Aurora di dalam kamar mandi cukup lama, entah apa yang sedang dia lakukan. Membuatku menghayal nakal, kalau dia sedang bersiap-siap dan merapihkan dirinya untuk melayaniku. Sungguh pikiran yang nakal.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?", tiba-tiba suara Aurora mengejutkanku. "E-em, a-ah, tidak apa-apa", jawabku gugup karena melihatnya begitu seksi dengan wajahnya yang basah. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Di dalam kamar yang wangi, tertata rapih dengan wanita yang mempunyai senyuman manis dan body language nya yang begitu menggoda membuatku ON."Aurora, kita ke tengah kota yuk. Aku ingin naik double decker bus", ujarku cepat untuk mencairkan suasana yang kikuk dan buyarkan pikiran nakalku yang semakin liar.
"Okey, tapi aku sholat sebentar ya", jawab Aurora.
Aku menikmati dari sudut meja makan ini melihat gerakan demi gerakan yang Aurora lakukan di atas permadani berbahan bulu tebal yang terlihat sangat lembut itu. Hingga di akhir gerakannya, ia langsung tersenyum saat mendapatkan kedua mataku menatapnya. Auranya cantik sekali.
Tak lama Aurora untuk merapihkan diri dan aku bersama Aurora bergegas menggowes Yobo. Aurora minta diantar ke tempat dia bekerja sebagai part timer. Jaraknya 15 menit dari flat Aurora ke tempat kerjanya. Aku memarkir Yobo di samping bangunan yang bertulis Creams. Dan aku diajaknya masuk ke dalam.
Lagi-lagi aku disuguhkan dengan nuansa ungu pada interior cafe ini. Apa Aurora terobsesi dengan warna ungu? Tapi aku tidak menemukan apapun yang berwarna ungu di flatnya.
"Hai Natalie", sapa riang Aurora ke sosok wanita berrambut blonde itu. "Hai Aurora, ini masih terlalu pagi untukmu bekerja", jawabnya.
Aurora rupanya datang ke sini untuk ijin tidak kerja nanti sore karena harus menemaniku keliling London sebelum besok pulang ke Seoul. Dan Aurora mengenalkanku padanya. "Jungkook, kenalkan ini Mrs. Natalie, pemilik kedai Creams".
"Kamu adalah laki-laki pertama yang Aurora ajak kesini dan dikenalkan padaku", ujar Natalie.
"Natalie", suara Aurora terdengar berusaha men-stop Natalie agar tidak berkata lebih. Aurora tersipu malu dengan raut pipi memerah saat pamitan.
"Hei Jungkook, i'm jealous with you", ujar Natalie sesaat sebelumku keluar kedai dan Aurora segera menarikku ke arah pintu keluar.
"Kenapa dia harus cemburu sama aku?", tanyaku penasaran sambil membenarkan posisi Yobo untuk membonceng Aurora.
"She's gay', jawab Aurora berbisik. "Lalu kenapa kamu tetap kerja di tempatnya? memang tidak ada kedai ice cream yang lain?", tanyaku ketus. Yaa, aku tidak suka melihat Aurora ternyata bekerja Part Timer dengan pemilik yang menyukai sesama jenis.
"Bahkan ibuku tidak melarangku, kenapa kamu yang marah?", tanya Aurora yang mampu membuatku kikuk. Benar juga, kenapa jadi aku marah, aku bukan siapa-siapa Aurora.
"Ya, tapi tetap saja... ah, sudahlah, ayo naik", perintahku kepada Aurora dan aku menarik tangannya melingkar ke pinggangku agar dia berpegangan erat.
Tak jauh jarak dari tempat kerja Aurora ke suttle bus. Aku memarkir sepeda Aurora di depan bangunan yang berhadapan dengan halte.
"Halo Mr. Bergman", sapa Aurora ke sosok laki-laki berkulit hitam dengan jenggot panjang. Laki-laki itupun terlihat sangat akrab dengan Aurora. "Hei my lady, wow you look great", puji laki-laki itu ke Aurora yang direspon menggemaskan karena Aurora melakukan Bow dengan rok yang ditariknya ke kanan dan ke kiri persis seperti seorang princess yang memberi salam ke seorang prince.
Aurora tampak ramah kepada siapapun, bahkan kepada pria setengah baya yang bertugas menjaga sepeda di parkiran dekat halte bus ini. Wajah cantiknya sungguh berbanding lurus dengan kecantikan hatinya yang tidak pernah memilih dengan siapa dia berteman.
![](https://img.wattpad.com/cover/214076815-288-k915832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE THAT STAR
Romance*JUNGKOOK FANFICTION* Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik. Di saat...