Poseidon

146 37 7
                                    

Langit sudah semakin gelap. Malam telah menguasai benua Zealandia. Zeyu, Zihao, Jack, Stephen dan Eginhard masih dalam perjalanan menuju Nedgor. Di dalam lambung kapal, Zihao dan Jack tampak tertidur nyenyak di atas kasur sederhana yang telah disediakan. Sementara Setphen asyik memandangi langit malam dari beberapa kaca berbentuk lingkaran.

Di luar atau di atas sana. Zeyu tampak sedang berjalan di atas geladak kapal. Ia seperti sedang mengelilingi dan mengunjungi setiap sisi kapal. Namun ia memberhentikan kegiatannya kala melihat sebuah pesta yang diadakan Zeus dan Poseidon.

Zeyu mendongak menatap langit malam. Diperhatikannya taburan bintang di langit sana. Dan ia seperti menimbang-nimbang kan sesuatu.

"Apakah badai itu berada di sebelah selatan? Apakah ini benar rasi bintang Crux?" Monolog Zeyu. Ia berjalan menuju anjungan kapal dan masuk ke dalam untuk menemui Eginhard.

Di dalamnya, Eginhard tampak sedang tertidur di kursi komando. Tubuhnya menyender pada senderan kapal dengan kedua kaki yang terletak sembarangan di atas roda kemudi kapal.

"Ekhem, Eginhard. Bangun!" Kata Zeyu membangun kan Eginhard. Sangat mudah untuk membangunkannya. Hanya dalam satu kali panggilan, Eginhard langsung terbangun dan berdiri.

"Ada apa?" Tanya Eginhard berusaha sadar. Zeyu menoleh ke arah selatan, setelah itu ia kembali menatap Eginhard "aku melihat badai di sebelah selatan. Bukankah kita akan pergi ke sana? Mengapa kapal ini mengarah ke timur?"

Eginhard melihat kompas. "Ah sial! Maafkan aku yang tertidur," ujar Eginhard menyesali. Ia langsung memutar roda kemudi menuju selatan. Putarannya yang terjadi secara tiba-tiba dan kencang membuat kapal oleng seketika. Zihao yang sedang tertidur pun menjadi terbangun karena terjatuh dari atas kasur.

"Apakah kita akan menghadapi badai besar itu?" Tanya Steven tak percaya. Matanya menatap ke arah selatan dengan penuh kekhawatiran.

"Ini menarik," ujar Zihao sadar dengan pertanyaan Steven.

Lama berlayar, mereka tiba di hadapan badai besar tersebut. Zeyu menjadi tak yakin kalau ini akan berhasil.

Kapal sedikit terombang-ambing karena adanya gelombang air laut yang cukup besar itu. Ditambah lagi dengan angin kencang beserta tetesan air hujan yang amat deras. Suara petir yang menyeruakkan telinga itu semakin menegangkan suasana.

"Kau bisa pergi ke lambung sekarang. Sementara aku akan mengurus semuanya di sini!" Perintah Eginhard pada Zeyu. Zeyu tampak ragu, "kau yakin? Mungkin aku bisa membantumu."

"Pergi menuju lambung kapal sekarang juga! Itu akan sangat membantu bagiku," jawab Eginhard fokus dengan kemudi kapal. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke radar. Zeyu mengangguk patuh. Ia berjalan menuju luar anjungan.

"Zeyu!" Panggil Eginhard sebelum benar-benar keluar dari anjungan. Zeyu memberhentikannya. "Jangan lupa tutup pintu."

Zeyu hanya mengangguk untuk yang kedua kalinya. Setelah ia benar-benar kaluar dari anjungan, ia menutup pintu rapat-rapat. Ia berjalan dengan tergesa-gesa menuju tangga yang akan mengubungkan geladak atas dan lambung kapal.

Langkahnya sedikit sulit dikarenakan angin yang sangat kencang dan berlawanan arah itu membuatnya sedikit terdorong. Mata Zeyu menatap kilat yang benar-benar dahsyat. Jaraknya pun tak terlalu jauh. Zeyu yang melihatnya menjadi ngeri. Dengan cepat ia menuruni tangga dan menutup pintu geladak.

Di dalam lambung kapal, ia langsung bertemu dengan Zihao, Stephen, dan Jack. Zihao tampak memandangi luar kapal melalui jendela. Sementara Steven berdiri di belakang Zihao dengan tatapan waspada nya. Jack? Dia masih tertidur.

"Apa yang akan kita lakukan?" Tanya Stephen.

"Diam dan berdoa supaya Eginhard bisa menghadapi ini," jawab Zeyu. Zihao dan Steven mengangguk.

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang