07. Si Virus Drakor

62 12 0
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 07 — Si Virus Drakor

Created by pnrizka_

***

Acara arisan telah selesai, akhirnya Ercha dan Shany kembali karena Bunda sudah menelpon.

"Ren, lo mau kemana?" tanya Shany pada Rendra.

"Mau jemput nyokap gue nih, lo berdua mau balik?"

"Gue sama Er mau ke Bunda dulu lagi ada arisan disana," jelas Shany.

Jangan-jangan mami kenal Ercha? Wah ide bagus batin Renrdra, senang.

"Eh nyokap kalian lagi arisan? Jangan-jangan emang saling kenal sama nyokap gue." tanya Rendra pada Shany, mendengarnya sontak membuat Ercha kaget namun sebisa mungkin ia tetap acuh dan pura-pura tidak menyadari pertanyaan Rendra.

Jangan bilang makhluk astral ini sekomplek sama gue, apalagi anak Tante Laura. Batinnya Ercha menggerutu.

Ercha yang sedari tadi menyimak obrolan dengan acuhnya pun mulai memberanikan ikut bicara walau tetap acuh.

"Banyak omong banget sih, udah ayo ini bunda nelponin terus." Celetuk Ercha pada keduanya.

Shany mulai heran dengan sahabatnya itu, lain hal dengan Rendra hanya tersenyum,karena ia merasa ini awal yang baik untuknya.

Er, sebenernya lo gengsi doang, dasar. Gumam Shany dalam hati.

Semoga ini awal yang baik, semoga lo luluh, Er. Gumam Rendra, batinnya begitu senang.

***

"Miiii.." Rendra menyapa Laura dengan manja layaknya anak kecil.

"Ya sayang, kenapa?"

"Sibuk gak?" tanya Rendra pada Laura yang sedang duduk sambil.membaca majalah.

"Enggak, kenapa?" tanya Laura penasaran akan putranya .

"Aku mau nanya mi, boleh?"

"Tanya aja, mau cerita juga boleh."

"Mami kemarin arisan kan? Disana mami lihat anak muda seumuran Rendra gak, cewek pake dress."

"Iya, oh si cantik itu? Namanya Ercha. Kenapa, kamu naksir? Eh tapi kok kamu kenal?" tanya Laura, makin penasaran akan tingkah putranya.

"Dia satu sekolah sama aku mi,"

"Kemarin mama mau jodohin kamu sama dia tau, eh anak mami yang tampan ini malah gak ada" Rendra sontak kaget atas respon Laura. Sungguh rasanya ini memang awal yang baik untuknya.

"MAMI GAK BERCANDAKAN?" tanya Rendra memastikan. Laura hanya tertawa melihat tingkah putranya.

"Kalo iya, kamu emang mau dijodohin sama Ercha?"

"Mau banget mi!" Rendra bersemangat

"Yasudah, nanti mami bicarakan sama papa kalo papa pulang."

"Mi jangan buru-buru dulu, Rendra mau deketin Ercha dulu"

"Yaudah itu terserah kamu gimana baiknya,"

"Mi, Rendra ke kamar dulu ya, mau ngerjain tugas."

"Belajar yang rajin"

"Siap bu boss!"

***

"ERCHA BANGUN NANTI TELAT LHO, BUNDA TUNGGU DI MEJA MAKAN YA!" teriakan Bunda rasanya tak bisa dihindari. Ercha sesegera mungkin bangun dan bersiap lalu menuju meja makan untuk sarapan.

"Bunda.." lirih Ercha

"Kenapa sayang, malas sekolah? Ayo dong semangat!"

"Enggak bukan itu,"

"Terus apa?"

"Bunda, kan semalam gak jadi ke mall, boleh gak hari ini pulang sekolah aku langsung aja sama Shany?" tanya Ercha pada Ester, dengan muka memohon.

"Iya boleh, salam ke Shany ya sayang. Rumahnya padahal dekat sini kan? Kenapa gak kamu ajak ke rumah?"

"Shany susah di ajak main bunda, dia pejuang drakor banget, gitu deh pokonya."

"Suruh bawa laptopnya aja atau pake laptop kamu, nonton drakornya disini."

"Jangan bilang bunda juga suka nonton drakor?" tanya Ercha pada Ester, pasalnya ia tak pernah melihat Bundanya menonton film atau apapun itu. Sesekali waktu itu di bioskop, karena antrian yang penuh membuat Ester malas untuk ke bioskop.

"Sesekali aja,"

"VIRUS DRAKOR MENYEBAR OMEGET! TAPI AKU TETAP CINTA FILM HORROR"

Melihat tingkah putrinya itu ester hanya tertawa.

"Kamu ini apa-apaan sih hahaha. Awas ya kamu kalo takut minta temenin bunda" ledek Ester pada Ercha.

"ih bunda.."

"Sarapannya sudah? Coba sekarang diliat jam berapa"

Melihat jarum jam, Ercha terkejut pasalnya 20 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

"Omegettttt! Bunda aku berangkat sekolah dulu"

"Ya, hati-hati sayang."

***

To Be Continued

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang