It's not clue

271 54 4
                                    

Pagi ini. Kediaman dari seorang He Xinlong, sekaligus markas besar Angel slaughterer dikejutkan dengan sebuah berita yang disampaikan oleh orang terpecayanya, Ren Shuyang.

"Dari informasi yang saya dapat. Jia Hanyu telah berhasil ditangkap oleh para polisi," jelas Shuyang di hadapan Xinlong. Xinlong tampak sedikit gelisah. Kedua tangannya ada di atas meja mewah itu, sesekali ia menopang dagunya menggunakan satu tangan.

"Sial! Masalahnya dia adalah tangan kananku!" Ujar Xinlong kesal.

"Kau tau siapa yang menangkap atau melaporkan mereka?" Tanya Xinlong pada Shuyang.

"Dari informasi yang saya dapat juga, orang yang melaporkannya adalah anggota Crime hunter," jawab Shuyang seadanya.

"Crime hunter ya? Suruh Alrico dan Niguel untuk membunuh target baru!" Suruh Xinlong.

"Baik!" Ujar Shuyang patuh. Setelah itu ia bergegas mencari Alrico dan Niguel.

🔫

"Cepat katakan sejujurnya. Siapa yang memimpin kalian?!" Tanya Dianjia yang mulai emosi dengan orang yang sedang diinterogasi nya kali ini.

Ya, orang itu adalah Hanyu. Dan Dianjia adalah salah satu anggota polisi yang berperan penting.

"Cih, seberapa banyak kalian bertanya, aku tak akan menjawabnya," begitu kata Hanyu. Terdengar sombong dan meremehkan.

Bugh!

"Dasar keras kepala!"

Bugh!

"Sebelumnya aku tak mau bermain tangan."

Bugh!

"Namun sepertinya bermain tangan dengan pria menjengkelkan seperti mu menyenangkan." Tangan kekar Dianjia menarik paksa surai hitam milik Hanyu hingga Sang empu terpaksa mendongak ke atas.

Wajah tampan Hanyu telah dipenuhi lebam. Lebam yang dibuat oleh Dianjia tentunya. Meski diujung bibir Hanyu terdapat luka yang cukup menyakitkan, Hanyu masih menyempatkan dirinya untuk tersenyum. Senyuman menjengkelkan.

"Jika kau tidak mau memberitahu siapa yang memimpin Angel Slaughterer, kau harus memberitahu kami. Di mana markas Angel Slaughterer?" Tanya Dianjia.

"Di dekat pohon pinus. Hhaha," jawab Hanyu ngawur. Ah Dianjia pusing menghadapi Hanyu seorang diri.

Sementara itu di luar ruang interogasi...

"Seperti yang saya lihat. Angota Angel Slaughterer sangat setia kepada pemimpin mereka," Ujar Zeyu di sela-sela minumnya. Zeyu dan kepala kepolisian setempat tengah mengawasi mereka dari luar ruang interogasi. Kaca besar anti peluru namun tidak kedap suara itu dapat memperlihatkan apa yang terjadi di dalamnya.

"Tapi, bisa saja hanya sebagian orang yang seperti itu. Selebihnya yang lemah, mereka mungkin akan memberitahunya jika sudah tak sanggup dengan kekerasan," sahut Sang kepala kepolisian.

Zeyu terkekeh. Sambil tersenyum miring tentunya. Tangannya bergerak menggeletakan cangkir yang berisi kopi di atas meja. Kemudian ia kembali menyenderkan badannya di senderan kursi yang ia duduki.

"Mereka yang lemah? Haruskah aku mencari mereka?"

🔫

"Sialan! Mengapa harus aku? Aku butuh liburan tau," Mingrui terus menggerutu. Di sampingnya ada Nayu yang sibuk berkutat dengan komputer nya.

"Tenanglah! Nanti aku akan membujuk Zeyu agar memberimu waktu liburan yang lama," ujar Nayu tanpa menoleh sedikit pun ke arah Mingrui. Kini Nayu dan Mingrui tengah mencari tahu tentang BFA. Di ruang kerja milik Nayu seorang tentunya.

Gedung Crime Hunter tampak lebih sepi dari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya klien yang meminta crime hunter untuk membunuh para penjahat. Penjahat di negara lain tentunya.

"BFA itu nama perusahaan," kata Mingrui. Nayu mengangguk. Ya, dia tau itu.

"Perusahaan yang dari negara Aiirfarg kan? Itu perusahaan kecil yang dimiliki oleh kakek tua bernama Barney." Nayu menjelaskan.

"Apakah, BFA yang dimaksud benar ini?" Tanya Mingrui memastikan. Nayu menaikkan kedua bahunya. "Entahlah."

"Mungkin kita bisa memberitahu hal ini ke Zihao sekarang," usul Mingrui. Nayu mengangguk. Setelah itu Nayu langsung mengambil telepon dan memencet nomor telpon yang menyambungkan dirinya dengan Zihao.

"Ada apa?"

"Kami sudah mempunyai sedikit tentang BFA. Tapi aku tak tau apakah mereka pelakunya atau bukan---"

"Tak perlu! Kami sudah menemukan siapa pelakunya."

"Eh?"

🔫

"Kita berangkat sekarang," ujar Zihao setelah memasukan beberapa senjata ke dalam bagasi mobil Jaguar I-Pace yang akan mereka gunakan. Ya, terkecuali sebuah pistol bernama Glock 45 GAP yang ia simpan di dalam saku jas nya.

Setelah itu mereka bertiga mulai menaikki mobil. Stephen yang menyetir, Zihao yang mencari tau alamat, dan Jack yang mengawasi.

"Jack, kita belum bertemu musuh. Mengapa kau selalu memegang senapan Rheinmetall MG 3?" Tanya Zihao sedikit menoleh ke belakang. Pasalnya Jack duduk di kursi penumpang.

"Musuh bisa datang kapan saja," jawab Jack. Zihao mengangguk. Mengerti akan perkataan Jack.

"Angel slaughterer, aku tak menyangka kalau kalian akan bertindak sejauh ini. Katakanlah, siapa yang meminta kalian untuk melakukan ini," gumam Zihao sambil menyeringai kecil.

🔫

"Misi untuk membunuh menteri pendidikan bersama keluarga nya telah kami selesaikan," kata seseorang yang rupa-rupa nya sedang melakukan panggilan telepon.

"Sudah kau bersihkan semua jejak kalian?"

"Sudah. Tidak ada sedikit pun jejak terkecuali gambar sayap merah marun yang kami lukis menggunakan darah menteri itu sendiri," jawab orang tersebut. Di sampingnya ada seseorang lagi yang terus mendengarkan percakapan temannya dengan Sang bos.

"Clue ya? Itu bukanlah clue. Semua orang juga tau kalau organisasi ku yang membunuhnya. Itu adalah sebuah tanda bahwa kami turut berduka cita atas meninggalnya menteri pendidikan dan anggota keluarga nya."

















It's not clue ; finished

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang