Another puzzle?

211 51 11
                                    

Di tengah-tengah kedamaian kota Hummer, kota yang letaknya di dataran rendah negara Aiirfarg. Matahari tampak sangat bersinar. Cakranya menghangatkan para penaung. Di siang yang cerah ini.

Wuzhh

Sebuah helikopter melintas di udara dan disusul beberapa helikopter lainnya.

"Dadah pesawaaat!" Di bawah sana. Segerombolan anak kecil tampak bersemangat melihat aksi kejar-kejaran helikopter tersebut. Sesekali mereka berteriak meminta duit "Pesawat minta duiiit!"

Bang!

Bang!

"Hentikan!" Pinta Zihao pada salah satu sniper yang bersama dengannya. Sniper tersebut tampak kebingungan dengan Zihao. "Ada apa?"

"Kita harus mencari tempat sepi yang tidak ada penduduk di bawahnya. Akan sangat berbahaya jika salah satu helikopter rusak dan terjatuh," jawab Zihao.

Pilot yang mendengarnya lekas mengambil mikrofon dan menghubungi pilot lainnya.

"Kita harus mengejarnya sampai ke tempat yang tidak ada penduduk. Setelah kita bisa menghabisinya di sana," ujar sang Pilot tersebut. Pesan suara sampai tepat waktu. Pilot-pilot yang lainnya mengangguk patuh.

Namun semua tak berjalan sesuai dengan keinginan. Anak buah Devian justru tampak mengarah ke timur, di mana kita akan ke daerah ibu kota negara Aiirfarg. Maka dari itu salah satu helikopter kepolisian kota hummer langsung mencegatnya dan menembaki helikopter yang ditumpangi Devian.

"Sialan! Putar balik sekarang!" Perintah Devian kepada anak buahnya. Dan kini mereka pergi ke arah barat.

Hingga akhirnya kelima helikopter tersebut berada di atas sebuah pantai. Pantai kosong yang tak dijadikan tempat wisata. Karena keindahan alamnya kurang mendukung. Terlebih lagi sumber daya alam di sini tak terlalu melimpah. Membuat tempat ini hanya dihuni beberapa penduduk.

"Sekarang saatnya!" Teriak Zihao mengambil sebuah senapan besar dan langsung menembaki helikopter milik Devian. Sniper lainnya yang berada di pihak Zihao juga melakukan hal yang sama.

Devian tak mau kalah. Ia juga melakukan beberapa serangan balasan. Serangannya cukup kuat dan mampu membuat salah satu helikopter lumpuh dan terjatuh.

"Ck! Bagaimana mungkin dia bisa melakukannya," pikir Zihao melihat salah satu helikopter sekongkol terjatuh dan meledak di bawah sana.

Bum!!!

Ledakan nya sangat dahsyat. Tak terbayang bagaimana nasib mereka yang masih ada di dalam sana.

Namun hal itu tak membuat semangat para anggota kepolisian di kota hummer menyerah. Mereka masih melakukan serangan. Hingga serangan yang paling dahsyat datang. Di mana seseorang dengan mudahnya melempar granat ke dalam helikopter milik Devian dan...

Duarrr!!

Entah bagaimana caranya Devian bisa selamat dari kecelakaan mematikan itu. Dan yang pasti kini dia tengah berada di atas gundukan pasir dengan sebuah parasut yang melingkar di sekelilingnya. Zihao beserta beberapa polisi lainnya juga segera melompat turun dari atas helikopter. Dan kini mereka hendak menghampiri Devian untuk mengepungnya.

Namun sesuatu bisa saja datang secara tiba-tiba. Di ada mana segerombolan orang yang baru saja menepi serta turun dari atas perahu mereka. Dengan segera Devian menarik salah satu dari mereka yakni seorang gadis berambut ikal. Tak hanya menarik, Devian bahkan mengunci pergelangan tangan gadis itu. Ah jangan lupakan sebuah pistol yang ia tempelkan di samping kanan Sang gadis.

"Biarkan aku pergi atau gadis ini yang akan menjadi korbannya!" Ancam Devian sambil menatap sekeliling. Sial dia benar-benar terkepunh sekarang. Terlebih lagi semua kawannya telah mati karena kecelakaan helikopter tadi.

"Lepaskan dia sekarang juga!" Bentak Zihao.

"Tidak akan!" Tolak Devian mentah-mentah.

Bang!

"Akhh!" Devian terjatuh. Kakinya terkena tembakan seseorang yang mengepung dari belakang. Gadis tertawan itu segera berlari menjauh, dan salah satu petugas berusaha mengamankan gadis tersebut beserta yang lainnya.

Tak ada gunannya kalau hanya melukai satu kaki. Kedua tangan dan satu kaki lainnya masih bisa digunakan untuk menyerang.

Bang!

Bang!

Dan kini kedua tangan Devian dalam keadaan lumpuh. Ah jangan lupakan racun yang terkandung dalam pistol tersebut. Racun yang dapat membuat tubuh seseorang tak dapat bergerak dalam jangka waktu yang cukup lama.

Tap

Tap

Tap

Zihao berjalan menghampiri Devian dengan santainya. Sementara Devian menatap Zihao penuh kewaspadaan juga kebencian. Zihao mensejajarkan tingginya dengan Devian. Maksudku, dia berjongkok menggunakan satu kaki sebagai tumpuan di hadapan Devian.

"Beritahu aku. Siapa ketua dari organisasi kalian dan siapa yang menyuruh kalian untuk melakukan ini," pinta Zihao tenang namun menakutkan.

".....". Zihao berdecak kecil. Ia menatap Devian lebih dalam "Katakan sekarang juga."

"Tidak akan." Sahut Devian yang membuat amarah Zihao semakin memuncak. Zihao langsung mengambil sebuah pisau lipat yang tersimpan di kantung kecil yang ada pada sabuk canggihnya. Ia juga menarik paksa tangan Zihao dan menusukkan pisau itu ke bagian yang terkena tembakkan.

"Aaaa! Ini akhh sakitthhh!" Devian benar-benar merintih kesakitan. Bagaimana rasanya jika luka tembakan yang dalam itu semakin diperdalam. Menggunakan benda tajam pula.

"Bisakah kau katakan sekarang?!" Tanya Zihao tajam. Devian memejamkan matanya menahan rasa sakit yang amat menjadi-jadi. Tampak ada sesuatu yang menonjol di tangan bagian bawah milik Devian. Itu seperti tonjolan peluru yang ada di dalam tangan Devian. Bisa saja perlu itu mengoyak kulit Devian lagi sehingga tangan Devian menjadi bolong. Karena Zihao semakin memperdalam pisaunya dan semakin banyak darah yang keluar.

"Arkhhh yang menyuruh kamikhh. D-dia!!! Kkhkk seseorang yang-akrhhh merasa iri dengan prestasi negara Aiirfarg," jawab Devian terputus-putus karena rintihan sakit yang terus-menerus ia keluarkan.

Zihao menarik pisaunya. Ia berdiri dan mengambil pistolnya.

"Haruskah aku memecahkan teka-teki lagi?" Tanya Zihao pada dirinya sendiri.

Bang!

Devian pun tergeletak tak bernyawa setelah Zihao menembak kepalanya.











Another puzzle? ; finished

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang