06. Pindah Planet

73 13 2
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 06 — Pindah Planet

Created by Group 2
pnrizka_ restianjani993 yunitaayulest4 MaharaniAraa__ clarisme28

***

Dering handphone terdengar dari saku jaket. Tenyata itu adalah Ester.

"Hallo?"
"Sayang sudah pulang sekolah?"
"Sudah Bunda, lagi di parkiran mau pulang, kenapa?"
"Shany udah tau belum kalo bundanya mau ajak?"
"Gak tau, nanti aku tanyain."
"Langsung pulang ya jangan ke danau atau main dulu"
"Iya Bundaaaa"

Telpon berakhir, ternyata bunda mengajaknya untuk ikut arisan.

"Shan, Bunda lo ngajakin buat temenin arisan gak?" tanya  Ercha penasaran

"Iye, ngapa emang?"

"KOK LO GAK NGOMONG INI SIH KE GUE?"

"Woy lah santai! Emang harus banget? Lah gue kira lo udah tau"

"Gue gak tau ini bunda ngajak dadakan"

"Er,"

"Apa, Shan?"

"Pake dress warna couple, yuk?"

"Boleh juga ide lo, udah sekarang pulang nanti gue Line lo."

"Ok bubs!"

Kini keduanya meninggalkan sekolah dan kembali menuju rumah.

***

"SAYANG SUDAH SIAP BELUM? AYO BERANGKAT NANTI BUNDA TELAT NIH" teriak Ester dari luar kamar membuat Ercha malas menemaninya arisan

Dengan dress soft pink, rambut curly dan make up yang pas membuat Ercha nampak berbeda.

"Lho anak Bunda cantik sekali, pasti nanti ada yang naksir" Goda Ester pada putrinya

"Bunda ini bukan ajang perjodohan, kan?" tanya Ercha dengan mengerucutkan bibirnya

"Arisan aja kok, pulang arisan kita ke mall, gimana?"

Ercha sebenarnya malas tapi Ester menyogoknya dengan belanja, apa boleh buat. "Iya deh, ajak Shany boleh?"

"Yasudah gimana nanti, yuk berangkat nanti telat"

Keduanya pun berangkat sampai tempat yang dituju

Sesampainya pada lokasi tujan, ternyata sudah ramai. Banyaknya ibu-ibu arisan yang sudah datang. Ercha merasa tidak nyaman dengan suasan itu sesegera mungkin ia mencari Shany.

"Aduh ini anaknya cantik banget, nanti boleh tuh dijodohin sama anak saya hahaha" Celetuk seorang wanita pada Ester. Ercha hanya tersenyum ramah walau sebenarnya ia malas.

"Ercha, ayo kenalan. Ini tante Lauren " pinta Ester pada putrinya.

"Hallo tante, saya Ercha."

"Yang cantik ini namanya Ercha. Anak tante laki-laki, cocok deh kayanya sama kamu. Dia belum kesini jadi gak bisa tante kenalin" jelas wanita itu

"Hehe lain kali aja tante, oh ya Bunda, tante, Ercha permisi mau cari teman Ercha dulu ya." pamit Ercha pada keduanya

"Shany?" tanya Ester

"Iya, Bunda"

"Yasudah hati-hati"

Ercha pamit dan mulai meninggalkan keramain, mencari tempat yang sepi dan nyaman. Shany belum terlihat, mungkin telat. Sudah dihubungi belum ada jawaban. Tak lama seseorang datang menghampirinya, ternyata orang itu adalah Rendra.

"Hai cantik, sendirian aja" goda Rendra pada Ercha

Ya Tuhan rasanya ingin pindah planet aja Batinnya kesal

"Sorry ganggu, kalo lo gak suka gue permisi deh. Hati-hati, disini rawan." pamit Rendra pada Ercha, sebenarnya ini hanya akal-akalan Rendra saja.

Mendengarnya Ercha pun sedikit panik. Sebenarnya ia tidak takut, tapi karena sahabatnya belum datang dan takut terjadi sesuatu pada dirinya, ia terpaksa mengajak Rendra bersamanya.

"Eh, udah lo disini aja." pinta Ercha dengan malas

Mendengarnya, Rendra begitu tidak percaya. Kali ini ia berhasil namun ia tidak yakin kalau Ercha ini akan luluh padanya.

Kali ini berhasil, tapi kayanya ini gak mudah. Gumam dalam hati Rendra menyemangati dirinya

"Nunggu Shany?" tanya Rendra

"Harusnya lo gak usah tanya" jawab Ercha acuh

"Lo tumben jam segini ada di tempat gini?"

"Bukan urusan lo!"

"Er, gue nanya ini,"

"Gue gak pengen ditanya apalagi jawab"

Dia kenapa sih gini? Apa emang gak tertariknya sama gue atau ada masalah di masa lalu nya? batin Rendra bertanya-tanya

"Er, pen—" pertanyaan itu terputus karena Shany datang.

"Waw waw waw! Keajaiban apa nih Er?" goda Shany pada Ercha

"Heh apasih! Lo lama banget kemana dulu? Untung lo keburu datang, kalo enggak rasanya gue pengen pindah planet aja!" Ercha menggerutu dengan mengerucutkan bibirnya. Rendra dan Shany melihatnya pun tertawa.

"Bunda gue lama banget, sorry. Udah pesen makan belum?" tanya Shany pada keduanya, namun keduanya sama-sama menggelengkan kepala.

Akhirnya mereka memesan makanan. Sembari menunggu makanan, Ercha izin ke toilet pada Shany.

"Shan, gue ke toilet bentaran" pamit Ercha pada Shany tanpa mempedulikan Rendra. Ercha langsung meninggalkan keduanya dan segera menuju toilet.

"Eh, i-iya" sahut Shany, pasrah

Suasana hening karena Shany merasa canggung. Hening itu hilang saat Rendra bertanya soal Ercha.

"Shan, gue mau tanya sesuatu" tanya Rendra memecah keheningan

"Tanya aja"

"Temen lo kenapa bisa begitu sih, Shan? Apa dulu pernah ada yang nyakitin? Soalnya dia acuh banget ke cowok mana pun."

"Gue gak bisa jelasin sekarang, Ren. Waktunya mepet dan si Ercha bentar lagi balik."

"Mungkin lain waktu lo dan lo bisa jelasin, gue tunggu di danau."

Tak lama berbincang, Ercha pun datang. ia menatap sinis Rendra dan mencurigai sahabatnya, lalu ia kembali duduk.

Makanan telah siap mereka menikmat makanan, lalu berbincang sampai acara arisan selesai walau Ercha tetap acuh, namun waktu begitu berkesan bagi Rendra.

***

To Be Continued

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang