39. Stay With Me

4.1K 296 41
                                    

Seorang bidadari dunia tak hanya dari wanita yang sempurna agamanya, tapi juga dari wanita yang sedang berusaha memperbaiki agamanya. Kamu bidadari saya, dunia dan akhirat.

~Muhammad Ridwan Abraham

.

.

.

H

appy Reading💕

"Al-Habib." Panggil Kanaya pada Ridwan yang kini tengah sibuk memainkan ponselnya.

Ridwan melirik Kanaya sebentar, lalu kembali memainkan ponselnya. Bukannya apa-apa, ia sekarang tengah sibuk mengurus pekerjaannya.

Kanaya yang memang tidak suka diabaikan langsung berdecak kesal. "Al-Habib!!"

Lagi-lagi Ridwan tak menoleh, membuat Kanaya kesal. Ia langsung memainkan ponselnya. Ridwan yang memang sudah selesai dengan pekerjaannya langsung meletakkan ponsel dan menatap Kanaya yang kini sibuk sendiri.

"Kenapa manggil?"

Kanaya bersikap tak acuh dan fokus dengan gadgetnya. Salah sendiri tadi ia juga tak diacuhkan.

Ridwan yang paham istrinya sedang merajuk langsung mengambil alih ponsel Kanaya. Ia maklum dengan tingkah istrinya, karena bisa dibilang istrinya itu masih labil.

"Balikin nggak?!" Kanaya berusaha merebut ponselnya tapi tak berhasil karena Ridwan langsung memasukkannya di dalam kantong. "Issshh."

"Makanya, kalo dipanggil suami itu jawab. Jangan malah dicuekin."

"Situ tadi juga gitu." ketus Kanaya.

"Yaudah saya minta maaf." Ridwan meraih punggung tangan Kanaya dan langsung mengecupnya. "Dimaafkan nggak?"

Melihat perlakuan manis Ridwan membuat Kanaya mau tak mau ikut tersenyum. Ia mengangguk pelan. "Iya, dimaafin."

"Di dahi kamu ada lalat tuh," Ridwan menunjuk dahi Kanaya menggunakan dagunya.

Kanaya pun dengan refleks menepuk dahinya pelan. "Loh, kok nggak ada?"

"Iya lah nggak ada, karena saya bohong," kekeh Ridwan.

"Al-Habib, ih. Heran deh sama lalat, kenapa ya nggak pernah muncul pas waktu malam? Nyamuk juga jarang muncul waktu siang. Kenapa ya?"

"Mereka shift-shift an. Lalat shift siang, trus nyamuk shift malam."

Kanaya memutar kedua bola matanya malas. "Jangan bercanda,  dong."

"Siapa yang bercanda? Saya beneran. Mereka berdua shift-shiftan nyari antingnya Ratu Bilqis."

"Jadi, pada jaman kuno kerajaan di Timur Tengah negara yang penuh dengan unta, ada sebuah Istana yang begitu megah, Istana berkilau yang menyilaukan mata ketika matahari memancarkan sinarnya. Dipimpinnya kerajaan tersebut oleh seorang ratu yang kaya raya. Sangking kayanya maka kekayaan itu tak hanya tampak dari kilauan Istana sang Ratu dan perhiasan yang selalu melekat ditubuhnya, namun juga gaun Sang Ratu yang selalu terbuat dari sutra.

Sang Ratu memiliki nama Bilqis, dan ia mempunyai ajudan pribadi yang selalu setia disampingnnya, ia adalah seekor burung kakak tua. Kakak tua yang selalu patuh pada Ratu untuk mencari setiap informasi yang diinginkan Sang Ratu di luar istana. Setiap pagi, sore dan malam kakak tua selalu menyampaikan apa saja yang ia lihat dan ia dengar ketika terbang dan hinggap di luar Istana.

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang