18. Duka Pilu

51 7 0
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 18 — Duka Pilu

Created by MaharaniAraa__

***

Waktu terus berganti dan setiap harinya Ercha selalu memikirkan Ferzha, entah kenapa dia selalu di liputi perasaan takut dan gelisah, tapi Ercha tak tau dari mana asalnya perasaan itu.

Buku dan kertas  yang diberikan oleh Ferzha, tak berhenti ia baca meski berulang kali, Ercha sangat merindukan sosok pemilik senyum manis itu.

Hari ini hari Sabtu, besok Ercha dan Shany akan menonton bersama, biasanya mereka akan pergi bertiga tapi kali ini Ferzha tidak bersama mereka.

"Kenapa sih Zha, Lo tega banget pergi gitu aja, apa lo gak sadar, kalau lo itu udah jadi sumber kenyamanan buat gue?" lirih Ercha.

"Gue udah terbiasa sama kehadiran lo Zha, gak ada lo gue gak bisa apa-apa, lo yang paling ngerti gue" Ercha membolak-balikkan album yang berisi foto-fotonya bersama Eza dan Shany.

tok tok tok

"Er, ada Shany tuhh nyariin kamu, sayang" teriak Ester dari balik pintu.

"Iya Bun, nanti Ercha nyusul" jawab Ercha.

"Ya udah, jangan lama-lama ya Nak, kasian Shany nya"

"Iyaa Bunda"

gue harus bisa kayak Bunda, jadi perempuan kuat dan tabah meskipun ada masalah Bunda selalu berusaha tegar, gue gak boleh lemah, gue yakin Eza pasti bakal datang batin Ercha.

* * *
Ercha menyusul Shany, yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya. Shany tampak sedang  sibuk mengganti-ganti Chanel TV.

"Woi! Shan, ngapain disini sih? Biasanya juga langsung ke kamar, gaya-gayaan lo" tanya Ercha pada Shany.

"Bebas dong! Lagian gue males ngeliat muka galau anaknya Bunda Ester ini" jawab Shany sambil meletakkan remote tv.

"Serah lo dah, lagian lo kan tau kalau gue emang lagi mode galau akut" jelas Ercha.

"Idihhh... Bahasa lo bener bener alay, jalan yuk?" Shany memperhatikan Ercha, dan dia tau jika sahabatnya itu habis menangis.

"Besok aja lahh, sekalian kita nonton kayak rencana awal"

"Fine!, Ya udah gimana kalau kita ke kamar lo aja, gue mau nonton Drakor hehe" Shany langsung beranjak menuju kamar Ercha.

"Yehhh, dasar lo anak sultan bawaannya main nyelonong aja." Ercha mau tidak mau dia menyusul Shany ke kamarnya.

* * *
Ercha dan Shany menonton hingga sore, lebih tepatnya Shany yang sangat menikmati Drakor yang ia tonton.

"Er, Apa perasaan lo ke Eza masih sama?" tanya Shany.

"Perasaan gue bakal tetap sama Shan, bahkan sejak pertama gue berani nyimpan namanya dihati gue, setiap gue liat dia senyum, gue juga ikut bahagia, tapi sekarang jangankan senyumnya sekarang dia dimana aja gue gak tau" jawab Ercha.

"Kenapa lo gak pernah bilang ke dia, mungkin gue gak ngerasain jadi lo, tapi gue tau gimana sakitnya mendam perasaan"

"Lo bener, tapi Shan, semuanya gak sesederhana itu kadang ada hal yang gak perlu kita ungkapkan demi menjaga satu hubungan, dan yang gue jaga adalah persahabatan gue sama dia" jelas Ercha.

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang