HACK AKUN

1.3K 64 23
                                    

Mendengar seruan Fateh. Saaih sudah menyimpulkan bahwa rencananya sudah berjalan sekarang. Segera ia menghampiri tenda Fatim.

"Ya Allah! Kenapa ini?!"panik Saaih yang baru saja sampai

"Bang? Ada apa sih sebenernya?"Saaih mencoba bertanya kepada rekan pranknya bang Arief

"Jadi tadi itu, Fateh prank nakut-nakutin Fatim kan. Ehh tiba-tiba Fatimnya jadi kayak gini"jelas bang Arief

Segera Saaih menarik Fatim yang masih terisak dalam pelukannya. Ia mengelus puncak kepala adiknya itu.

"Bang, Atim takut banget. Hiks hiks hiks..."tangis Fatim dalam pelukan Saaih

"Tim? Udah ya? Jangan nangis lagi. Jangan takut lagi. Ada bang Saaih kok disini"tutur Saaih menenangkan

Fatim hanya terdiam, tubuhnya juga masih bergetar saat ini.

"Teh?! Kok kamu pranknya sampai separah ini sih?! Kamu kan tau kalau Fatim takut yang horror-horror!"Celoteh Saaih pada Fateh

"Lho, kan tadi bang Saaih kerja sama bareng Ateh. Kok sekarang malah marahin Ateh kayak gini sih"bela Fateh pada dirinya sendiri

"Tapi bang Saaih pikir pranknya gk bakalan separah ini Teh. Sampai pake topeng serem kayak gini segala"kata Saaih melempar topeng Fateh ke sembarang arah

"Bang Saaih, kan tadi Ateh udah jelasin semua rencana Ateh ke abang. Tapi, bang Saaih gk komplen apa-apa tuh"Fateh masih menjawab perkataan abangnya

"Udah lah, gk usah banyak bicara sekarang. Bang Saaih mau panggil yang lain dulu"kata Saaih beranjak pergi

"Ehh bang, bang Saaih jangan kedalam"cegah Fateh

Saaih tidak mengubris Fateh, dia tetap melanjutkan langkahnya ke dalam rumah.

"Bang, kak, ayo keluar sekarang"ucap Saaih kepada saudara-saudaranya yang duduk santai di ruang keluarga

"Ok ok, jadi nanti kita akting marah-marahin Fateh ya guys"jelas Thariq

Yang lain mengangguk mengerti.

***

Kini mereka semua sudah berada di depan tenda Fatim sekarang. Kecuali Fatim, Fateh dan bang Arief

"Teh, kesini dulu Teh"panggil Sajidah dari luar tenda

Fateh pun keluar dari tenda dengan tundukan kepala yang amat bersalah. Ya, walaupun dia belum diberi celotehan oleh saudara-saudaranya yang lain.
Kemudian bang Arief ikut keluar membawa kamera yang masih on ditangannya, namun tidak disadari oleh Fateh.

"Fateh kenapa kayak gitu sih sayang"Sajidah berlutut sembari memegang kedua pundak adiknya ditemani yang Sohwa berada disampingnya.

Saat ini Thariq hanya berdiri melipat tangan di dada. Sementara Saaih dan Iyyah memilih masuk kedalam tenda untuk menenangkan Fatim yang pura-pura menangis itu.

Fateh yang ditanyai oleh Sajidah hanya terdiam dan masih terus menunduk.

"Teh, kalau ditanya itu dijawab dong. Jangan diem kayak gini"tekan Sohwa

"Maafin Ateh kak"lirih Fateh dengan raut wajah menyesal

"Maaf sih maaf. Tapi kalau udah kayak gini kejadiannya, maaf itu udah gk cukup Teh. Kamu juga harus tanggung jawab"tegas Thariq yang tidak tega jika harus membentak adik keempatnya itu

"Iya bang"rasa bersalah Fateh semakin tinggi namun tidak sampai membuat air matanya tumpah. Anak ini memang susah untuk menangis.

Tiba-tiba Fatim ditemani Saaih dan Iyyah keluar dari dalam tenda. Mereka duduk dipinggir tenda itu. Tampak Fatim sudah tidak ketakutan lagi. Dia sudah kelihatan lebih baik sekarang.

ABOUT GEN HALILINTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang