8. Putus?

4.1K 277 39
                                    

Ketika Allah menjauhkan suatu hal yang sangat disukai hamba-Nya. Jangan bersedih. Itu bukan karena Allah membenci, namun karena Allah menyayangi. Dia tak ingin hamba-Nya tersesat atas apa yang dipilihnya.

~Sakinah

.

.

.


Happy Reading💕

"Saya nolongin kamu karena..." Ridwan mengantungkan ucapannya.

"Karena apa, Pak?" desak Kanaya.

"Karena saya suka kamu."

"Hah?"

Kanaya meneguk ludahnya kasar. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang, tanpa ia ketahui penyebabnya. Kanaya memandang Ridwan dengan bingung. Seketika ia menjadi salah tingkah, bahkan berbicara sepatah kata pun rasanya terasa sangat berat.

Ah, ini gara-gara Ridwan! Mengapa gurunya berbicara seperti itu? Dia.. Tidak sedang mengigau kan?

"Gitu aja baper! Dasar lemah!" Ridwan menyeringai, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Kanaya yang kebingungan.

Kanaya langsung mengejar Ridwan yang belum terlalu jauh. Ini maksudnya apa sih?

"Pak-Pak, berhenti dulu dong," ucap Kanaya sembari menghadang Ridwan.

"Kenapa lagi?"

"Itu tadi maksudnya apa? Pak Ridwan tadi bercanda kan sama ucapan tadi?" Kanaya menggaruk tengkuknya sebelum melanjutkan ucapannya, "Emm, tentang Pak Ridwan bilang kalau suka sama gue?"

"Menurutmu?" Ridwan mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Kanaya dengan tatapan datar.

"Menurut gue, Pak Ridwan pasti bercanda," yakin Kanaya.

"Saya emang bercanda. Jangan menganggap ucapan saya tadi itu serius," jeda sekian detik, "apalagi sampai baper sama ucapan saya."

"Ah udah gue duga! Pak Ridwan gak mungkin suka sama gue, dan sebaliknya. Gue juga gak akan suka sama lo! Jadi jangan berharap kalo gue bakalan baper sama lo. Karena itu gak mungkin terjadi." Kanaya tertawa ringan.

"Iyalah! Kamu kan bapernya cuma sama pac-

Ridwan langsung menghindar begitu sadar tangan kanan Kanaya akan mendarat di mulutnya bermaksud membungkam. Ia menatap Kanaya yang hampir terjungkal dengan tatapan tajam.

"Jangan sentuh saya sembarangan!" Peringat Ridwan, ia menatap muridnya dengan tatapan garang.

"Salah Pak Ridwan sendiri pake bilang..," Kanaya menatap kearah sekitar, melihat apakah banyak yang mengamatinya ataukah tidak. "Pake bilang pacar dihadapan saya," ucap Kanaya memelankan suaranya.

Ridwan tersenyum meremehkan, ia melihat ke sekitar, "bukannya kamu memang sudah punya pa-

"PAK!" sentak Kanaya, ia tidak mau rahasianya terbongkar! Ia sungguh geram dengan gurunya yang satu ini. Ingin rasanya mencakar-cakar pria yang ada dihadapannya. Ah, seandainya membunuh itu dihalalkan!

Ridwan menahan tawa, wajah memerah yang ditunjukkan Kanaya terlihat menggemaskan. Apalagi gadis itu masih dalam mode macan galak. Lucu sekali.

"Galak, kaya macan," ledek Ridwan yang membuat Kanaya langsung melotot.

"Gue nggak suka macan! Sukanya kelinci!" ucap Kanaya ketus.

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang