16. Kecewa yang Sesungguhnya

50 8 0
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 16 — Kecewa yang Sesungguhnya

Created by all members of Group 2

***

"Anter gue ke toko buku, mau gak?" tanya

"Berangkat!" Sahut Ferzha bersemangat

Fezha atau akrab disapa Eza adalah sahabatnya sejak kecil. Sebenarnya Ercha menyukai sahabat kecilnya itu, hanya saja ia tak mau persahabatan itu berubah jika ia mengatakannya.

"Er,"

"Hmmm"

"Nonton dulu gimane? Ada film baru"

"Ke toko buku dulu, nanti abis itu nonton"

"Hmmm"

"Yayaya?" pinta Ercha dengan wajah penuh harap

"Yaudah deh" jawab Fezha pasrah

Keduanya pun telah sampai pada Gramedia mereka sibuk masing-masing memilih buku.

"Lo beli buku apa?" tanya F pada Ercha

"Buku Arah Langkah, karya Bung Fiersa" jelas Ercha sembari ia menunjukan bukunya.

"Itu aja? Ga sekalian beli buku lain?" tanya Ferzha memastikan

"Gue pengen sih beli buku Bung Fiersa yang lainnya, cuma ini uangnya buat beli kado Bunda" jelas Ercha

Apa gue kasih dia hadiah aja ya? sebagai kenang-kenangan sebelum gue pindah dari sini? batin Ferzha bertanya-tanya.

"Heh ngapa lo? Udah ayo katanya lo mau nonton" sahut Ercha membuyarkan lamunan Ferzha

"Eh kagak, yauda ayo"

Keduanya pun pergi  menuju tempat bioskop.
 
* * *

"Za, ini antriannya panjang banget" keluh Ercha

"Yauda cari makan dulu aja deh," ajak Fezrha pada Ercha

"Berangkat! Udah laper banget nih gue" tukas Ercha bersemangat

Keduanya pun berangkat menuju tempat makan yang ada di salah satu mall. 

Sesampainya disana dilihat seseorang yang tak asing baginya.

"Itu papa kan?!" tanya Ercha sontak membuat Ferzha kaget

"E-eh mana?" Ferzha melihat ke arah lelaki itu, penglihatan Ercha ternyata benar.

Itu om Edward kan? Sama siapa itu? Ercha harus aman ini. Batin Ferzha

"Gue pastiin itu papa! Gue harus samperin dan itu cewek siapa" tegas Ercha dengan Emosi meluap-luap

"Er, jangan dulu, sebaiknya kita selidiki dulu." Ferzha menenangkan

Ferzha pun mengajak Ercha duduk ditempat yang gak jauh dari Edward.

Menyimak percakapan yang mencurigakan, samar-samar terdengar kata sayang, perempuan itu siapa?

"Iya sayang aku janji nanti bakal ajak kamu keliling jakarta" tukas Edward pada perempuan itu yang samar-samar terdengar dari kejauhan oleh Ercha.

"Okedeh, janji ya sayang.."

Matanya berkaca-kaca, ia berusaha menahan tangisnya. Emosinya meluap, Ercha begitu hilang kendali. Ferzha sontak kaget dengan Ercha yang seperti itu. Tanpa banyak bicara, Ercha menghampiri Edward tanpa mempedulikan Ferzha.

"PAPA! JADI INI YANG PAPA BILANG SIBUK SAMPE GAK SEMPET BUAT KETEMU BUNDA DAN JALAN-JALAN SAMA AKU?!" Suara Ercha membuat sekeliling memperhatikannya.

Edward dan perempuan itu sontak kaget terhadap suara yang lantang anak 14 tahun itu.

"Ercha, kamu kenapa ada disini?" tanya Edward dengan gugup.

"Bukan urusan papa! Heh kamu cewe simpanan, saya pastikan hidup anda tidak aman!"

"Ercha, jaga bicaramu!"

"Apa pedulinya papa padaku?" Ercha  lari meninggalkan suasana itu. Ferzha dengan cekatan mengejar Ercha dengan meninggalkan uang di meja untuk membayar.

" Er, tunggu" teriak F pada Ercha namun Ercha tak mempedulikannya.

Sesampainya di depan parkiran, Ercha sesegera mungkin naik taksi hingga Ferzha kehilangan jejaknya.

Pasti ke danau dia gumam Ferzha dalam hati

* * *

"Er, are you ok?"

"LO PIKIR GUE NANGIS-NANGIS GINI, GUE BAIK-BAIK AJA?" Ercha terisak dengan tangisnya

"PAPA JAHAT, GIMANA GUE BISA PERCAYA SAMA LAKI-LAKI YANG TULUS ADANYA KALO PAPA YANG BUAT GUE KECEWA UNTUK PERTAMA KALINYA" Ercha makin terisak, matanya sembab, mukanya memerah. Ferzha yang tak tega melihatnya sontak memeluk Ercha dengat erat. Ercha pun menangis sejadi-jadinya.

"Udah ya, ada gue disini."

"Za, apa lo bakal kecewain gue juga?"

"Gue gak akan kecewain lo Er, tapi gue gak janji karena manusia bisa lupa juga. Mungkin ga ngerasa buat kecewa tapi sebenarnya mengecewakan. Apapun itu, gue bakal berusaha buat lo selalu ada dan gak sendiri. Udah ya jangan nangis, ayo pulang Er nanti dicariin bunda." Ferzha menenangkan sambil ia mengusap air mata Ercha.

Keduanya pun pulang karena hari sudah mulai larut.

"Er, jangan nangis lagi ya. Gue pulang dulu"

Za, andai lo tau kalo gue suka sama lo gumam Ercha dalam hati

"Makasih, hati-hati ya."

Er, sebenarnya gue suka sama lo, tapi gak mungkin dengan kondisi gue saat ini. Gue cuma takut, gue gak bisa jagain lo nantinya. Batin Ferzha kecewa

* * *

To Be Continued

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang