-aku memang sahabat yang tak lagi dekat dengannya namun, aku tak suka melihatnya menderita dan aku bakalan berjuang untuk membuat ia tersenyum lagi-
Anisa jelita
•
Selamat membaca(づ ̄ ³ ̄)づ ♥
•
•Seorang gadis dengan berpakaian pasien sedang duduk di sebuah taman rumah sakit dengan tatapan kosong, sudah tiga hari ia seperti tak memiliki semangat hidup.
"cha ayo makan gue udah nyiapin dikamar lo." ucap seorang gadis berkuncir kuda, ia menepuk pundak icha agar icha meresponnya.
"gak nis, makasih icha gak laper. Hiks icha udah kenyang dengan kenyataan yang kenapa baru sekarang icha tau, hiks nis icha butuh penjelasan nis. Dari semuanya terutama dari dirga nis."isak tangis keluar dari mulut icha bahunya sampai bergetar, nisa langsung memeluk icha dan mengelus bahunya ia sudah menghubungi teman-teman icha namun nihil tak ada jawaban bahkan dirga pun ia hubungi melalui ponsel icha namun tak ada jawaban juga.
"cha, udah cha. Lo jangan kek gini semangat lo sekarang kek bukan icha yang gue kenal." ucap nisa dengan suara pelan, namun tiba-tiba isakan kecil icha mulai hilang dan digantikan icha yang tak sadarkan diri, nisa segera bangkit dan menelpon dokter dan keluarga icha.
•
•"eungh," lenguh icha, perlahan ia membuka matanya dan sukses terkejut melihat siapa yang datang.
"udah sadar lo." ucap seorang pria dengan raut dingin namun tatapannya terlihat ketenangan dan kekahawatiran secara bersamaan.
"kenapa diam, itu mulut udah gak berguna lagi yah," decaknya dan bersendekap dadanya, icha masih membeku.
"sumpah lo makin bego aja cha," dengusnya dan mengetuk dahi icha.
"hah!,Fe-ferdy." gagap icha matanya mengerjab-ngerjabkan beberapa kali, dia ferdy yang duduk dengan tampilan yang entah kenapa sangat tampan menurut icha, icha melirik ke nakas dan terlihat sekotak cokelat yang membuat mata icha berbinar dan meneguk ludahnya kasar.
" sama seperti dulu, kalo ngeliat cokelat langsung lupa dunia." kekeh ferdy dan mengambil cokelat dan membuka bungkusnya, icha mengigit bibirnya ketika melihat cokelat itu, ia menginginkan cokelat itu, tapi ia malu.
"mau?" ucap ferdy dengan cepat icha mengangguk antutias dan melupakan rasa malunya, ferdy terkekeh dan bukan memberikan ke icha melainkan memakannya sendiri.
"ferdy!"teriak icha dan menekuk wajahnya.
"kalo gak mau ngasih icha yaudah ngapa kesini pake acara bawa cokelat yang ujung-ujungnya buat diri sendiri." gerutu icha dan bersendekap dada memandang ferdy tajam, ferdy terkekeh geli, sungguh icha sudah kembali, si gadis bar-bar yang memiliki sifat yang memiliki mood yang berubah-ubah.
"nih, buka mulutnya, gue suapin lagian lo sakit gak boleh makan cokelat tapi lebih bagus makan hati, hahha." ferdy tertawa walau garing namun ia tak tahan melihat raut icha yang menyorotnya horor.
"iss, dasar jerapah!!!."teriak icha dan memukul lengan ferdy berkali-kali namun ferdy makin tertawa.
"udah icha cape. Ferdy icha mo nanya?" ucap icha yang merubah rautnya menjadi serius, ferdy langsung menghentikan tawanya dan menaiikan sebelah alisnya.
"gue gak tau cha," ucap ferdy santai yang sukses mendapat jitakan dari icha.
"akh, sakit bego kepala gue." dengus ferdy dan mengusap-usap kepalanya.
"lagian ichakan belum nanya ferdynand,"gerutu icha.
"ck, nanya apa." ucap ferdy datar dan menampilkan wajah serius, memang keduanya sangat kompak kalo soal mengubah raut wajah dalam hitungan detik, apaan sih gaje😁.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRCHA(Selesai)
Teen Fiction•Belum direvisi maaf jika chapter gak jelas, tanda baca kurang pas, dan banyak typo. Pertemuan yang bisa dibilang biasa aja dan umm singkat, namun terkesan luar biasa menurut dirga ,seorang cowok yang bisa dibilang memiliki paras bak dewa yunani bah...