9. Bertemu Salsa

3.9K 275 15
                                    

Bagaimana aku bisa melupakanmu jika kau terus-menerus mengusik kehidupanku?

~Muhammad Ridwan Abraham
~Sakinah

.

.

.

Happy Reading💕

"Gimana kalau kita putus?"

Kanaya seketika menegang. Ucapan Raka bagai sebuah petir di siang hari. Ini mimpi kan? Jika iya bangunkan ia dari mimpi buruk ini!

"R.. Rakaa.." Air mata Kanaya seketika mengalir deras, bahkan gerakan tangannya terhenti dan tissue yang dipegangnya terjatuh.

Hanya itu yang bisa Kanaya ucapkan. Lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan kata yang lebih panjang.

"Kenapa sedih? Aku kan cuma bercanda," ucap Raka lembut sambil membelai pucuk kepala kekasihnya.

Isakan Kanaya seketika terhenti. Ia menatap Raka dengan berbinar, "ka- kamu tadi cuma bercanda?"

Raka mengangguk, "iya, jadi jangan sedih. Oke?"

"Aku kira kamu tadi beneran. Hiks." Kanaya menyeka air matanya yang menetes, kedua matanya menjadi sembab akibat prank dari Raka.

Raka yang melihat itu tersenyum, ibu jarinya terulur untuk menyeka air mata kekasihnya, "Don't be sad. Okay? Aku akan sedih kalau kamu juga sedih."

"Ta- tapi kamu ja- jangan bilang kek gi- tu lagi," ucap Kanaya sembari sesenggukan.

"Iya, aku minta maaf soal tadi. Niatku cuma bercanda, eh malah buat kamu nangis."

"Aku maafin kok," balas Kanaya sembari menampakkan senyum lebarnya.

Raka tersenyum dan membalas senyuman Kanaya dengan tatapan penuh arti. Kini keduanya saling menatap dalam, seolah saling mengerti isi hati masing-masing.

"Sekolah buat belajar, bukan buat pacaran!"

Ucapan yang terdengar sinis itu membuat sepasang kekasih yang tadinya saling menatap kini langsung menoleh. Seorang laki-laki berkemeja abu-abu kini menatap mereka dengan tatapan tajam sambil menyedekapkan tangannya di dada. Raka dan Kanaya saling menatap. Sial, mereka ketahuan.

Ridwan langsung menghampiri kedua muridnya yang kini sudah tertangkap basah karena berpacaran di sekolah.

"Segitu asiknya pacaran? Sampai kalian nggak sadar kalau bel masuk udah bunyi dari sepuluh menit yang lalu?" Ridwan mengangkat sebelah alisnya.

Kanaya dan Raka menatap kaget. Jadi bel masuk sudah bunyi? Mengapa mereka tak sadar?

"Apa perlu saya bikin peraturan baru bahwa dilarang berpacaran di sekolah? Terutama bertemu secara sembunyi-sembunyi?" tanya Ridwan lagi yang membuat mereka tak berkutik.

"Pak Ridwan ngapain sih pake kesini segala? Ganggu aja!" batin Kanaya kesal.

"Kami minta maaf, Pak. Tapi ini salah saya, karena saya-lah yang mengajak Kanaya bertemu di tempat ini." Raka meminta maaf.

Kanaya langsung menggelengkan kepalanya, "gue juga salah. Gue sama Raka emang udah sepakat buat ngejadiin taman ini sebagai tempat ketemuan. Jadi kalau lo mau nyalahin Raka ya salahin gue juga."

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang