Invitation

135 34 7
                                    

"Zihao! Kami yakin kau bisa melakukannya!" Teriak Xiona menyemangatkan. Helios mulai ke beranjak pergi meninggalkan Clytie, itu tandanya sudah lebih dari 5 jam berada di tempat tersebut. Jack, Stephen, Tianze, bahkan Xiona dan beberapa orang lainnya masih setia berada di sana untuk menyelamatkan Zihao. Zihao mulai tak percaya akan dewi fortuna, ia yakin pasti ia akan mati.

"Zihao! Cepat lompat dari ranjau darat itu dan raih tali ini!" Teriak Jack dari atas helikopter. Jack dan Tianze berada di atas helikopter dengan tali yang menjuntai untuk menyelamatkan Zihao. Sementara Xiona dan Stephen beserta polisi lainnya ada di atas gedung runtuh. Mereka juga tak berani mendekati ranjau itu.

"Jack! Aku tak yakin ini akan berhasil," sahut Zihao. Ia sedikit mengeluarkan air matanya sedih.

Puk

Sebuah batu terjatuh dan mengenai kepala Zihao. Zihao menoleh ke arah pelaku yang melempar batu tersebut. Itu Stephen, "jika kau berani menggunakan bom, maka kau juga harus berani menghadapi ledakkannya!"

Hening sebentar. Zihao masih memikirkan kata-kata yang baru saja diucapkan Stephen. Sepertinya Stephen benar. Ranjau darat ini belum tentu akan menjadi pintu ajal yang akan mengantarkannya menuju alam baka.

Zihao memejamkan matanya sebentar. Ia butuh konsentrasi. Setelah mantap, ia mulai mengambil kuda-kuda. Tangannya bergerak seakan-akan siap meraih tali helikopter tersebut dengan jangka yang cukup tinggi.

Set

Bhummm!

Hap

Zihao meloncat dan ranjauh itu meledak dalam seketika. Zihao berhasil meraih tali helikopter yang cukup tinggi. Api ledakkan dari ranjau itu hanya mengenai sedikit tubuhnya. Tapi...

Set

Zihao sangat lemah, dan tanpa sengaja ia melepaskan tangannya.

"ZIHAO!!"

🔫

"Aku terlalu memikirkan Xiaolin, sampai-sampai aku lupa kalau aku baru saja kedatangan tamu istimewa yang katanya akan menjadi salah satu petarungku," kata Xinlong sambil meneguk minuman anggur yang tersedia di meja makan.

Dirinya, Rachel, Hanyu, Shuyang, Niguel, Viero, dan Alrico tengah melakukan makan malam bersama. Itung-itung ini adalah caranya menyambut kedatangan Rachel.

"Tak apa, itu wajar," sahut Rachel sambil menyuapkan sepotong apel berbentuk dadu yang sebelumnya telah disiapkan oleh maid yang ada di dalam mansion besar itu.

Mereka tampak seperti anggota kerajaan yang tengah melakukan acara makan bersama. Dengan Xinlong sebagai raja lebih tepatnya.

"Jadi, yang kutahu kau adalah anak buah dari Devian. Benar kan?" Tanya Xinlong. Rachel mengangguk pelan. Ia memainkan garpu perak yang ada dalam genggamannya, "tapi ia sudah tiada."

"Maka dari itu kau bergabung dengan Xinlong yang notabenenya adalah bos dari bosmu sendiri," sambung Hanyu. Lagi-lagi Rachel hanya mengangguk.

"Itung-itung aku akan membalaskan dendamku terhadap lelaki itu karena telah membunuh Devian," ujar Rachel. Ia menekan potongan apel dengan penuh emosi pada saat menceritakan tujuannya untuk membalaskan dendam Devian.

Xinlong terkekeh mendengar penjelasan Rachel, "Devian seperti panglima perang atau seorang samurai. Ia memiliki pengikut yang amat setia padanya." 

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang