hayooo siapa yang auto senyum liat video di atas??? =p
-------
Aku masih tidak percaya dengan pikiran Aurora yang menganggapku melihatnya seperti seorang adik. Aku meninggalkan Aurora sendirian di pool side untuk masuk ke dalam resto dengan alasan ingin ke restroom. Padahal aku tidak ke restroom, aku ingin menemui Lis.
Dengan cepat aku menghampiri Lis pada saat aku melihat dia keluar dari restroom, "Lis." sapaku. "Saya berencana mengajak Aurora ke suatu tempat, tolong ijin aku untuk bisa pergi dengannya", tanya meminta ijin ke sahabat Aurora dengan tatapan intimidasinya ke arahku.
"Apa yang kamu rencanakan Mr. Jungkook?", tanya Lis dengan nada sinis. "Aku minta maaf, tidak seharusnya aku meminta Manager Sejin meneleponmu dan berpura-pura ingin menghubungi Aurora hanya karena aku ingin mengetahui nomor telepon Aurora, sungguh aku minta maaf", ucapku menyesal dan mencoba memperbaiki image burukku di mata Lis.
"Aurora memiliki hati yang sangat sensitif, jadi kalau kamu berencana untuk membuat hatinya menangis, tolong hentikan", pinta Lis dengan pelan namun penuh penekanan. Sesaat aku terdiam terasa menyesakkan atas apa yang Lis katakan. Jujur, akupun tidak tahu apakah yang akan aku lakukan ini nantinya akan membuat Aurora terluka. Aku hanya ingin mengikuti kata hatiku saja.
"2 hari lagi aku akan kembali ke Seoul Lis", terangku. "Dan ada yang ingin aku pastikan ke Aurora, aku ingin tahu apa semua ini hanya kebetulan atau memang takdir yang sudah dituliskan untukku", tambahku untuk meyakinkan Lis. "Aku mohon ijinkan aku, paling tidak sampai besok saja untuk bisa bertemu dengan Lis" penjelasan ku tampaknya diacuhkan Lis dengan tatapannya yang seakan menginginkanku menjauh dari Aurora.
"Mungkin mudah untukmu berkata demikian, tapi apa kamu sudah terpikirkan bagaimana Aurora nanti saat kamu kembali ke Seoul?" Jawab Lis mengintimidasiku. "Sudah ku duga, kamu pasti tidak bisa menjawabnya", tambah Lis dengan berlalu meninggalkanku.
Dengan patah hati akibat penolakan Lis yang tidak mengijinkanku mendekati Aurora, aku kembali menghampiri Aurora yang tampak berdiri di pinggir kolam. Mata ini seketika ditangkap oleh pandangan mata Aurora ke arahku, senyumannya sungguh meneduhkan, akupun berusaha menyembunyikan patah hatiku berganti dengan membalas senyum manis untuknya.
~ Obrolan sesaat sebelum aku menemui Lis ~
"Kenapa Prof. Balmain kemarin memberikan bunga Lavender dan bukan bunga Mawar seperti layaknya orang-orang berikan?", tanyaku penasaran. "Lavender identik sama kekaguman dan keanggunan. Lavender juga warnanya hanya ungu. Kamu tahu kan arti warna ungu?", tanyanya dengan nada menggemaskan dan ku respon dengan lirikan mata seraya meledeknya karena memang warna ungu sudah sangat identik denganku dan BTS.
"Ungu bisa diartikan sebagai kepercayaan dan kecintaan", jawabnya begitu syahdu. "Itu artinya Prof. Balmain sangat mempercayai dan mencintaimu Ra?", tanyaku balik dengan memicingkan mata karena penasaran. "Tidak hanya ke aku, tapi ke semua murid", jawabnya kesal. "Prof. Balmain mencintai kami dengan memberikan kepercayaannya dan tugas kami membuktikannya dengan sebaik mungkin", tambahnya dengan penjelasan yang sangat bijaksana.
"Dan kemarin, kamu berhasil membuktikannya dengan penampilanmu yang...", ucapku menggantung sengaja untuk membuatnya penasaran. "Yang apaaa", tanyanya dengan bibir yang dikerutkan. Sungguh lucu dan berhasil membuatku tersenyum simpu kepadanya.
"Kalau begitu, seorang pria harusnya memberikan saja bunga lavender kepada wanita yang dia cintai ya. Karena pria itu menaruh kepercayaan penuh ke si wanita yang di cintai, benarkan?", tanyaku menggoda dengan tidak mengalihkan pandanganku pada Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE THAT STAR
Romance*JUNGKOOK FANFICTION* Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik. Di saat...