PERTEMUAN

1.4K 69 9
                                    

Sekarang Gen Halilintar tengah berada di mobil menuju kantor polisi untuk melaporkan tentang Qahtan yang hilang.

"Dek-adek, kak Ika baru dapat kabar nih soal Qahtan"ujar kak Ika

Semua orang yang ada di mobil itu sontak memandang kak Ika, seakan menanti sebuah jawaban.

"Apa kak apa?"tanya Thariq mewakili saudara-saudaranya yang lain

"Qahtan udah ketemu dek"tutur kak Ika tersenyum

"Hah? Serius kak?!"timpal Fatim yang masih tidak percaya

"Ya serius lah dek"

"Alhamdulillah"syukur mereka tak terhingga

"Kalau gitu,kita gk usah kasih tahu Umi, Abi sama bang Atta ya. Nanti mereka malah kepikiran kan, yang penting sekarang Qahtannya udah ketemu"jelas Thariq

Saudara-saudaranya mengangguk tanda setuju.

"Ok, sekarang kita putar balik ke pasar buat jemput Qahtan lagi ya"pinta kak Ika

"Ok"mereka semua bersemangat

Dengan segera, mobil yang mereka tumpangi itu berbalik arah. Bukan untuk mengunjungi masa lalu ya. Tapi untuk menjemput adik bungsu mereka, Qahtan Halilintar.

                                    ***
(Nama Kamu) POV

Saat ini aku dan Qahtan masih menunggu Gen Halilintar serta team sampai di tempat kami saat ini.

"Why they so long?"Qahtan membeo, mungkin ia sudah tidak sabar untuk bertemu keluarganya kembali

"Patient Qahtan"aku mencoba untuk menyabarkan Qahtan

Qahtan tidak mengubris ucapanku, ternyata dia sedang melirik sebuah warung makan di seberang tempat kami menunggu. Begitu serius ia menatap warung itu.

"Dia kenapa ngeliatin warung bakso Mas Jono ya? Apa dia lapar? Ya jelas lah lapar, ngeliatin warungnya sampe serius gitu. Aku tanya aja kali ya?"tanyaku dalam hati

"Qahtan? Do you hungry?"

"Hmmm, maybe"Qahtan hanya nyengir, semua orang juga tahu jika itu adalah sebuah kode

Aku tersenyum tipis melihat tingkah Qahtan yang amat lucu itu.

"Ok, We will eat at there"kataku menunjuk warung yang sedari tadi ia pandang

"Yeah, I'm so hungry"timpal Qahtan bersemangat

"Hhhh, I can see"tawaku melihat tingkah anak berusia tujuh tahun ini

Aku pun menggandeng tangan kecilnya untuk menyeberang jalan menuju warung tadi.

                                        ***

Kami sudah berada di warung makan langgananku itu, yang kehigienisannya dan kehalalalannya sudah tidak diragukan lagi.

"Nah Qahtan, do you want bakso or bubur ayam?"tanyaku menawarkan dua menu andalan di warung itu

"Hmm, I want bakso"pilihnya

"Ok, do you want mie on your bakso?"tanyaku lagi yang hanya dibalas gelengan oleh Qahtan.

Baiklah, ini giliranku untuk mengangguk.

"Mas, baksonya dua mangkuk ya. Yang satu gk usah pakai mie"pesanku pada pelayan yang ada disitu

"Ok dek, tunggu sebentar ya"jawab pelayan itu ramah

Beberapa saat kemudian,

Dua mangkuk bakso yang dipesan tadi sudah tiba di hadapan kami sekarang. Tanpa aba-aba Qahtan langsung melahap sedikit demi sedikit baksonya. Namun tidak pernah lupa untuk berdoa terlebih dahulu.

"Hhh, you very hungry right?"tawaku disela-sela makan siang kami berdua

Qahtan mengangguk setuju

Aku sangat senang melihat Qahtan makan lahap seperti ini. Aku tersenyum tipis sejenak, lalu menyendok kembali bakso dihadapanku itu.

Tring tring tring

Sebuah notifikasi masuk didalam ponselku. Ternyata notif dari kak Ika.

"Hah! Mereka udah ada disini!"kagetku membaca pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah! Mereka udah ada disini!"kagetku membaca pesan itu. Tanganku bergetar membalas pesan dari kak Ika tadi.

 Tanganku bergetar membalas pesan dari kak Ika tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesanku itu hanya dibaca, tidak terbalaskan lagi. Sudahlah lupakan, intinya aku harus memberi tahu Qahtan sekarang.

"Qahtan, your Fami-"kata-kataku terpotong oleh suara seseorang

"Assalamualaikum"salam pria gagah itu diambang pintu

"Waalaikumsalam"jawab kami yang berada di dalam warung sontak terpaku

Pria itu masuk diikuti oleh beberapa orang. Tampak pula seseorang memegang kamera yang menyorot pria dan sekumpulan orang tadi.

Mereka memandang setiap sisi dari warung ini, seperti mencari sesuatu. Pandangan mereka terhenti di pojok warung. Tepatnya di meja yang aku dan Qahtan tempati sekarang.

"Qahtan!"seru pria tadi menuju meja kami berdua

"Bang Thariq!"Qahtan turun dari bangkunya, dan segera memeluk pria hangat itu.

Sekumpulan orang yang lain turut ikut dalam pelukan itu. Sebagian diantara mereka hanya berdiri dan merekam moment berharga ini.

Bersambung...

Makasih udah mau baca🙏❤
Maaf kalau ada yang typo atau Bhs. Inggrisnya masih kurang bagus🙃
Karena saya memang belum jadi pro Bhs. Inggris kayak Muntaz Halilintar :v Hehehe😅
Intinya, jangan lupa vote🌟dan comment💭ya guys😊
Sekalian kalau ada saran atau kritikan buat saya silahkan mengadu di dalam kolom komentar🙏☺
Saran, kritikan dan tak lupa semangat dari kalian jadi bahan bakar buat saya untuk tetap semangat dan belajar selalu😉🔥
So, itu aja sih, maaf kalau kepanjangan🙏😂
Salam Zig-Zag Family☇❤

ABOUT GEN HALILINTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang