Dari hari Minggu Kehari Senin rasanya sebentar sekali. Padahal nunggu hari Minggu dari hari Senin lama sekali.
Hari ini aku dan Bryan sudah bersekolah seperti biasa. Seperti pagi-pagi sebelumnya aku akan berangkat bersama Bryan.Aku berjalan menuju kelasku. Dikoridor penghubung antara parkiran dengan ruang kelas aku berpapasan dengan Tristan.
"Anin. Boleh bicara sebentar?" Panggilnya dan mengajakku bicara berdua
"Iya boleh ada apa?" Tanyaku
"Jangan bicara disini rame anak-anak." Dia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya yang panjang dan putih bersih.
Tristan memang memiliki postur tubuh tinggi, tegap, badannya berisi namun tidak gendut, kulit putih, alisnya yang tebal, ditambah dengan mata yang tajam.
"Nanti saja istirahat pertama aku tunggu kamu ditaman belakang" lanjutnya
"Iya nanti aku kesana. Duluan ya, udah mau bel" pamitku pada Tristan dan melanjutkan perjalanan ke kelas.
Bel tanda masuk sekolah telah berbunyi. Siswa/i SMJ telah memasuki kelas masing-masing guna mengikuti kegiatan KBM.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~Tidak terasa waktu istirahat telah tiba
"Kantin yuk guys" ajak Meita
"Kuyyy" seru Disya dan Ellen
"Kamu ikut ga dit?" tanya Ellen"Engga dulu deh aku bawa bekal" jawabku
"Yaudah kita duluan ya dit. Mau titip ga?"pamit Disya dan menawariku siapa tahu aku mau titip jajanan kantin
"Engga deh.Dah sana ke kanti nanti rame ga kebagian meja baru tahu rasa" usirku
"Yaudah bye" jawab Meita sambil pergi meninggalkanku dan melambaikan tangannya
'syukurlah aku jadi punya alasan sama mereka tidak ikut ke kantin. Maaf guys aku belum bisa cerita soal Tristan' ucapku dalam hati
Ya hari ini aku membawa bekal dari rumah. Tadi pagi aku tak sempat sarapan sehingga mamaku membawakan bekal untukku.
Rencananya aku akan membawa bekal yang aku bawa ke taman belakang dan memakannya disana sambil menemui Tristan
Aku keluar kelas dan berjalan menuju taman belakang. Sesampainya disana Tristan belum datang. Aku duduk di rumput dekat pohon. Lebih enak duduk selonjoran dibawah daripada diatas. Hehehe😅
Sambil menunggu Tristan aku membuka bekal yang aku bawa dan memakannya. Aku ga boleh telat makan karena ada obat harus aku minum
Saat aku sedang makan aku merasakan pergerakan disebelahku. Rupanya Tristan yang duduk disebelahku.
"Kamu bawa bekal?" Tanya Tristan padaku
"Iya aku bawa bekal. Udah makan?"jawabku dan aku balik bertanya
"Belum. Habiskan dulu makannya" jawabnya.
"Mau barengan?" Tawarku padanya
"Kalo boleh sih hehehe😅. Laper soalnya belum makan" jawabnya yang malu-malu kucing karena kelaparan
Aku membagi 2 bekalku dengan Tristan. Aku makan menggunakan sendok sedangkan Tristan makan menggunakan garpu.
Tiba-tiba Tristan memberikan suapannya padaku. Aku melihatnya dengan penuh tanda tanya. Kami saling bertatapan satu sama lain.
Tristan mengangguk seolah-olah tau apa yang menjadi pertanyaanku. Ragu-ragu aku menerima suapannya.
Setelah menerima suapan dari Tristan, aku memalingkan wajahku darinya. Tindakan tidak terduga dari Tristan membuat hatiku degdegan.
Tritan mengusap rambutku sambil mengucapkan kata
"anak pintar"Ya ampun apa yang aku rasakan? Kenapa jantungku berdebar-debar. Stop jangan baper. Tristan bukan siapa-siapa mu. Kau dan Tristan memiliki dunia yang berbeda. Jangan berharap lebih.
Tidak lama bekal yang aku bawa telah habis oleh kami berdua. Aku menutup tempat makan yang aku bawa dan meletakkannya disampingku.
"Makasih makanannya Anin"ucap Tristan
"Iya sama-sama. Ngomong-ngomong kamu mau bicara tentang apa? Tanyaku mengingatkan akan tujuanku datang kesini
"Ga bicara apa-apa sih. Aku cuma mau ngasih ini ke kamu" dia mengambil sebuah kado disampingnya. Aku tidak tahu bahwa Tristan membawa kado sebelumnya.
"Jangan dibuka dulu ya. Bukannya kalau udah dirumah." Suruh yang melarangku untuk membuka sekarang
"Iya, makasih ya. Ngomong-ngomong aku lagi ga ulang tahun loh. Koh pake acara kado segala" balasku dengan rasa penasaran kenapa dia memberiku kado.
"Ga papa. Sebagai tanda pertemanan kita mulai hari ini. Mau kan kamu berteman denganku?" Tanyanya
"Tentu saja mau. Kita harus berteman dengan siapa saja kan" jawabku dengan senyuman
"Terimakasih aku sangat senang" balasnya dan tak lupa senyumannya yang bikin cewek klepek-klepek
'andai kamu ingat nin. Aku akan lebih senang. Tapi ga papa lah. Awal yang bagus untuk membuatnya ingat kembali' batin Tritan
Mereka melanjutkan pembicaraan mereka dengan disertai candaan. Yang membuat mereka lupa waktu dan tidak sadar sebentar lagi bel akan berbunyi.
Aku tersadar terlebih dahulu bahwa sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Aku izin balik ke kelas duluan pada Tristan.
Aku kembali kekelas. Suasana kelas sudah ramai oleh anak-anak. Aku menuju bangkuku dan duduk disana.
Para sahabatku menatapku dengan tanda tanya. Mereka melihat kearah kado yang aku bawa"Tumben keluar kelasnya lama banget. Habis dari mana?" Tanya Meita
"Iya nih tumben sekali. Mana bawa kado lagi" Ellen pun bertanya
"Hayo darimana dan kado dari siapa?" Kepo Disya
Masalah kepo temen-temenku itu juaranya. Mereka akan kompak kepo untuk mendapatkan informasi yang mereka mau
"Hmm darimana ya?"jawabku gantung
"Darimana?" Tanya mereka bertiga dengan sungguh kompaknya.
"Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat ada bayangnya, dari mata kau buatku jatuh jatuh terus, jatuh ke hati."jawabku dengan bernyanyi lagu jazz dari mata"Yeee ditanya serius malah nyanyi, mana fals lagi" ejek Meita, padahal suara Dita ga ada falsnya sama sekali.
"Waktu aku nyanyi juga kalian ikut nyanyi. Wlee😝" jawabku dengan menjulurkan lidahku
"Siang anak-anak" sapa guru yang tiba-tiba masuk kedalam kelasku.
Membuat anak-anak yang mengerombol memisahkan diri dan kembali ke habitatnya masing-masing eh salah maksudnya kembali ke bangkunya masing-masing.
'untunglah aku selamat dari pertanyaan mereka. Terimakasih Bu guru telah menyelamatkanku' ucapku dalam hati
Anak-anak dikelasku mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan serius. Karena guru yang mengajar termasuk salah satu guru terkiller di sekolahku, walaupun dia perempuan.
~~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~
Gimana guys kelanjutan ceritanya?
Maaf ya kemaren ga up. Agak ga enak badan author
Author akan up kalau author ga sibuk. Author usahan setiap hari selama author liburan
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDITA (END)
Fiksi RemajaKecelakaan beberapa tahun lalu membuatku hilang ingatan. Aku mengalami amnesia sebagain dan melupakan seseorang yang sangat berarti bagiku. Kedatangan seseorang yang berkaitan dengan masa laluku membawaku mengingat satu persatu memori yang hilang d...