Cooperation 2

151 33 6
                                    

Xinlong terus menggeretakkan giginya kesal. Sesekali membanting gelas minuman yang menampung air minum favoritnya. Malam-malam ini, ia mendapatkan pesan aneh dari musuhnya sendiri.

Selamat malam Tuan He Xinlong yth. Saya, selaku anggota Crime Hunter, ingin memberitahu Anda bahwa organisasi kami-Crime Hunter-ingin mengundang Anda sebagai ketua dari Angel Slaughterer untuk berkunjung ke gedung Crime Hunter.

Tujuan kami mengundang Anda bukan karena apa, melainkan ingin mengajak Anda untuk bekerja sama. Maksud dari bekerjasama, kami akan menjelaskannya pada saat Anda datang memenuhi panggilan.

Kami selaku pihak utama tidak memaksa Anda untuk memenuhi panggilan ini. Akan tetapi, jika Anda benar-benar tidak memenuhinya, adik Anda sendiri yang menjadi taruhannya. Karena dia tengah kami tawan saat ini.

Tertanda Gou Mingrui

"Crime Hunter sialan!" Umpatnya benar-benar kesal. Hanyu, Alrico, bahkan Rachel sudah memberikan beberapa saran kepada Xinlong untuk menghadapi ini. Akan tetapi semua saran tersebut tidak ada yang sesuai dengan kemauan Xinlong.

"Pilihan terakhir, kau harus penuhi panggilan mereka." Hanyu menyimpulkan. Kesimpulannya juga tidak ditolak mentah-mentah dengan yang lain terkecuali Xinlong. Menurutnya itu sangat ironis dari yang ia rencanakan dulu.

"Datang ke markas mereka, lalu bekerjasama dengan mereka? Cih, untuk apa?" Tanya Xinlong meremehnya. Jempolnya bergerak menghapus tetesan air anggur yang menempel pada sudut bibirnya.

"Eum kau bisa datang terlebih dahulu. Untuk selanjutnya, kita bisa merencanakan nya secara tiba-tiba tanpa harus berdiskusi kan?" Usul Rachel.

"Rachel benar. Selagi kau masih ingin mendapatkan kembali adikmu, mau tak mau kau harus melakukannya. Meski itu semua keluar dari jalur rencana," Alrico mulai bersuara. Xinlong berpikir sejenak.

Tadi, sebagian besar stimulus talamus nya langsung dikirim ke amigdala, sementara sisanya dikirim ke neokorteks sehingga ia menjadi sedikit enggan berpikir keras. Sampai akhirnya semua kembali normal, ia juga dapat memikirkan hal tersebut baik-baik.

"Baiklah, kalian benar."

🔫

Kalimera athena. Baskara kembali berkelana di atas luasnya dirgantara. Dihalanginya sedikit cahaya uv itu oleh lapisan ozon agar tidak dapat merusak kehidupan di bumi secara langsung. Segelombang cahaya kecil memasuki sebuah ruangan melalui kecilnya pintu masuk milik Tinkerbell. Pancarannya mengenai sekuncup bunga lily yang terus-menerus mengatup tanpa tau kapan ia akan bermekaran seperti bunga-bunga lainnya.

"Eunghh heumm." Seperti mengigau. Tanpa sepengetahuannya benda kecil yang dinamakan pita suara itu bergetar sendiri dengan bantuan kecil dari mulut indahnya. Tubuhnya bergeliat bak seekor ulat di atas nyamannya daun yang bisa dijadikan sebagai santapan sehari-harinya.

Sedikit demi sedikit, kelopak mata dengan bulu mata lebat bak gelombang laut itu bergerak kecil memperlihatkan kedua mata dengan iris hitam pekat bagaikan kuda dengan nama Black Rabiccane.

"Eoh?" Ia baru tau kalau ada sosok lain selain dirinya sendiri. Sosok yang bisa dikatakan tuan rumah itu terlihat tengah tidur nyenyak di atas sofa mewah empuk dan sedikit lebih luas dibandingkan sofa-sofa biasanya.

Xiaolin beranjak dari tidurnya untuk duduk di atas nakas empuk yang ia tumpangi semalaman. Hatinya merasa sedikit ganjal setelah tau apa yang terjadi. Ia baru saja membuat Zeyu tidur di atas sofa. Tubuhnya bergerak menyamping. Kaki jenjangnya bergerak maju dan berusaha menapaki lantai kaca berwarna hitam seperti batu obsidian yang tampak elegan.

CHASR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang