part 3

133 32 4
                                    

Bel masuk telah berbunyi. Semua siswa SMJ masuk ke kelas masing-masing. Jam pelajaran demi jam pelajaran aku lalui akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ya waktunya pulang sekolah, waktunya istirahat di rumah dan mengerjakan PR

Seperti biasanya aku menunggu Bryan di depan pos satpam. Sambil menunggu Bryan, aku mengecek ponsel ku siapa tau ada pesan dari Bryan.

Benar saja dugaanku, Bryan tak bisa pulang bareng. Dia harus mengikuti ekstra terlebih dahulu yang mana wajib bagi kelas x. Aku lupa hari ini Bryan ada ekstra tersebut, sehingga aku menunggunya cukup lama.
Aku putuskan menunggu angkutan umum di halte depan sekolah. Jam telah menunjukan pukul 16.00 WIB, aku rasa akan sulit mendapatkan angkotan umum jam segini.

"Dita, kamu belum balik? Bareng aja yuk sama aku" tiba-tiba Ellen muncul. Aku tak tahu dia habis dari mana, sehingga jam segini baru balik

"Ga usah len. Lagipula kita ga searah. Kasian kamu nanti" tolakku dengan halus

"Udah bareng aku aja. Siapa juga yang direpotkan. Lagipula aku mau ke gereja dulu, mau mempersiapkan acara. Kan gereja searah tuh sama rumahmu. Yuk bareng aku aja" Ellen lagi-lagi menawarkan aku agar pulang bareng dia aja.

Diantara kita berempat, memang Ellen yang beda agama. Selain Ellen yang berbeda agama dengan kami, sifat kami juga berbeda-beda, dari kultur budaya yang berbeda. Hal tersebut tidak masalah bagi kami. Justru perbedaan yang ada bukan pemisahan bagi kami tapi mempersatukan kami.

Akhirnya aku memutuskan untuk ikut dengan Ellen daripada harus menunggu Bryan kelamaan bisa lumutan nanti aku. Ellen dijemput oleh papanya menggunakan mobil. Aku dan Ellen memutuskan untuk duduk di jok belakang.

"Sore om" sapaku pada om hendri~papa Ellen

"Sore Dita. Pulang sendirian dit?" Tanya om hendri padaku

"Iya om. Si Bryan lagi ekstra, pulangnya menjelang Maghrib om. Jadi aku pulang duluan" jelasku

"Bryan itu adikmu ya?"

"Iya om"

Suasana di dalam mobil kembali hening. Ellen memang tipe orang pendiam, tapi dia baik sering traktir kita di kantin. Hehehe

Akhirnya mobil yang aku tumpangi telah sampai didepan rumahku. Aku keluar dari mobil dan mengucapkan terimakasih pada Ellen dan om Hendri

"Assalamualaikum ma. Dita pulang" ucapku ketika memasuki rumah

"Waalaikumsalam. Pulang sama siapa mba? Koh dianter mobil?" Tanya mamaku

" Dianter Ellen sama om Hendri, ma" jelasku

"Yaudah. Jangan asal nebeng temen mba, kamu kan anak perempuan takut kenapa-kenapa dijalan"

"Iya ma, Dita tau. Dita juga ga sembarangan nebeng orang koh" aku berucap dengan sungguh-sungguh. Karena aku tahu kekhawatiran mereka, seperti yang aku bilang sebelumnya aku anak perempuan satu-satunya.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Saat malam tiba, aku memilih mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru supaya tugasnya tidak numpuk dan menjadi beban sehingga menimbulkan rasa malas mengerjakan tugas.

Saat sedang serius mengerjakan tugas, ada yang mengetok pintu kamarku.

"Mba. Boleh masuk?" Itu suara Bryan

"Masuk aja dek. Ga mba kunci koh."

Aku mengizinkan Bryan masuk kamar. Sudah biasa Bryan mengunjungi kamarku ataupun aku yang mengunjungi kamar Bryan. Jika sudah begitu pasti ada hal yang perlu dibicarakan ataupun kami akan menceritakan kejadian yang kami alami

"Mba sibuk? Maaf ya mba tadi ga bisa pulang bareng"

"Ga papa koh dek. Mba tadi pulang bareng Ellen" suaraku meluruh saat mengatakan itu

"Mba, aku tau mba. Pasti mama atau papa akan mengintrogasi mba kan? Maaf ya mba" 

" Udah ga papa dek. Ga usah terlalu dipikir. Mba paham koh apa yang terjadi, dan kamu jangan merasa bersalah. Kamu ga salah dek. Udah-udah koh jadi mellow gini sih" aku berusaha mencairkan suasana

"Mba aku yakin suatu saat papa sama Mama akan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada mba. Sehingga mba bebas melakukan apa saja yang mba mau. Dan mba bisa ingat kembali masa lalu itu"

"Aamiin" aku nge-aamiin kan doa Bryan

"Udah malam dek. Sana tidur, besok kesiangan loh" lanjutku

"Eh mba sadar yang suka kesiangan siapa" sindir Bryan

"Hehehe mangap mangap eh maaf maaf"

~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~

Aku membereskan buku-buku pelajaran. Menjadwal dan memasukkan kedalam tas buku yang sesuai dengan pelajan besok. Setelah selesai dengan buku-buku aku merebahkan diriku diatas kasur. Mengecek hp siapa tau ada pesan penting. Membuka satu demi satu aplikasi dari wa hingga ig. Aku melihat ada satu notif di ig ku.

Tumben sekali ada notif di ig. Padahal aku jarang main ig. Aku punya ig pun karena dipaksa oleh Disya, katanya jangan kuno deh. Akhirnya Disya yang membuatkanku ig, walaupun percuma aku tak pernah nge-post satu foto pun. Ya karena aku takut papa dan mama khawatir padaku

Aku membuka ig, dan mengecek notif tersebut. Tristan mem-follback akun ig ku. Padahal aku tidak DM Tristan minta di follback, aneh. Ah sudahlah, masa bodo dia mau nge-follback siapa. Mungkin juga dia ga segaja ngeklik follback. Toh bukan masalah yang besar buatku, ga ada ruginya juga. Lagi pula aku jarang main ig.Lebih baik aku tidur daripada memikirkannya. mempersiapkan energi buat besok, dan jangan sampai kesiangan lagi bisa habis aku.
~~~~~~~~~~~~💟💟💟~~~~~~~~~~~
Penasaran ga nih sama cerita Anindita? Yuk kalo penasaran klik vote dan komentar. Supaya author nya rajin update

ANINDITA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang