16 - ENJOY THE SUNSET WITH HER

54 34 7
                                    



Aku menunggu Aurora yang sedang sembayang tak jauh dari bangunan Big Ben. Dia selalu membawa perlengkapan sembayang di dalam tasnya, aku kagum dengannya. Sangat taat dengan agamanya dan sejauhku bersamanya, dia sering sekali sembayang.

Sambil menunggunya, aku mencoba mencari tahu tentang agamanya. Sekarang jam 18.20, berarti Aurora sedang sembayang Ashar dan tadi saat di flat, dia sembayang Dzuhur. Dari hasil pencarianku, agama Aurora mewajibkan 5 kali sembayang dalam 1 hari. Tidak diragukan lagi, kalau Aurora sangat dekat dengan PenciptaNya.

Aku melihat dia berjalan mengarahku. Wajah selalu berseri setiap kali Aurora selesai sembayang. Sungguh cantik.

 Sungguh cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf, lama ya nunggu aku?", ucap Aurora. Aku menggeleng kepala untuk menjawabnya. 

"Aurora, kita jalan ke sana yuk", ajakku ke Aurora menuju London Eyes.

Saat di Natural History Museum, aku sempat menelepon Manager Sejin untuk meminta bantuannya membookingkan 1 kapsul untukku dan Aurora. Aku ingin mengajak Aurora menikmati sunset terakhirku di London. Manager Sejin bilang, aku harus sudah sampai di London Eye sebelum jam 7 sore.

Aku berjalan santai berdua Aurora menyelusuri jembatan Westminster menikmati pemandangan London berhias air sepoi yang menerpa dengan manja. 

"Wait Jungkook-ssi, kita nggak sedang menuju ke London Eye kan?", tanya Aurora yang terkejut saatku mengajaknya masuk ke area London Eye. 

"Aku memang mau ke London Eye Ra"

"No...no...no, kamu aja", tiba-tiba Aurora menjawab dengan body language menolak.

"Aku mau ajak kamu menikmati sunset dari atas sana Ra", jawabku meyakinkan Aurora dengan menunjuk ke salah satu kapsul London Eye.

"Tapi itu sangat tinggi dan aku takut tinggi", jawab Aurora dengan raut khawatir. Aku yang mendengar penjelasan Aurora spontan tertawa. Aku tidak menyangka kalau dia takut ketinggian. Aurora melihatku dengan tatapan tajam sebagai bentuk protes karena sudah menertawakannya.

"Maaf, maaf... Aurora, ada aku. Percaya aku, rasa takutmu akan berubah menjadi rasa takjub. Kamu harus lihat London di saat senja dari atas sana, indah Ra!", jelasku. 

Aurora masih terlihat ragu dan enggan melangkah. Aku memegang kedua pundaknya, "Ra.... trust me", ucapku lembut.

Aku memegang pergelangan tangannya dan mulai mengajaknya melanjutkan sisa perjalanan yang tinggal sedikit lagi sampai di London Eye. Aku bisa merasakan langkahnya sangat berat dan masih penuh keraguan. Tapi aku tetap menariknya.

I CHOOSE THAT STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang