19.05 pm
"Mingrui. Kau mengerti lambang ini? Apakah benar ini adalah lambang dari Angel slaughterer?" Tanya Nayu.
Mingrui menatap lambang yang digambar oleh Nayu. Ya, Nayu tak sempat memotretnya. Hal tersebut membuat Nayu terpaksa harus menggambar sesuai dengan apa yang ia ingat.
"Begini, sayap itu berwarna merah marun. Tulisannya juga," ujar Nayu memperjelas. Mingrui mengambil buku gambar A4 yang Nayu pegang. Sesekali ia bergoyang akibat guncangan dari mobil yang ditumpanginya. Jadi, Nayu baru saja menjemput Mingrui yang pada saat itu tengah menikmati liburannya bersama keluarga di sebuah hotel yang dekat dengan tempat rekreasi. Tidak menaikki mobil pribadi. Melainkan sebuah taksi. Nayu terpaksa menjemput Mingrui. Awalnya Mingrui kesal karena liburannya terganggu, namun yah... Ini penting.
"Kau mencurigai kalau ini adalah lambang Angel Slaughterer?" Tanya Mingrui menatap Nayu. Nayu mengangguk pasti. Ya, dia mencurigainya. Amat mencurigai.
"Kalau begitu kita sama."
"Maksudmu?" Nayu bertanya. Mingrui menghela nafas sebentar.
"Dari sayap pun aku sudah bisa mencurigainya. Ayolah, lambang ini mudah ditebak. Sayap ini seperti sayap malaikat. Warna nya merah, padahal malaikat yang memiliki sayap seperti ini kebanyakan berwarna putih atau hitam. Jika memang ada sayap malaikat berwarna merah, maka sayap tersebut berbentuk seperti sayap kelelawar," jelas Mingrui.
"Itu devil," ujar Nayu membenarkan.
"Terserah, aku tak peduli itu."
Nayu memutar bola matanya malas. Belum satu putaran penuh, tatapannya terlaku pada sebuah sticker yang ada di sisi kanan mobil bagian depan.
"Itu lambangnya..."
"Angkat tanganmu!" Mingrui langsung menodongkan pistol ke arah Sang supr taksi. Supir tersebut diam tak bergeming. Terkecuali ia menghentikan mobilnya di tepi jalan. Mingrui melompat dan turun di dekat kursi supir. Tak lupa dengan tangannya yang masih menodongkan pistolnya.
"Kau... Anggota Angel Slaughterer?" Tanya Mingrui tegas. Yang ditanya menatap Mingrui dengan ujung mata. Mulutnya menyeringai kecil. "Ya..."
Set
Nayu menarik tangan orang tersebut dengan paksa. Setelah itu ia memborgolnya.
"Aku akan menelpon polisi. Kau tetap mengawasinya!" Nayu mengambil ponsel yang ada di saku jaketnya. Mingrui mengangguk pasti sambil terus menatap supir taksi yang ternyata anggota Angel Slaughterer.
🔫
Xiaolin baru saja selesai mengikuti pesta ulang tahun teman sekampusnya. Kini ia tengah berdiri di pinggir jalan sambil menunggu taksi lewat.
Lama menunggu. Hari semakin larut. Tidak ada satupun taksi ataupun kendaraan umum yang melintas. Haruskah ia menelfon seseorang untuk menjemputnya? Ayolah kasihan orang itu. Sangat merepotkan.
Akhirnya Xiaolin memutuskan dirinya untuk berjalan mencari tempat yang ramai akan kendaraan umum. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah taksi terparkir di sebrang dengan arah berlawanan. Taksi tersebut tampak... Kosong.
"Mungkin pemiliknya sedang pergi sebentar," batin Xiaolin. Xiaolin yang tak punya pilihan lagi akhirnya menghampiri mobil taksi tersebut.
Kini Xiaolin berdiri di hadapan mobil taksi itu. Ia berjalan mengitari mobil dan...
"Oh my god! Aku terkejut!" Xiaolin mengelus dadanya. Ia benar-benar terkejut begitu mendapati seseorang berdiri di belakang mobil dengan posisi badan menyenderi mobil. Dirinya fokus memainkan handphone sampai tak sadar kalau sudah ada Xiaolin di sampingnya.
"Kau... Supir taksi?" Tanya Xiaolin pada orang tersebut. Yang ditanya menoleh, setelah itu ia memasukan hanphone tersebut ke dalam saku celananya. "Bukan..."
"Kau mau ke mana? Akan ku antar."
"E--eh." Xiaolin kembali terkejut. Ia bukan supir taksi. Lalu, mengapa ia mau mengantar Xiaolin.
"Menaikki?"
"Mobil taksi ini tentunya," jawab orang tersebut. Ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Setelah itu ia menyalakan mesin mobil. Bukan supir, taksi namun memiliki kuncinya.
"Kau pemilik mobil ini?" Tanya Xiaolin dari jendela.
"Bukan. Cepat masuk!" Suruhnya. Dengan ragu-ragu, Xiaolin memasuki mobil tersebut dan duduk di bangku penumpang.
"Mau ke mana?"
"Hutan Clawdist."
Setelah itu mobil melaju. Suasana di dalam hening. Sebenarnya Xiaolin ragu dengan orang ini. Ia takut kalau ternyata ia adalah orang jahat dan ia melakukan tindakan kriminalitas pada Xiaolin. Mengerikan bukan?.
"Di mana pemilik mobil ini?" Tanya Xiaolin basa-basi.
"Sakit."
"Lalu, kenapa mobil ini bisa ada padamu? Ia meminjamkannya padamu?" Tanya Xiaolin lagi. Argh, banyak yang ingin ia tanyakan sebenarnya.
"Tidak, aku menemukannya di jalan."
"Kenapa ia meninggalkan mobil ini?"
"Mobil ini terkutuk."
"Kenapa kuncinya bisa ada padamu? Kau siapanya? Saudara? Teman dekat? Teman kerja?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Iblis berhati malaikat."
Yup! Jawaban terakhir membuat bulu kuduk Xiaolin meremang dalan sekejap. Beruntung mereka sudah sampai tujuan.
"Berapa harganya?" Tanya Xiaolin.
"Ini gratis. Cepat turun!"
Xiaolin membelalakan matanya kaget. Gratis? Padahal jarak dari tempat tadi menuju hutan Clawdist lumayan jauh.
"Kau serius?" Tanya Xiaolin tak percaya.
"Ya."
Orang ini, aneh. Tak apa, asalkan Xiaolin sudah sampai di tempat tujuan. Ia segera turun dari mobil dan mulai memasuki hutan.
"Tunggu!" Cegat orang itu sebelum Xiaolin benar-benar menjauh dari mobil.
"Ada apa?"
"Kau tak takut memasuki hutan yang gelap seorang diri?" Xiaolin menggeleng pertanda tidak "Ini sudah biasa. Aku selalu pulang malam dan memasuki hutan seorang diri," jawab Xiaolin.
"Oh-"
Setelah itu Xiaolin benar-benar pergi dan memasuki kawasan hutan tersebut.
"-pulang ya?"
Taxi ; finished
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASR
Mystery / ThrillerCrime Hunter : sebuah organisasi pembunuh bayaran yang bekerjasama dengan pemerintah di negeri mereka. Mereka juga sering disebut dengan pemberantas kejahatan. Angel Slaughterer : berbanding balik dengan Crime Hunter. Organisasi pembunuh bayaran ini...