26 - Mulai ada rasa?

107K 7.6K 624
                                    

Fauzan baru saja turun dari ojeg online. Melarat memang, setiap hari ia harus pulang pergi dengan ojeg online atau bahkan angkutan umum. Ditambah lagi ia harus berbohong kepada teman-teman dan juga anak buahnya.

Ingin rasanya ia menyerah, tapi merasa malu sama orang yang lebih susah.

Cowok yang mengenakan kaus hitam bertuliskan 'pucek' itu mulai berjalan menuju rumah Metta yang sudah menjadi rumahnya juga. Rumah kecil yang sudah selama ini ia jadikan tempat untuk pulang, tentunya bersama cewek itu juga.

Setelah pulang dari kafe, ia menyempatkan diri untuk mampir ke basecamp sebentar. Bertemu dan mengontrol teman-teman juga anak buahnya, menyempatkan diri untuk berkumpul sebentar saja bersama mereka.

Sebenarnya ia malas, tapi ia masih ada tanggung jawab sebagai ketua. Selain keadaan tubuhnya yang lelah, interogasi dari teman-temannya juga ikut andil jadi alasan kemalasannya untuk berkunjung ke rumah sederhana yang selalu ramai oleh anggota Zayeoune itu. Mereka tidak pernah diam ketika melihat kedatangan Fauzan tanpa motor dan juga mobil yang ia bawa. Beruntunglah ia karena selalu mendapat alasan yang tepat untuk itu.

"Harta banda lo kemana, Bos?"

Kira-kira seperti itulah pertanyaan Bonek yang membuat ia kelimpungan sendiri. Yang dimaksud harta banda disini adalah motor juga mobilnya. Sudah lama ia tidak menggunakan kedua kendaraan itu, jadi, tidak heran jika teman-temannya memang menaruh curiga kepadanya.

"Ah si, Bos, udah kaya anak perawan aja, masa baru jam sepuluh udah pulang?"

Yang lebih parah pertanyaan dari Regan. Cowok aneh yang selalu bertingkah bringas itu benar-benar membuatnya bungkam, bingung harus menjawab apa sebagai alasannya. Pada akhirnya Fauzan tidak menjawab, ia memilih mengalihkan topik kemudian langsung pulang.

Ia tidak tahu, sampai kapan kedoknya akan terbongkar.

Fauzan membuka kunci rumahnya, kemudian ia masuk begitu saja. Tidak ada Metta ditempat biasanya. Syukurlah, berarti cewek itu tidur dikamar. Ia tidak perlu repot-repot lagi untuk memindahkannya.

Setelah duduk sebentar, Fauzan kembali beranjak dan berjalan memasuki kamarnya. Benar saja, Metta sudah terlelap di kasurnya. Namun ada yang aneh di sana, entah benar atau tidak, ia merasa Metta tidak nyaman dalam tidurnya. Kening cewek itu mengerut dan juga berkeringat, entah karena apa.

Merasa penasaran, Fauzan lebih mendekat. Ia meletakan punggung tangannya di kening Metta. Suhunya panas, apa cewek itu sedang sakit?

Dengan cepat Fauzan kembali mengangkat lengannya ketika Metta sedikit bergerak. Ia bernapas lega ketika Metta tidak terbangun, cewek itu ternyata hanya mengganti posisi tidurnya saja.

"Sakit? Kok bisa? Masa iya kecapean, dia kan kerjaannya cuma rebahan." Berbicara sendiri, Fauzan berdecak kesal. Entah karena apa.

Cowok itu kembali menjauh, ia meraih handuk yang menggantung dibalik pintu kamar kemudian berjalan menuju kamar mandi yang ada di dapur.

Sampai didepan pintu kamar mandi, Fauzan mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia berbalik, kemudian berjalan menuju meja makan. Ada yang menarik perhatiannya di sana.

Semangkuk sayur asam yang berada di atas meja makan itu benar-benar membuat Fauzan bergelut dengan pikirannya. Siapa yang membuatnya? Metta? Tidak mungkin. Setahunya, cewek itu tidak pernah masak yang lain selain telur dadar dan nasi goreng.

Fauzan meraih kertas yang menempel di tembok.

Kamu suka sayur asam kan? Dimakan ya. Enak kok. Oh ya, maaf, malam ini aku gak bisa nungguin kamu. Entah kenapa perut aku dari siang rasanya gak enak.

FauzanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang