13 - Awal yang baik

89.7K 6.9K 168
                                    

Fauzan dan kedua temannya--Regan dan Bonek--tengah berjalan untuk menuju kelas IPS 4, kelasnya Risa.

Ternyata Metta sudah berhenti sekolah, dan hari ini Fauzan akan menemui Metta dirumahnya. Fauzan yang tidak tahu menahu tentang cewek itu mengharuskannya untuk meminta bantuan Risa, cewek yang sudah mengganggu ketenangannya kemarin.

Fauzan sudah memikirkan ini semua matang-matang. Dimulai dari bertemu dengan Metta, kemudian menemui kedua orang tua cewek itu. Setelah itu barulah Fauzan jujur dengan kedua orang tuanya. Ia harap semua ini bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginannya.

Fauzan dan kedua temannya sudah sampai dikelas Risa. Ketiga laki-laki itu masih berdiri di ambang pintu.

Tanpa kata-kata perintah, Fauzan menatap salah satu murid yang ada di kelas itu. Wildan, ketua kelas IPS 4 yang juga termasuk anggota Zayeoune itu menghampiri Fauzan dan kedua temannya. "Eh, Bos! Ada perlu apa kesini?"

"Risa ada?"

Wildan mengernyit, tumben sekali Fauzan bertanya soal perempuan. "Ada. Kenapa, Bos?"

Fauzan menghela napas. "Panggil dia, suruh kesini."

Perkataan Fauzan memang sulit untuk dibantah. Wildan mengangguk kemudian setelahnya kembali memasuki kelasnya untuk menghampiri Risa.

Sambil menunggu, Fauzan menyandarkan punggungnya didinding, memasukkan kedua telapak tangannya kedalam saku celananya. Beberapa kali Fauzan menghembuskan napas gelisah. Entahlah, ketua dari Zayeoune itu benar-benar berharap semoga urusan ini lancar dan tidak untuk dipersulit kan. Semoga saja.

"Bos, sebenernya lo mau ngapain sih?"

Fauzan membuka matanya yang semula terpejam, kemudian menatap Bonek. "Ada, urusan penting."

Bonek mendengus. Bukan itu jawaban yang ia mau. "Urusan pentingnya apa, Bos?"

"Lo gak usah terlalu kepo."

"Lo gak berniat pacarin dia kan, Bos? Dia mantan gue kalo lo lupa."

Fauzan mengernyit menatap Regan. "Emang kalo mantan lo kenapa?"

Regan menghela napas. Bukan apa-apa, laki-laki berambut gondrong itu sedikit tidak rela jika memang Fauzan benar-benar mengincar Risa. Rasa cinta dan obsesinya masih melekat erat di hatinya. "Gak papa. Emang lo doyan sama yang bekas?"

"Kalo bekas status doang gak papa. Emang lo udah apain dia?"

Regan kelabakan sendiri, rupanya laki-laki itu salah bicara. Ini harus segera dihentikan sebelum Fauzan menaruh curiga kepadanya. Meskipun dulu ia belum sempat melakukannya dengan Risa, tetapi gengsi juga jika Fauzan tahu kalau ia sempat ingin memperlakukan Risa layaknya seorang bajingan.

"Enggak." Regan mengelak.

Fauzan menatap Bonek untuk meminta penjelasan lebih, namun yang ditatap hanya mengedikan bahunya saja. "Lo masih cinta sama dia?" tanya Fauzan.

Regan menggelengkan kepalanya. "Enggak, sorry ya, gue bukan tipe kal cowok yang suka balikan sama mantan."

"Oh. Kalo gitu gak papa dong kalo gue deketin dia?" Sungguh, Fauzan tidak berkata serius. Laki-laki itu hanya ingin memanas-manasi Regan saja.

Bonek maupun Regan menatap Fauzan heran. "Serius Bos?" tanya Bonek.

Regan mengangkat bahunya acuh, tidak! Lebih tepatnya pura-pura acuh. "Terserah lo, Bos."

Fauzan mengangkat bahunya acuh. Regan memang terlalu gengsi untuk sekedar mengakui bahwa laki-laki itu masih ada rasa dengan Risa. "Sayangnya gue gak suka cewek modelan Risa. Lagian dia kan pacarnya Arka sekarang."

FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang