24

26 6 3
                                    

Beberapa jam terkurung didalam kelas dengan MTK didalamnya merupakan mimpi buruk bagi anak-anak yang benci MTK. Waktu istirahatlah yang ditunggu-tunggu

"Kantin yuh guys. Perutku demo dari tadi nih" ajak Meita pada para sahabatnya.

"Kuy lah. Perlu mengisi tenaga juga setelah bertemu dengan MTK yang menguras tenaga" saut Ellen

"Kalian duluan aja. Aku mau ke perpus cari buku sbmptn"

perpustakaan di SMJ terbilang lengkap. Pihak sekolah setiap tahunnya selalu mengisi dan memperbarui referensi bukunya setiap tahun, termasuk buku unbk dan sbmptn disediakan juga oleh pihak sekolah.

"Yuk aku temenin" Disya menawarkan dirinya menemani Dita ke perpustakaan

"Ga usah dis. Aku tau kamu lapar sama kaya yang lain"  tolakku. Tak tega membiarkan sahabatku kelaparan. Sahabatku merupakan orang-orang yang tidak bisa jauh dari makanan apalagi dari bakso dan siomaynya bu Ari

"Tapi dit.."

"Udah ga ada tapi-tapian. Sana ke kantin aja. Nanti aku nyusul. Ga akan lama juga koh. Juga pasti ada anak-anak lainnya dan petugas di perpustakaan" potongku

"Ya udah deh. Kamu pesen apa dit? Biar sekalian kita pesenkan" putus Disya dan menawarkanku pesan makanan sekalian, sehingga nanti begitu sampai langsung makan

"Bakso sama es teh aja"

"Siap laksanakan. Kita ke kantin dulu dit"
~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~

Saat tiba diperpus Dita langsung menuju komputer yang tersedia untuk mencari letak buku. Setelah menemukannya, Dita berjalan menuju rak buku.

Bukunya terletak di rak paling belakang. Dita mengambil beberapa buku yang dibutuhkan namun ada satu buku yang letaknya tinggi. Dita berjinjit untuk mencapai buku itu.

Saat tangannya hampir mencapai buku yang dia cari. Ada segerombol yang menghampirinya. Segerombolan cewek-cewek disekolah dengan baju pas badan.

"Hey kamu" panggil salah satu anak dengan mendorong bahu Hingga Dita kepalanya terbentur dinding disampingnya.

"Jadi cewek ga usah kecentilan deh. Sok kecakepan banget" sahut temennya satunya

"Maksudnya apa ya?" Tanya Dita bingung. Tak tahu apa tujuan cewek-cewek ini datang tiba-tiba padanya.

"Tristan itu punya Ayu. Jadi kamu jauhi Tristan atau akan berusan dengan kami?" Temen yang satunya berusaha menjelaskan pada Dita tentang tujuannya datang kesini.

Sementara orang yang dari tadi dimaksud, hanya diam saja sambil bersidekap tangan di dada. Dia membiarkan teman-temannya bertindak terlebih dahulu, kalo dia diperlakukan baru dia akan bertindak.

Terdengar suara langkah tergesa-gesa. Dia terus memanggil nama Dita, untuk mempercepat mencari keberadaan Dita. Tak peduli dia saat ini sedang berada di perpustakaan. Yang dia inginkan hanya bertemu Dita secepatnya, dan memastikan keadaannya baik-baik saja.

Mendengar seseorang yang memanggil nama targetnya saat ini. Para cewek itu tergesa-gesa pergi dari situ agar tidak ketahuan. Sebelum pergi tidak lupa dia mengancam Dita.

"Jauhi Tristan atau kamu akan menerima akibatnya"

"Dan ingat jangan beritahu kejadian ini kepada siapapun"

Tristan menemukan keberadaan Dita dibelakang sana. Dia langsung menghampiri Dita.

"Anin kamu ga papa kan?" Tristan mengamati kondisi Anindita saat ini. Dengan tubuh yang terhimpit diantara rak dan didinding membuatnya semakin khawatir.

"Ga papa koh" jawab Dita sembari membetulkan penampilann

"Yasudah yuk ke kantin. Sudah ditunggu sama yang lain" Tristan berusaha percaya pada Dita, meskipun dia merasa ada yang disembunyikan Dita

"Sebentar aku mau ambil buku dulu sama ke petugas"

"Udah aku aja yang ambil bukunya"Tristan meraih buku yang mau dipinjam Dita.

Setelah itu mereka berdua ke petugas perpustakaan. Setelah selesai dengan urusan diperpustakan Dita dan Tristan jalan berdampingan menuju kantin. Banyak tatapan dan bisik-bisik anak kelas XII yang ditunjukan pada mereka.

"Ngapain tuh cewek sama Tristan?"

"Sok cantik deh. Lebih cantikan juga aku"

"Serasi ya mereka. Yang satu cantik, yang satu ganteng"

"Tristan ganteng banget. Meleleh adek, mas"

Semua tatapan dan bisik-bisik itu diabaikan oleh Tristan. Dia sudah biasa menerima tatapan dan bisik-bisik dari orang-orang. Sementara Anindita, dia menundukkan wajahnya dan sembari terus berjalan. Kepalanya terasa pusing akibat benturan tadi. Tapi dia berusaha mengabaikan rasa sakitnya
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~

Yeaayyy bisa up juga Minggu ini ditengah kesibukan yang melanda.
Sorry ya ga terlalu panjang ceritanya

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang