21. Pembatalan Perjodohan

3.7K 264 14
                                    

Terus lantunkan lafaz doamu. Jangan risau karena pasti akan terkabul. Kalaupun nantinya tak sesuai dengan harapan, selalu diingat bahwa keputusan Allah tidak akan pernah mengecewakan.

~Sakinah
.

.

.


Happy Reading💕

"Astaghfirullah, Tasya!" Kanaya segera menghampiri sahabatnya yang kini sedang berdiri dengan kondisi acak-acakan.

"Lo kenapa, Sya?" Kanaya memegang kedua pundak Tasya. Gadis bergamis itu hanya diam dan terus menangis.

"Lo kenapa?"

Tasya langsung menghambur memeluk Kanaya erat. "Mama sama Papa gue, Nay, me- mereka mau pisah. Gue nggak mau, Nay, gue nggak mau."

Kanaya terkejut, tak menyangka jika Tasya mengalami hal seberat ini. Kanaya segera menggiring Tasya untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Mas, Van, tolong ambilin air putih, ya? Kasian Tasya, Mas." ucap Kanaya begitu melihat Kevan melintasi ruang tamu. Sepertinya kakaknya itu kepo dengan masalah yang dihadapi Tasya.

Kevan mengangguk dan langsung menuju ke dapur.

"Papa dan Mama sering berantem, dan gue nggak nyangka semuanya bakalan kaya gini." Tasya menangis sesenggukan. "Kenapa Mama sama Papa nggak mikirin gue, Nay? Kenapa mereka membuat keputusan dan nggak mikirin kebahagiaan gue? Apa gue nggak pantes bahagia?

Kanaya menggeleng pelan. " Lo pantes bahagia, Sya. Sangat pantes."

"Kenapa Allah nggak adil, Nay? Gue udah berusaha hijrah, gue udah berusaha mendekatkan diri pada-Nya, tapi kenapa Allah kasih gue balasan yang seperti ini, Nay? Hidup gue dari dulu itu selalu sumbang, gue pikir kalo gue hijrah, gue bakal hidup bahagia. Tapi kenapa malah kaya gini, Nay?"

Kanaya mengusap punggung Tasya. "Gue tau apa yang lo rasain, seandainya gue ada di posisi lo, pasti gue juga akan nyalahin Allah. Padahal itu salah! Allah pasti punya maksud tersembunyi di balik ini semua, hanya saja lo belum tahu. Karena ketentuan Allah itu gak pernah bisa diduga-duga."

"Apa maksud-

"Ini dek minumnya." Kevan meletakkan segelas air putih di meja lalu duduk dihadapan Kanaya dan Tasya.

"Makasih, Mas." Kanaya mengambil minuman tersebut mengulurkannya pada Tasya. "Nih diminum dulu, biar tenang."

"Ini ada apa, sih, dek?" tanya Kevan penasaran. Kenapa tiba-tiba teman adiknya ini datang malam-malam sambil menangis? Apa karena urusan cinta?

"Orang tuanya pisah, Mas." Kanaya menjawab lirih.

Tasya melirik Kanaya sebentar. "Gue ngerasa kalo Allah nggak sayang sama gue. Allah nggak adil. Buat apa gue hijrah? Buat apa gue pake kerudung? Allah aja nggak kasian sama gue, Dia nggak peduli sama gue!"

Kevan menggeleng, lalu menghembuskan napas pelan. "Teori lo itu salah, dek."

Tasya menatap Kevan.

"Allah Maha Adil. Lo tadi tanya, buat lo hijrah? Jawabannya karena Allah udah ngasih lo hidayah. Buat apa lo pake kerudung? Itu udah kewajiban setiap muslimah, agama islam itu sangat memuliakan wanita. Dan kenapa lo dikasih ujian padahal lo udah mendekatkan diri kepada Allah? Itu karena Allah sayang sama lo, Allah akan menaikkan derajat lo. Skenario Allah itu nggak terduga, Allah nggak akan menguji melebihi kemampuan hamba-Nya. Jika lo diuji, yang harus lo lakuin yaitu ngejalaninya dengan tabah, ikhlas, dan banyak berdoa, libatkan Allah dalam segala urusan. Allah itu maha pembolak-balikkan hati."

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang