*London, 29 Agustus 2032*
Lis masih sangat keki dengan chat yang dikirimkan Jungkook kepadaku. Aku sudah bicara panjang lembar dengan Lis sambil menikmati secangkir hot chocolate di kamarnya. Dan Lis tetap menginginkanku untuk tidak larut dengan perasaan yang sangat tidak nyata ini. Jeon Jungkook adalah sosok idola dengan paras tampan yang jelas sangat diinginkan banyak wanita. "Kesuksesannya membuat Jungkook tidak akan pernah terjangkau olehmu", paling tidak kata-kata dari mulut Lis yang terus ter-ngiang di ingatanku.
Aku kembali ke kamarku untuk bersiap-siap. Aku dan Lis akhirnya sepakat untuk tetap datang memenuhi undangan makan siang Manager Sejin meskipun Lis sebenarnya enggan datang karena kejadian pagi ini. Aku janji bertemu dengan Lis di lantai bawah. Flat-ku dan Lis berada di lantai 3, lantai teratas dari bangunan ini dan cukup menyenangkan karena mata kami selalu dimanjakan dengan suasana Kingston yang begitu syahdu dari balik jendela flat kami.
"Lis", sapa ku saat melihat Lis yang ternyata sudah berada di bawah. Lissey membalikkan badannya dan dia berkata, "Ra, seriously?" timpa dia kesal . "Harus ya kamu pakai kalung itu?" tambahnya dengan nada kesal dengan membuang wajahnya dan tangan menyentuh keningnya seakan tak percaya dengan tindakanku.
"Lis, kita sudah membahasnya tadi pagi, aku hanya ingin memastikan semuanya", jelasku memelas. "Please", timpaku lagi. "Do it whatever you like Ra", jawab Lis pasrah dan berjalan meninggalkanku. Aku berlari kecil menyusul Lis dan menyamakan langkah kakiku dengannya.
"Aku janji, jika Jungkook tidak mengingat kalung ini, aku akan melupakannya", pintaku ke Lis.
~di sebrang sana di kamar Jungkook~
"Jungkook-ah", suara Yoongi Hyung nyaring terdengar dari dalam kamar mandi. "Pinjami aku celana dalammu", tambahnya lagi dan berhasil membuatku terperangah. "Hyung, kamu ini tidak berubah juga, masih saja menyusahkan dan selalu pinjam celana dalamku" jawabku kesal. "Cepat Kook! Atau kamu mau aku keluar kamar mandi tanpa apapun?", garau Hyung yang terdengar mengerikan. "Y-ya, tunggu!", jawabku cepat sambil menuju koper dan mencari celana dalam milikku.
Aku melanjutkan merapihkan diri setelah sempat dibuat buyar oleh kelakuan Yoongi Hyung. Tak butuh lama untukku dan Yoongi Hyung bersiap. Berjalan menuju lobby pasti melewati kamar Jimin dan Taehyung, Aku dan Yoongi mampir untuk mengajak mereka turun bersama.
Aku memencet bel kamar Jimin dan mendapati Hoseok, Namjoon dan Jin Hyung sudah berada di dalam kamarnya. "Ayo, aku sudah lapar", ajakku ke para Hyung yang tampak seru bermain games online. "Okey-okey, kita turun", jawab Jin Hyung. Kami pun bersama-sama menuju ke lobby hotel.
Setibanya di lobby, mataku seketika dimanjakan dengan maha karya indah yang telah berdiri disana dan mampu membuatku menghentikan langkahku karena kagum. Mata kami pun bertemu, senyumnya merekah melelehkan jantungku. "Jeon-ah, ayo!", ujar Hoseok Hyung yang tersadar kalau aku sudah berjarak 3 meter di belakangnya. "Oh ya, okey" jawabku salah tingkah.
Terlihat Manager Sejin mempersilahkan Aurora dan Lis menuju ke restaurant hotel. Tapi Aurora, dia tetap mematung disana, tersenyum memandangku dengan tatapan mata bersinar menungguku datang menghampirinya. Dan yaaa, tak bisa dipungkiri jantungku berdetak semakin kencang.
"Jadi benaran ya kamu langsung gosok gigi?" pembuka sapaku kepada Aurora yang keluar begitu saja dari mulut jahilku ini yang ternyata direspon dengan pipinya bersemu pink. "Aku ini gadis penurut Mr. Jungkook", jawabnya menggemaskan. "Mister??" respon protesku atas panggilan yang dia berikan. "Apa tidak ada kata sapaan yang lain untukku?", tanya Aurora dengan nada lebih protes dengan bibir yang terlihat mengerucut cembetut.
Sekilas aku-pun tersenyum meresponnya. "Kamu naik apa kesini?", tanyaku penasaran. "Kereta", jawabnya cepat yang rasanya masih sama seperti percakapan chat tadi pagi. Singkat padat nyaris tidak bertele-tele.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE THAT STAR
Romansa*JUNGKOOK FANFICTION* Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik. Di saat...