BERHARGA | SPECIAL RAMADHAN

792 56 22
                                    

Sore hari,

Sohwa POV ON

Cahaya senja menerpaku. Membuatku terbangun dari tidur siangku. Tidur? Ya, aku tertidur setelah mengirim pesan dengan bang Atta beberapa saat lalu.

Dan sekarang aku masih berada di rumah langit ini. Segera kuraih handphoneku yang tergeletak di lantai. Aku terkejut saat tau bahwa...

"Hah? Sekarang udah jam 5 lewat!"seruku kaget

"Haduh gimana nih, aku belum shalat Asar dan nyiapin makanan buat buka puasa. Duhh gimana nih?"panik sudah merasuki diriku

Tanpa pikir panjang lagi. Aku segera turun dari rumah langit itu, bergegas ke rumah untuk mempersiapkan semuanya.

***

Aku masuk melalui pintu depan. Namun saat aku masih berada diambang pintu. Aku melihat dua orang yang menatapku tajam dari pojok ruangan. Ya, mereka Umi dan Abi.

"Sohwa, kamu kemana aja sih? Liat tuh sekarang udah jam berapa"kata Umi menunjuk jam dinding

Aku hanya menunduk.

"Maaf Umi, Abi. Tadi Sohwa ketiduran di rumah langit"ungkapku masih menunduk

"Iya, tapi bagaimana sekarang? Kamu udah ketinggalan shalat Asar berjamaah. Terus makanan untuk berbuka puasa juga belum disiapkan. Memangnya kamu bisa selesaikan semuanya?"tanya Abi tegas

"Iya Abi, Sohwa akan siapkan sekarang"jawabku

"Tidak"cegah Abi

Seketika langkahku terhenti.

"lebih baik kamu shalat Asar dulu sana. Ingat, shalat itu lebih penting dari apapun"tambah Abi

"Iya Abi"jawabku segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu

***

Setelah shalat Asar. Aku segera keluar dari kamar untuk segera bergegas ke dapur. Tanpa peduli sekarang sudah jam berapa, dan apakah aku bisa menyiapkan makanan untuk berbuka puasa atau tidak.

Dan saat aku keluar dari kamar...

"Happy Birthday kak Sohwa!!!"riuh seisi ruangan

Aku masih terpaku di tempatku. Tak bisa beranjak dan berkata-kata lagi. Entah kenapa pula kakiku tiba-tiba lemas, membuatku harus terduduk dilantai.

Mereka semua mendekatiku dan memelukku dengan erat. Aku pun dengan senang hati membalas pelukan itu.

Perlahan pelukan itu terlepas, sekarang mereka hanya berdiri di depanku. Menatapku dengan lekat.

"Maafin kita ya kak Sohwa, karena tadi subuh kita udah ngeprank kk kalau makanannya keasinan"Sajidah terkekeh karena itu

"Ya Allah kalian ini ya. Tadi subuh kk tuh udah panik tau gk"kesalku pada mereka semua

"Uhh I'm sowwi"timpal Saaih yang langsung memelukku lagi dengan erat

Semua orang tertawa karena melihat tingkah Saaih.

"Ahh botak, lepasin dah. Sesak ini"gerutuku

Saaih pun melepas pelukannya sambil terkekeh.

"Ohh iya, kita mau nunjukin sesuatu lho ke kk"kata Fatim tiba-tiba

"Apaan tuh?"tanyaku penasaran

Dengan segera Fatim menarik tanganku. Tampak ia membawaku untuk menuju ke dapur. Ada apa di dapur? Apakah ia ingin memperlihatkan bahan-bahan yang masih mentah karena belum kumasak? Huft sudahlah, kurasa aku harus menyerahkan semuanya kepada takdir.

ABOUT GEN HALILINTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang