25. Peri Cantik

44 5 0
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 25 — Peri Cantik

Created by pnrizka_

***

“Kalo aja bukan karena lo Shan, males banget gue begini” celetuk Ercha saat tiba menginjakkan kakinya di tempat pesta.

“Udah lo cantik pokonya, lebih cantik kalo lo nikmatin ini pestanya, gak enak sama yang ngadain pesta.”

Waktu berjalan, pesta yang begitu membosankan bagi Ercha yang malas karena ia yang berpenampilan harus seperti sang puteri.

“Shan, toilet dimana?”

“Lo mau gue anter?”

“Gue bisa sendiri,”

“Beneran? Ah ini alesan lo kali, gue tau banget lo males” Shany berbisik pada Ercha.

Ercha tak bisa berbohong pada sahabatnya itu, alasan apa lagi yang harus ia katakan? Shany akan tahu pastinya. Ercha hanya bisa pasrah

“Shan, gue pamit dulu”

“Mau pulang?”

“Gak lah, gila lo ya? Gue kesini sama siape?”

“Terus lo mau kemana?”

“Cari tempat yang gak rame,”

“Mau ditemenin?”

“Gak usah, gue butuh waktu sama diri gue sendiri”

****

“Ren, kaga bawa cewe lo?”

“Bacot ya lo”

“Si Ercha dateng gak?”

“Tau dah”

“Ren,”

“Apaan si?”

“Dasar goblok”

“Maksud lo apaan si?”

“Emang goblok, masi gak ngerti juga lo”

“Langsung aja si, sialan”

“YA CARI SANA PERI LO ITU!”

Perdebatan Nando dan Rendra bagaikan _Tom and Jerry_. Namun mereka adalah sejoli yang sangat solid.

“Iya ini mau, tapi males gue rame banget”

“Cari di tempat yang gak rame”

“Maksudnya?”

“Lo mabok atau gimana? Masih gak ngerti juga gue tampol ya setan!” Geram Nando pada sahabatnya itu

“HAHAHA, yauda gue cabut dulu. Lo juga jangan lupa malam ini dapet gebetan ye” goda Rendra pada Nando

“Dasar manusia dibaikin malah kaya anjing, awas lo ya!” Sahut Nando sekaligus ia menggelengkan kepalanya.

***

”Ini lumayan sepi sih gak rame kaya tadi” batin Ercha

Ercha merebahkan dirinya pada sebuah kursi. Rasanya tak karuan, pikirannya kacau tapi sesungguhnya ia baik-baik saja. Teringat beberapa tahun lalu, ia kehilangan cintanya begitu pun kepercayaan pada seorang laki-laki yang hancur karena kelakuan ayahnya. Hal yang membuatnya menutup diri dari laki-laki manapun termasuk Rendra.

“Apa iya Rendra suka sama gue?”

”Apa iya dia tulus?”

”Ah apasih kok gue jadi kikirin si makhluk astral!

Mendengar ucapan namanya,  Rendra berdiam diri. Ia menciri darimana asal suara itu, suaranya gak asing baginya.

”Ini kok kaya suara Ercha ya? Gue dengerin dulu apa langsung gue samperin ya?” batin Rendra bimbang

Kemudian Rendra mendengar lagi suara perempuan itu, ia berdiam diri dari kejauhan. melihat sang peri cantiknya itu berdiam diri menyendiri dari keramaian.

”Perasaan gue aneh banget si, ini kenapa? Kalo gue suka balik si makhluk astral emang salah? Tapi gue gak bisa, rasa takut ini kenapa sih lo harus menghantui gue? Gue belum bisa yakin sama si makhluk asral, gue takut dia suatu saat pergi juga. Gue takut dia juga kecewain gue. Ah sialan kenapa gue mikir begitu jauh?!” Keluh Ercha

”Tapi, gue lebih takut karena Rendra disukai banyak orang. Renda popular dan banyak hal lainnya. Seandainya gue suka juga sama dia, gue takut ada serangan ke gue. Jadi gue ini harus gimana?!

Rendra yang mendengarnya terdiam. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Jadi sebenernya dia udah suka sama gue? Cuma dia takut karena hal itu? Er, lo sulit sekali bagaikan teka-teki. Tapi, lo begitu spesial bagaikan martabak. Batinnya senang

”Untungnya gue bawa minum, gue samperin aja  kali ya?” Batinnya bertanya-tanya

Rendra memberanikan diri dengan perasaan yang bersemangat.

”Halo peri cantik, sendirian aja. Boleh ikut duduk gak?”

***

“Yang ditakuti akan terus menghantui kalau kamu tidak bertindak apapun, memberanikan diri adalah jawaban.”

To Be Continued

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang