25. Akad

4.8K 327 47
                                    

Walaupun pernikahan ini atas dasar keterpaksaan, tapi saya yakin jika nantinya kami akan saling mempertahankan.

~Muhammad Ridwan Abraham

.

.

.

Terima kasih buat kalian yang udah berusaha menuhin target. Sayang kaliaan💕

Happy Reading💕

Hari ini tampak begitu cerah, berbanding terbalik dengan suasana hati seorang Kanaya Diandra yang kini tengah gelisah. Sedari tadi perias Kanaya hanya bisa sabar menghadapi klien nya yang susah sekali diatur. Sudah lebih dari sepuluh kali perias itu mengganti riasan di wajah yang pengantin wanita karena luntur terkena banjiran air mata.

"Ini yang sebelas kalinya loh, Nay, masa lo nggak kasihan sama mbaknya? Dari tadi nggak selesai-selesai make up in lo, gara-gara nangis terus. Udah hampir tiga jam loh buat make up doang, mbaknya juga udah capek." Tasya terus memberi nasihat pada Kanaya agar sahabatnya itu meredakan tangisnya. Sebenarnya ia juga merasa sedih karena pernikahan Kanaya tas dasar keterpaksaan, namun ia yakin jika Ridwan akan menjaga sahabatnya dengan sebaik-baiknya.

Kanaya menatap Tasya nanar. "Trus lo nggak kasihan sama gue? Gue lebih miris, Sya, gue nggak mau nikah sama dia."

"I know. Tapi mau gimana lagi? Ini adalah hari dimana lo akan jadi istrinya Pak Ridwan. Semua orang udah siap dibawah, sebentar lagi acaranya dimulai."

"Gue pengin kabur aja."

"Lo gila? Gak-gak, lo gak boleh kabur. Kalo lo kabur, itu tandanya lo cuma bisa berpikir sempit. Coba deh liat Pak Ridwan dari sisi baiknya, gue yakin kok dia bakalan jadi imam yang baik buat lo. Kalo seandainya dia nanti nyakitin lo, gue orang pertama yang bakal bikin perhitungan sama dia."

Kanaya hanya diam, tak menjawab. Sedangkan Tasya kini menatap perias yang duduk tak jauh dari mereka.

"Ini mbak, tolong dirias ulang ya. Ini riasan yang terakhir kalinya kok, dia nggak akan nangis lagi." kata Tasya pada perias.

Perias itu mengangguk dan mulai merias Kanaya. Tasya ikut menemani Kanaya yang kini hanya diam saja dan menatap kosong depannya. Setelah dirias, perias itu memakaikan jilbab dengan model modern dan tak meninggalkan kesan syar'i.

"Wah, Nay, lo cantik banget." puji Tasya, Kanaya nampak begitu anggun dengan gaun putih yang menempel sempurna ditubuhnya. Nampak cantik walaupun tak ada senyum di bibirnya.

"Gue sama Mbak Mili keluar dulu ya, acara juga mau mulai. Jangan ngelakuin hal aneh-aneh karena itu semua cuma akal-akalan dari setan. Lo nggak mau jadi oengikut setan, kan? Bentar lagi Pak Ridwan bakalan jemput lo."

Lagi-lagi Tasya mendesah kecewa karena Kanaya yang tak merespon ucapanya. Sahabatnya itu hanya menatap cermin dengan tatapan kosong. Dengan berat hati ia meninggalkan Kanaya di kamar, karena sebentar lagi Ridwan akan menjemput Kanaya.

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang