Aku mengajak Aurora ke dalam kedai kaca berbingkai besi yang sudah berkarat bergaya rustic ala eropa di area farm itu.
"Jadi kamu sudah memakai liontion itu dari kamu umur 10 tahun?" aku melontarkan rasa penasaranku. "Iya" jawabnya singkat. "Pasti pemberian dari ibumu, karena kamu memakainya terus", tanyaku dengan jantung berdebar berharap jawaban dia bukan seperti apa yang pikiranku.
Sesaat Aurora terdiam dan hanya memandang lurus ke dalam mataku. "Ini dari kamu", jawab Aurora lirih. Dan lagi-lagi kami mematung tanpa kata hanya menatap mata. Jantungku seakan berhenti sesaat, aku bisa merasakan tanganku mulai dingin. Yaaa, baru ini aku bertemu wanita yang berhasil membuatku seperti ini.
"Kamu memberikan kalung ini kepadaku 12 tahun lalu saat aku dan ibuku datang ke fan meetingmu di Wembley", tambah Aurora dengan posisiku yang masih mematung tidak percaya dengan apa yang barusan aku dengar.
"Kamu bilang, kalau aku harus terus memakainya sampai nanti kamu datang kepadaku...." jelasnya lagi. "Di masa yang akan datang", tambahku cepat melengkapi kalimatnya.
Dia tersenyum manis memandangku. "Aku melamarmu pada saat itu Aurora". Flashback ini semakin nyata muncul di ingatanku akan kenangan masa lalu akan seorang gadis kecil berambut ikal. Aurora mengangguk dengan pipi yang bersemu pink menggemaskan.
"Iya, padahal aku hanya memintamu memperlakukan aku seperti little princess, tapi kamu justru melamarku", tambahnya dengan nada manja yang keluar dari bibirnya begitu lucu.
Liontin itu milikku yang aku pakai saat fan meeting 12 tahun lalu dan entah kenapa secara spontan aku lepas dariku dan memakaikannya begitu saja di leher Aurora Kecil.
Sungguh ini suatu kejadian diluar nalarku. Aku dipertemukan lagi dengan Aurora kecil - Army-ku di masa lalu.
Sejenak aku termenung dan terlintas di pikiranku bahwa semua ini bisa terjadi karena campur tangan Manager Sejin yang saat itu tiba-tiba mengajak kami makan siang di Zizzi Italian Resto dan menjadi tempat pertamaku dipertemukan kembali dengan Army kecilku. Pantas saja aku bisa merasakan magnet raksasa seolah menarikku pada Aurora saat di Zizzi dan menyebabkan kami bertabrakan.
"Dan doaku seakan dikabulkan oleh alam, aku benar-benar dipertemukan lagi denganmu dimasa sekarang dan kamu benar-benar menjelma menjadi wanita yang sangat manis dan cerdas", tambahku seraya mengagumi keindahan yang alam ciptakan berwujud Aurora.
"Dan apakah alam juga akan berpihak kepadaku bahwa kamu akan melamarku dengan benar?", tanyanya manis yang kubalas dengan tanganku berada di kepalanya serasa aku mengacak-acak rambutnya yang terbalut indah dengan hijab.
*******
Flashback Wembley - 2 Juni 2019
Hari itu, aku konser terakhir di London dan mengadakan acara Fans Meeting 6 jam sebelum konser berlangsung. Aku dan para Hyung bersantai di ruang ganti sambil menunggu tiba saatnya kami masuk ke hall tempat bertemu dengan para Army.
Banyak perjuangan dan pengorbanan yang Army sudah lakukan untuk terus mendukungku dan para Hyung. Dan itu yang selalu memotivasiku untuk berusaha sebaik mungkin dengan memberikan karya indah untuk para Army.
Saat ku memasuki hall, tampak riuh gemuruh teriakan dari para Army berulang-ulang memanggil namaku. Bertemu dengan para Army selalu berhasil menaikkan Dopamin dalam tubuhku. Euphoria yang besar terus menerus muncul tanpa henti. Bahagiaku bertatap muka dengan para Army. Dari raut wajah mereka bisa terlihat jelas bahwa Army sangat menyayangiku dengan tulus.
Satu per satu para Army mengajukan pertanyaan kepadaku dan ke 6 hyung. Sampai tiba, salah satu staff Fan Meeting memberikan MIC ke arah jajaran kursi agak ke belakang dan tampak seorang gadis kecil berdiri. Karena dia sangat kecil, gadis itu tampak menaiki kursinya agar dia lebih tinggi dan bisa melihat kami dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE THAT STAR
عاطفية*JUNGKOOK FANFICTION* Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik. Di saat...