24. Caranya Gimana?

41 7 0
                                    

Reminder © Group 2

LavenderWriters Project II

PART 24 — Caranya Gimana?

Created by clarisme28

***

2 minggu kemudian...

Hari berikutnya berjalan sangatlah cepat, tak terasa beberapa jam lagi  bel pulang berbunyi. Tentu membuat para siswa tak gentar untuk menunggu hal itu.

Bersorak-sorak dengan girangnya, berjalan tanpa melihat samping kanan, kirinya. Tak digubris pendengaran mereka.

Ercha berjalan santai sesekali ia menggelengkan kepalanya melihat para gerombolan anak-anak meminta jalan. Dibelakangnya ada Shany, sahabat karibnya. Kalian jangan lupakan makhluk astral yang kian mendekati Ercha.

Sudah beberapa hari Ercha tak bertegur sapa dengan Rendra.

"Er, gue mau ngomong, bentar. Boleh?" tanya Rendra memfokuskan manik matanya.

"Ngomong aja enggak ada yang ngelarang lo buat ngomong kali." balas Ercha

"Biar sopan. Gue izin dulu sama lo."

"5 menit. Gue beri waktu 5 menit,"

"Bentar banget sih?" sungut Rendra pelan

"Lo mau ngomong atau–" ancam Ercha dengan kesalnya. Jalan yang akan ia lalui dihadang oleh Rendra, makhluk astra.

"Oke,"

* * *

Saat ini masih pukul tujuh malam. Ketika sang gelap perlahan-lahan menguasai langit yang sejak tadi berwarna jingga, yang sangat indah. Rendra masih berada di rumah Nando. Ada perasaan yang terus membuatnya tak nyaman.

Benar kata Nando. Waktu berjalan secepat ini. Tak merasa lelah. Nando datang dari arah dapur dengan menenteng nampan berisi beberapa cemilan dan minuman bersoda.

"Lo bener kok, bro. Malah udah bener banget. Dari pada nunggu lama-lama. Kan takut si onoh ke embat orang." terang Nando setelah melihat tampang cemberut sahabatnya.

"Tapi caranya gimna? Dia gak bakalan mau. Gue udah pernah, malah ditolak mentah-mentah."

"Kan dulu lo enggak ada strategi. Ya cewek enggak bakalan mau lah sama cowok yang enggak bawa apa-apa." jawab Nando sambil meletakkan nampan itu.

"Kan gue udah bilang sama lo. Gue bawa apa yang cewek mau. Kurang gue apa sih?" cicit Rendra tak mengerti.

"Lo, kurang greget, hahaa.."

"Gue serius, malah bercanda."

"Lo, salah."

"Apanya yang salah?" tanya Rendra dengan berkaca-kaca.

"Udah, minum dulu. Gue takutnya lo dehidrasi gara-gara mikirin cewek mulu."

"Please, lo enggak usah _ngjudge_ gue deh. Sumpah gue capek," ucapnya sambil merebahkan badan ke sofa.

"Kalo cape ya istirahat. Dia juga enggak bakalan mikirin lo,"

"Coba deh saran kemaren gue lo lakuin. Pasti tuh calon doi lo, kangen sama lo." lanjut Nando dengan memainkan benda pipihnya.

"Gue udah lakuin. Malah dia gak gubris sedikitpun," balas Rendra

"Jangan sehari dong."

"Kasih saran jangan yang enggak-enggak deh. Gue takut dia pergi, gue salahin lo. Tahu rasa,"

"Gue kasih saran lo ya gini. Terserah deh, terserah lo."

"Btw, lo mau disini aja? Gue mau pergi."

"Lo mau pergi kemana?"

"Ke pesta teman. Emang lo enggak diundang?"

"Pesta siapa?"

* * *

Malam yang menurut sebuah pasangan adalah malam yang romantis. Tapi, disisi lain untuk sang gadis yang malam ini akan menghadiri pesta teman sekolahnya, menjadikannya harus tampil seperti gadis pada umumnya. Jika bukan karena sahabatnya ini yang meneror untuk ikut. Ia pun harus mengikutinya.

Kamar kesanyangannya berantakan tak menjadi kamar sang gadis rajin. Kamarnya sekarang menjadi kamar yang menurut dirinya jorok, baju kemana-mana, semua peralatan make up pun tak tersusun rapi.  Membutuhkan waktu lama untuknya mencari baju yang cocok.

Benda pipih itu bergetar menandakan pesan masuk.

Shany Ratu Heboh
Gue didepan rumah lo, Er. Cepet turun kebawah.

Gue belum siap-siap nih. Bantuin gue, lo masuk aja. send

Shany Ratu Heboh
Oke.

***

To Be Continued

[2]Reminder ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang