1 - SHE IS AURORA

149 74 19
                                    

"I'm sorry miss, i'm not seeing you, you just come so fast" ucapku panik. "Aurora are you okey?" tanya seorang wanita yang langsung berlari menujunya. Terasa jelas sekali terdengar dia memanggil wanita ber-hijab ini, dengan sebutan Aurora. "Nama yang indah", batinku.

"I'm fine Lis" jawabnya sambil berusaha meraih tangan teman wanitanya seraya ingin berdiri. Aurora tampak menunjuk ke arah smartphone yang mungkin terpental 2 meter darinya. Akupun sigap langsung mengambil smartphone itu dan memberikan kepada Aurora seraya membungkukkan badanku.

"Maafkan saya, sekali lagi maafkan saya karena tidak berhati-hati pada saat berjalan" ucapku lagi kepadanya. "ini salahku" timpa Aurora dengan senyum tipis dan sedikit memicingkan mata tampak menahan sakit.

Jin Hyung, Jimin, Hoseok saat itu juga sudah berada di dekatku untuk memastikan keadaan yang baru saja terjadi. "Yak! Joen Jungkook apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Jin Hyung bertanya kesal kepadaku. "Ak...." belum selesai aku memberikan penjelasan, Jin Hyung sudah berpaling ke Aurora, "Miss, please let us take you to the near hospital". "No, its okey, i'm okey, thanks", jawabnya dengan nada tegas menggambarkan kalau dirinya baik-baik saja.

"Are you sure miss? tambah Hoseok Hyung kepada Aurora dan Aurora-pun mengangguk kecil menggerakkan kepalanya seraya mengisyaratkan tidak perlu ada yang dikhawatirkan. "Saya hanya mimisan dan sebentar lagi pasti berhenti, no need to worry, thanks" jawab Aurora begitu lembut atas pertanyaan Hoseok Hyung. "You such a bad guy Jungkook", timpa Jimin sambil memukul bahuku.

Yaaa dia sudah terluka karena hantaman keras pada saat badanku menabraknya tadi. "Aku baru menyadari betapa badan ini cukup kekar hingga mampu membuat hidung wanita ini mimisan".

-------

Meja resto yang dipilih Aurora dan ke 4 temannya itu berada di dekat jendela seakan mereka sengaja memilih meja itu karena akupun bisa merasakan sinar matahari yang begitu hangat tembus melalui kaca jendela itu. Sedangkan aku dan yang lain memilih meja justru di posisi paling dalam dari restoran ini bersebrangan dengan jarak 3 meter dari meja Aurora. Dan yaaa, ke 4 temannya tampak sibuk silih berganti memberikan perhatian untuk Aurora.

"Emm....siapa tadi teman wanita yang membantu Aurora?", tanyaku pada diri sendiri sambil berputar otak mengingat-ingat namanya. Ah ya itulah, aku lupa, aku memang sulit sekali mengingat nama orang apalagi dengan kondisi yang begitu cepat seperti tadi.

Teman-teman Aurora dari sebrang sana tidak melepaskan pandangannya silih berganti mengarahku dengan bola mata yang hanya melirik ke 1 sisi saja. "Sungguh, itu membuatku tidak nyaman dan semakin merasa bersalah", sesalku. "Tapi tunggu, kenapa Aurora tidak sedikitpun memalingkan wajahnya ke arahku? apakah dia marah padaku?"


~di sebrang sana saat itu~

"Syukurlah, darahnya sudah berhenti" suara berat Steve terdengar penuh kekhawatiran terhadapku. "Aku heran, memang sekeras apa sih kalian tabrakan badan? sampai bikin hidungmu mimisan gitu Ra?", tambah Lis dengan nada penuh penekanan menahan kesal.

Aku mengambil tisu dari kotak yang tersempil di antara pizza dan minuman kami di atas meja dan menempelkannya di hidungku, "tadi itu aku kluar dari kamar mandi memang sambil berlari karena ada kondisi urgent yang harus aku sampaikan ke kalian, tapi sialnya HP-ku malah hampir jatuh dan spontan tanganku seakan ingin meraih HP ini. Dan Apes, tangan ini malah menonjok mukaku sendiri pas tabrakan sm dia", jelasku sambil mengarahkan tangan kananku sebagai pelaku utama dari kejadian tadi.

"Jadi sepenuhnya bukan salah dia", sambil ku melirikkan mata mengarah tempat duduk Jungkook di sebrang sana untuk memberi kode kepada 4 orang temanku yang saat ini serius mendengarkan penjelasanku. Kontan aku melihat Lis, Rose, Steve dan Alex mengalihkan perhatiannya ke Jungkook.

I CHOOSE THAT STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang