BFA

307 62 3
                                    

Zihao beserta kedua anak buahnya yakni Jack dan Stephen sudah mengunjungi beberapa TKP. Mulai dari rumah biasa, taman kecil, bahkan sampai rumah milik bangsawan. Dari semua TKP yang mereka kunjungi, tidak ada satupun tempat yang memberikan clue mengenai pelaku pembunuhan berantai tersebut. Hingga mereka tiba di TKP terakhir.

Sebuah kamar hotel berbintang lima yang ada di sebelah timur kota Hummer.

Tempat ini menjadi tempat pembunuhan. Namun tidak ada setetes pun darah di lantai, langit-langit ruangan, bahkan semua benda yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Tantu saja hal itu terjadi. Karena pembunuhan tersebut tidak dilakukan menggunakan benda tajam maupun benda tumpul yang dapat merusak permukaan tubuh hingga luka dan mengeluarkan tetesan darah. Cara pembunuhannya cukup sulit bagi seorang pemula atau bahkan seseorang yang tidak biasa membunuh. Si pembunuh dengan mudahnya mencekik korban dan mematahkan lehernya hingga Sang korban terlihat seperti memiringkan kepalanya. Korban bahkan ditemukan di atas tempat tidur dengan sebuah bantal di bawah kepala, dan sehelai kain selimut yang menutupi tubuhnya sampai dada. Tampak seperti orang yang sedang tertidur bukan?. Sampai seorang teman sekamarnya datang dan merasa ada yang janggal dengan korban.

"Kami sudah menyelidiki semuanya. Namun tidak ada petunjuk sedikitpun," ujar salah satu polisi yang bertugas mencari petunjuk di TKP. Pada akhirnya Jack membuka laci meja yang tergeletak tepat di samping kasur. Ia membuka laci tersebut dan menemukan sebuah buku diary. Anehnya buku diary tersebut tampak seperti dibobol dan dibuka paksa. Jack mulai membuka buku diary tersebut. Ia langsung membacanya, mulai dari catatan seorang anak remaja sampai akhirnya ia menemukan 3buah huruf yang ditulis menggunakan huruf kapital di salah satu lembar usai lembaran yang berisi catatan terakhir milik korban.

"BFA. Ini petunjuk!" Kata Jack bersemangat. Zihao merebut buku diary yang dipegang Jack.

"Kami pamit pergi ke markas. Agar penelitian ini bisa berlanjut tanpa gangguan," ujar Zihao izin pamit kepada yang lain.

"Iya, silakan," balas yang lainnya. Usai itu Zihao, Jack, dan Stephen pergi meninggalkan TKP menuju markas Crime Hunter yang ada di kota Hummer.

"Mengapa kau membiarkan mereka pergi membawa clue?" Tanya polisi yang lainnya lagi kepada polisi tersebut. Yang ditanya adalah ketua dari para polisi lainnya. Ia diam tak menjawab sambil memainkan kumis panjang miliknya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Sang ketua.

"Mereka hanyalah pembunuh bayaran, bukan detektif profesional," jawab polisi yang sebelumnya bertanya. Lagi-lagi Sang ketua menyahut. "Tapi sebelum mereka membunuh, mereka akan mencari tahu siapa target dan apa masalahnya."

🔫

"Dari sekian TKP yang kami kunjungi. Kami hanya mendapatkan sebuah clue. Clue yang terdiri dari 3huruf yang diduga memiliki makna."

"Huruf apa yang kau maksud?" Tanya Zeyu. Dirinya mendapat telfon dari Zihao. Pada saat itu juga Zeyu dan Nayu sedang melakukan diskusi.

"BFA."

Zeyu langsung menatap Nayu. Menatap dengan penuh arti tentunya. Nayu yang paham lekas mencatat huruf tersebut di handphone miliknya.

"Kau yakin tidak bisa menyelidikinya sendirian?" Tanya Zeyu.

"Tidak."

"Hhhh baiklah. Aku akan menyuruh Nayu dan beberapa bawahan untuk mencari tahu tentang BFA," ujar Zeyu terdengar pasrah.

"Baiklah, terimakasih."

Tuut

"Siapa yang kau percayai dalam misi ini?" Tanya Zeyu to the point pada Nayu.

"Mingrui. Yang kutemukan hanyalah sebuah lambang. Kurasa ia mengetahui banyak hal tentang lambang," jawab Nayu pasti. Zeyu mengangguk.

🔫

"Kak! Aku akan pergi mengunjungi acara ulang tahun temanku." Seorang gadis cantik yang bertubuh mungil itu berbicara pada kakaknya dengan nada yang amat riang. Meskipun tampang kakaknya sedikit menyeramkan dan membuat siapapun merasa takut.

"Siapa yang berulang tahun?" Tanya Sang kakak. Yang ditanya tersenyum simpul. Ya, walaupun yang diberi senyuman tak dapat melihatnya. Pasalnya Sang kakak tengah berdiri membelakangi gadis tersebut sambil menatap pohon rindang dari kaca jendela yang ukurannya bisa dikatakan besar.

"Abigail. Teman seperjurusanku," jawabnya. Akhirnya yang sedari tadi diajak berbicara membalikan badannya dan menatap adiknya itu lekat-lekat. "Xiaolin, di mana acara itu diadakan?" Tanyanya.

"Di sebuah mall yang ada di pusat kota. Dekat dengan bangunan bersejarah," jawab Xiaolin.

"Perlu kah aku mengirimkan beberapa bodyguard untuk melindungimu?" Tanya Sang kakak lagi. Gadis yang bernama Xiaolin itu menggeleng cepat "Tidak! Itu merepotkan."

"Hmm baiklah. Kau boleh ke sana. Hati-hati di jalan. Pastikan tidak ada seorang pun yang menyakiti mu atau ia akan berurusan denganku!"

"I--iya iya kak! Jangan berlebihan seperti itu!" Xiaolin tampak gugup dengan sifat kakaknya. Ia terkekeh, berjalan mendekati Xiaolin dan mengusak rambut Sang adik dengan gemas.

"Aku tidak suka kalau ada yang menyakitimu."

Jleb

"Terimakasih kak..." Xiaolin berbicara di dalam pelukan Xinlong. Ya... Dia adalah He Xinlong. Ketua dari organisasi Angel slaughterer yang kembali menggegerkan negara Farishta. Kejam dengan semua orang, namun ia bersikap sangat lembut pada Sang adik.







TKP : Tempat Kejadian Peristiwa
Clue : Petunjuk









BFA ; finished

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang