Reminder © Group 2
LavenderWriters Project II
PART 15 — Apa Maksudnya?
Created by clarisme28
***
Kamar kesukaannya menjadi tempat ternyaman sepanjang masa, Ercha bakalan betah berlama-lama dikamar itu.
"Ercha! Ada tamu dibawah! Buatkan minum!"
"Kenapa enggak bunda aja, sih?"
"Kamu aja. Bunda mau selesaiin masak dulu," teriak bundanya.
Ercha menghela napasnya. "iya, deh."
Dengan malas, cewek itu menuruni tangga lalu menuju keruang tamu. Ia membuka pintu rumahnya.
"Rendra," ucap Ercha tanpa suara.
Rendra pun tersenyum jenaka melihat raut terkejut Ercha.
"Gue boleh masuk enggak, nih? Ngeliatin guenya enggak gitu juga kali, Er. Kangen ya?"
"Ge-er lo! Ngapain lo kerumah gue lagi?"
"Lo enggak tanya gue kenapa enggak berangkat?" ucap Rendra dengan menaikkan satu alisnya.
"Masalahnya sama gue apa?" cicit Ercha kesal.
"Er, gue tamu lho.. Masa tamu enggak dibolehin masuk, sih?"
"Masuk!" ketus Ercha tanpa menatap Rendra.
"Ercha," Ercha menatap jengah pria didepannya. Ia berusaha bersikap sewajarnya.
Setelah Renda duduk dan menawari minuman, Ercha pamit dan meninggalkan Rendra yang diam membisu melihat kepergian macan cantiknya.
"Lho Er kenapa gue ditinggal?"
"Tamu tak diundang!" gumam Er tapi masih didengar oleh Rendra
Sedari pagi energinya terkuras, lelah menghampirinya perlahan. Pria yang katanya sangat mencintai dia datang dengan seenak jidat, mengusik kenyamanan yang belum Ercha temui. Rasa-rasa hidupnya tak tentram setelah ia bertemu dengan Rendra, makhluk astral itu.
Tringgg.... Tringgg....
Pesan masuk hinggap di benda pipihnya.Er, gue sendiri. Masa lo tinggalin gue, sih? Gue tamu lho. Tamu adalah raja, Er. Lo enggak kangen sama gue? Seharian ini lo enggak ketemu gue lho. Gue dateng biar lo enggak rindu. Kata dilan, rindu itu berat biar gue yang nanggungnya...
Ercha lalu menuju dapur ia menuruni tangga, sesekali melirik pria itu, iapun meliriknya dan tersenyum manis.
Saat Ercha hendak menaiki tangga, ia melihat Rendra lagi-lagi memandangnya. Matanya menyiratkan sesuatu kepadanya. Ercha akhirnya menuju kamarnya dengan terburu-buru.
* * *
Hari ini Rendra tidak mengikuti pelajaran pertama karena terlambat. Cowok itu duduk santai di warkop sambil menikmati kicauan burung. Cowok itu tidak bolos sendirian. Ia ditemani Nando dan Deni yang juga datang terlambat. Gerbang sekolah sudah dikunci dan mereka pasti tidak akan bisa masuk sekolah.
Rendra termenung melihat ponselnya. Rupanya ada satu pesan yang mendadak membuatnya kesal.
Gerano Bastian
Ercha, Enak kali ya buat dijadiin mainan setelah ValeRahang Rendra mengeras.
"Ren, lo kenapa?" tanya Deni.
"Woy, Ren? Nando ikut-ikutan bertanya.
"Gue harus kesekolah."
Rendra mengambil tasnya. Rendra terburu-buru menuju sekolah dan meninggalkan motornya di warkop langganannya.
Rendra memasuki sekolah dengan cekatan lalu berjalan menuju kelas Ercha. Ia lari terbirit-birit sampai didepan kelas Ercha. Dari pintu kelas, ia memperhatikan Ercha sedang menghapus papan tulis.
"Er, gue mau ngomong sama lo sebentar."
"Kenapa?"
"Enggak disini. Ikut gue."
* * *
Mereka sedang berada di taman sekolah.
"Apa? Bentar lagi mau bel masuk." Ercha mulai membuka percakapan.
"Kalau cuma basa-basi kayak kemarin mending enggak usah deh."
Ercha hendak pergi, tetapi Rendra menarik kerah baju cewek itu hingga membuat Ercha melotot tajam kepadanya. "Lo!"
"Gue baru mau ngomong."
"Lo kira enggak sakit apa?!" Ercha menjauh dari Rendra.
"Sorry,"
"Maksud lo apa basa-basi kayak kemarin? Bukan basa-basi gue nunggu kepastian lo." Rendra bertanya dengan aturan napasnya.
"Udah deh jangan dibahas yang kemarin."
Ercha berdeham, "Jadi lo mau ngomong apa?"
* * *
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Reminder ✔
Novela Juvenil#LavenderWriters Project season 2 Apa perasaan lo ketika cowok paling hits disekolah suka sama lo? Apa perasaan lo ketika lo ngerasa bisa milikin apapun yang lo mau tapi ternyata lo salah? Rendra dan Ercha, dua individu yang sulit menyatu. Lain lag...