soal ingatanku saat kedua ortuku tidak dirumah. Aku tidak ingin orangtuaku khawatir, dan lebih leluasa cerita ke Bryan. Pasti Bryan tau apa yang terjadi

"Sekarang Lio dimana?"tanyaku yang penasaran akan sosok Lio yang kata Bryan sahabatku

"Aku ga tahu mba keberadaan mas Lio sekarang. Aku terakhir liat sebelum kecelakaan itu" terangnya

"Yah sayang sekali. Siapa tau dengan mba ketemu dengan Lio, ingatan mba kembali"

Harapanku dengan menjumpai Lio sepertinya sangat kecil. Karena Bryan saja tidak mengetahui kondisi Lio dimana. Dan tidak mungkin aku tanya ke mas Arkan apalagi mama dan papa

" Tapi aku tau siapa orang yang dapat bantu mba. Dulu aku pernah liat orang itu bersama dengan mas Lio" Bryan tiba-tiba dia ingat ada seseorang yang dia lihat sedang bersama mas Lio

"Siapa dek? Mba pengin tanya ke orang itu"desakku pada Bryan agar memberi tahu siapa orang yang dimaksud Bryan

"Mas Tristan" jawab Bryan singkat

"Maksud kamu Tristan kelas XII IPA 5? Yang waktu itu mba cerita ke kamu?"

"Iya mba. Tapi aku ga tahu apa hubungan antara mas Tristan dan mas Lio"

"Waktu mba cerita tentang mas Tristan aku sedikit kaget. Tapi mungkin ini jalan yang diberikan Allah agar mba dapat pulih kembali ingatannya. Waktu itu juga aku lihat mba ditaman belakang sama mas Tristan. Tapi aku biarkan saja, aku ingin mba kembali ingat semuanya" lanjut Bryan

"Ya besok mba akan tanya ke Tristan tapi jangan sampai orang lain tau selain kita berdua"

"Iya mba"
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Hello guys gimana nih kelanjutan ceritanya?
Penasaran ga nih ada hubungan apa ya antara Anindita, Tristan, dan Lio. Yuk tetap stay baca Anindita agar tahu kelanjutan ceritanya
Maaf ya kemaren ga sempat up soalnya author keluar kota
Jangan lupa vote dan koment ya buat semangatin author

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang