berubah

121 13 0
                                    

Author pov

Apa yang terucap dari bibir seseorang
Belum tentu suatu kebenaran
Abigail pratama


Amira menyusuri lorong kelas dengan gembira,Memikirkan abigail semalam membuatnya merana.

"Hi sweety nya daniel,Cerah amat hari ini"Goda daniel

"Hihi ,hi sweety nya amira.
Mau nemenin amira gak hari ini ?Mau beli buku "
Cengir amira

"Ada maunya aja manis huh,
Yaudah nanti pulang sekolah yaa.Eh keadaaan mang karun gimana ?Gapapa kan?"
Cecar daniel

"Oh itu katanya sih semalam ada niat banget nabrak mang karun, trus dia langsung intip pintu belakang luan trus depan.
yang nabrak pergi,Katanya ngincar aku .
Aku gatau juga benar atau salahnya,Lagi di selidiki papa"
Terang amira

"Aduh kayaknya gausah deh kita pergi ya,Kapan kapan aja.
Gue khawatir sama lo,Mending pulang sama mang karun ya.
aku ikutin ,Oke"Gelisah daniel

"Huh yaudah deh ,Tapi janji ya ikutin"Pinta amira

"Siap tuan putriku"Ujar daniel mengacak rambut amira

"Ehm, kalau mau pacaran tau tempat.
ini masih disekolah,Tau peraturan"Abigail lalu pergi dengan dinginnya.

"Paansi tuh sok senior banget heran,Udah ah yuk masuk"
Ajak daniel

Mereka pun melangkah ke kelas,
Semua siswa fokus pada materi yang diterangkan guru fisika didepan, Kecuali amira.
Memikirkan kenapa abigail kembali dingin padanya .

Usai bel berbunyi,Pertanda jam istirahat dimulai.
Semua siswa berhamburan menuju kantin,Daniel meninggalkan amira pergi kekantin sendirian
Saat berjalan tak sengaja bertemu abigail.

"Hai kak abi"Sapa amira
Yang diacuhkan abigail

Sepanjang kekantin amira terus mengoceh menjelaskan keadaan mang karun

"Mulai sekarang jauh jauh dari aku,Detik ini.
Aku gak suka penguntit seperti kamu,Berhentilah mengakrabkan diri denganku.
Jangan bawa perasaan,Semua aku lakukan karna perintah, gak lebih.
Jangan baper, Jangan usik hidupku.
Paham bahasa indonesia kan?
Makasih" Abigail pergi meninggalkan amira yang mematung,Kata kata abigail sungguh menyesakkannyaa.

Setetes bulir air mata terjatuh di pipi mulus amira tanpa bisa dicegah,Amira pergi ke bk
Melaporkan bahwa dia sedang sakit .
meminta izin pulang ,Guru bk yang melihat wajah pucat amira pun menyetujui .

Sesampainya dikamar
Amira mengambil silet yang beberapa hari ia acuhkan
"Hi Miss me ?Ujar lirih amira
Menggoreskan 3 goresan kecil di tangannya.
Amira terisak,Sungguh ia pun sekarang bingung Kenapa bisa mencintai lelaki dingin tak berhati itu.
Salahkah amira menyukainya?
Salah?
Amira hanya ingin senang,Itu saja.
Tidak lebih,

Sekitar tiga jam amira belum tenang,Menatap luka goresan nya yang mulai mengering.
AmiraMengacak lemari kesal,
Sial .
Obat penenang nya habis,Biasanya amira akan meminum obat itu lalu tertidur .

Ia mengambil jaket,Merapihkan diri sejenak.
Meminta mang karun menemui sesorang Psikolog yang selama ini merawatnya.

"Hai om vincent"Ujar amira

"Aduh amira,Maaf harus kesini yaa.
Om lagi gak praktek tadi jadi gak kerumah sakit.
Maaf ya"Ujar vincent

"Eh gapapa om,harus nya amira minta maaf ganggu waktu om"
Lirih amira

"Yaudah tunggu di ruang tamu dulu ya, om mau siapi ruangan kerja om dulu. habis itu kita kesana gapapa kan?"
Tanya vincent

"Eh gapapa om,amira nunggu sini "Amira menatap sekitar
Vincent pergi keruangan nyaa.

Amira menjelajahi setiap sudut ruangan,Poto anak kecil naik kuda. Sepertinya amira kenal matanya,Siapa yaa?"Amira kembali memutar ingatannya

"Itu aku kalau kamu mau tau "
Ujar sesorang dibelakang amira dengan khas bangun tidur, Suara yang seperti familiar.
Amira menutup mulut tak percaya,Siapa didepannya saat ini.
Daniel,Amira memucat.

"Gausah kaget,Gua anaknya psikolog yang lo datangi ini.
Ternyata dugaan gue selama ini benar amira,Senyum palsu lo?
Luka tubuh lo?Dan datangi bokap gua?
Kenapa nutupi semua dari gue amiraaa?Gue sahabat lo kan?
Apa lo gak nganggap gua?"
Lirih Daniel menatap Amira

Amira hanya terisak,Daniel membawa amira kepelukannya.

"Ehm daniel, ruangan papa kosong.kayaknya bisa buat kalian bebas ngobrol,Kamu sekarang udah gabutuh saya amira.
Tangani dia ya daniel,Papa percaya sama kamu !
Papa mau jemput mama kamu dulu,Om tinggal gapapa yaa amira?"Ujar daniel

"Makasih om,gapapa kok nanti kalau daniel nakal amira gigit hihi"Cengir amira

Daniel hanya menggeleng dan tersenyum perlahan pergii

Setelah sampai siruang kerja papanya,Akhirnya daniel buka suara.

"coba cerita amira, lo sebenarnya kenapaa?Gua gasuka lo gini"Lirih Daniel.

Amira menceritakan secara detail tanpa ada ditutupi,termasuk rasanya terhadap abigail.
Sambil terisak amira menyuarakan hatinya seluruhnya ,Melepas beban selama ini dipendam.

Mereka berdiskusi hingga tiga jam lamanya
"Oke oke udah tenang sekarang kan,Bukan maksud ngusir nih.
Tapi Udah mau malam ,Kasian mang karun juga nunggu kan?
Yuk kita kedepan,Lain kali ada masalah jangan nyakitin diri sendiri ya, akuSiap24 jam mendengarkan"Seru daniel
Yang dibalass senyum amira.
Mereka berjalan keluar ruangan

"Eh udah ya,Dokter daniel nya pande gak mir.
Om ragu jadinya"Goda vincent

"Dokternya gadungan om,Amira gasuka.
Hihi"Cengir Amira
Yang di balas tatapan tajam daniel.

"Yaudah om, amira mau pamit pulang ya.
makasih ya om "Pamit amira

"Eh tunggu,ini obatnya udah om siapin nih"Ujar vincent meyerahkan  beberapa bungkus  obat,Dicegah daniel.

"Pa,amira udah gak butuh itu.
Sekarang dia butuhnya aku,
Ya gak mir"Goda daniel

"Ih enggak om bohong,Tapi om amira udah agak lega kok. obatnya gausah dulu ya om"
Ujar amira

"Om malah senang mir,Hati hati ya dijalan.
Mang jagain amira yaa"Ujar vincent

"Baik den,mari.
Yuk neng kita pulang udah mau magrib nih "

Ujar mang karun dan kami pamit pulang.

"Seratus persen mir
Udah seratus persen"  Batin daniel dengan senyuman

secret AMIRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang